Gejala spina bifida
Gejala spina bifida dapat dibedakan berdasarkan jenisnya yakni okulta, meningokel, dan mielomeningokel.
Pada jenis okultas, gejala spina bifida meliputi adanya jambul dan muncul lesung pipit atau tanda lahir di bagian tubuh yang terkena.
Berbeda dengan gejala spina bifida meningokel yang ditandai dengan muncul kantung berisi cairan pada punggung.
Sementara jenis mielomeningokel memiliki gejala berupa adanya kantung berisi cairan dan serabut saraf di punggung, pembesaran kepala, perubahan kognitif, hingga sakit punggung.
Pengobatan spina bifida
Pengobatan untuk kelainan kongenital atau cacat bawaan spina bifida pada bayi baru lahir akan disesuaikan dengan tingkat keparahannya.
Jenis spida bifida okulta biasanya tidak memerlukan pengobatan, tetapi jenis meningokel dan mielomeningokel butuh penanganan.
Penanganan yang diberikan dokter untuk mengatasi spina bifida meliputi operasi sebelum kelahiran, prosedur melahirkan caesar, dan melakukan operasi setelah melahirkan.
5. Bibir sumbing
Bibir sumbing adalah kelainan kongenital atau cacat bawaan pada bayi baru lahir yang membuat bagian atas bibir bayi tidak menyatu dengan sempurna.
Gejala bibir sumbing
Bibir sumbing pada bayi akan dengan mudah terlihat saat ia baru lahir. Dengan kondisi bibir dan langit-langit mulut yang tidak sempurna, bayi biasanya akan mengalami beberapa gejala bibir sumbing meliputi:
- Susah menelan
- Suara sengau saat bicara
- Infeksi telinga yang terjadi beberapa kali
Pengobatan bibir sumbing
Pengobatan bibir sumbing pada bayi dapat dilakukan dengan jalan operasi atau pembedahan. Tujuan dari operasi bibir sumbing yakni untuk memperbaiki bentuk bibir dan langit-langit mulut.
Bagaimana cara mendiagnosis kelainan kongenital pada bayi?

Ada berbagai jenis kelainan kongenital atau cacat bawaan pada bayi yang dapat didiagnosis sejak kehamilan. Dokter dapat mendiagnosis cacat bawaan pada bayi di dalam kandungan dengan menggunakan alat ultrasound (USG).
Selain itu, pemeriksaan juga bisa dilakukan dengan tes darah dan tes amniosentesis (pengambilan sampel cairan ketuban).
Berbeda dengan pemeriksaan USG, tes darah dan amniosentesis pada ibu hamil biasanya dilakukan jika terdapat risiko tinggi. Entah ibu berisiko tinggi karena faktor keturunan atau riwayat keluarga, usia saat hamil, dan lainnya.
Namun, dokter akan memastikan lebih jelas mengenai adanya kelainan kongenital pada bayi baru lahir dengan melakukan pemeriksaan fisik.
Di sisi lain, pemeriksaan darah atau tes skrining setelah kelahiran juga dapat membantu dokter untuk mendiagnosis cacat bawaan atau kelainan kongenital pada bayi baru lahir bahkan sebelum gejalanya mulai muncul.
Dalam beberapa kasus, tes skrining kadang tidak menunjukkan bahwa bayi memiliki cacat lahir bawaan sampai akhirnya gejalanya muncul di kemudian hari.
Jadi, ada baiknya untuk selalu memerhatikan jika muncul berbagai gejala yang tidak biasa selama masa tumbuh kembang si kecil. Segera periksakan buah hati Anda ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang sesuai.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar