Kebiasaan mendengkur atau ngorok bisa terjadi karena anatomi saluran pernapasan pada tenggorokan, masalah pernapasan atau gangguan tidur. Meskipun umumnya tidak berbahaya, tetapi kebiasaan mengorok bisa mengganggu orang lain atau menurunkan kualitas tidur. Bahkan, mengorok akibat obstructive sleep apnea bisa menghentikan pernapasan. Nah, salah satu cara mengatasi kebiasaan ini adalah terapi continous positive airway pressure (CPAP).
Bagaimana prosedur pelaksaan dari terapi tersebut? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini, ya.
Apa itu CPAP?
Continuous positive airway pressure (CPAP) adalah cara utama untuk mengatasi tidur mendengkur yang terjadi karena obstructive sleep apnea (OSA). Mengorok dengan suara yang keras dan mengalami gangguan pernapasan saat tidur adalah salah satu tanda dari penyakit yang merupakan gangguan tidur serius ini.
OSA bisa menyebabkan saluran napas tertutup sebagian atau seluruhnya saat tidur sehingga menghambat aliran udara. Saat tertutup seluruhnya, penderita OSA bisa mengalami henti napas saat tidur. Nah, CPAP adalah sebuah alat yang memberikan tekanan udara melalui masker yang ditempatkan di atas hidung dan/atau mulut saat tidur.
Menurut Sleep Foundation, CPAP bekerja dengan memberikan tekanan positif pada saluran napas atas secara konstan. Dengan begitu, saluran napas pada tenggorokan tetap terbuka selama tidur dan volume udara pada paru pun dapat dipertahankan.
Singkatnya, penggunaan CPAP melancarkan pernapasan saat tidur dan oksigen dapat disalurkan dengan baik ke seluruh tubuh. Alhasil, Anda dapat terhindarkan dari gangguan ngorok yang bisa membahayakan nyawa.
Cara menghentikan ngorok melalui CPAP juga dapat menjadi solusi bagi penderita OSA dengan gejala ngorok yang tak kunjung hilang meski sudah menjalani operasi pembendahan seperti tonsilektomi (bedah amandel) atau adenoidektomi (bedah adenoid).
Banyak orang khawatir bahwa pemberian tekanan positif pada saluran pernapasan dapat menyebabkan paru-paru pecah. Namun jangan khawatir, CPAP memiliki kemampuan untuk menyesuaikan tekanan yang tubuh butuhkan guna menjaga saluran napas tetap terbuka.
Siapa saja yang memerlukan terapi CPAP?
Prosedur terapi CPAP telah terbukti efektif mengatasi gejala dari OSA dan sleep apnea. Namun, tidak semua pasien yang mengalami kondisi tersebut memberikan respons yang positif terhadap pengobatan menggunakan terapi CPAP. Oleh sebab itu, penting untuk berkonsultasi terlebih dahulu pada dokter apakah terapi ini akan efektif untuk mengatasi kondisi Anda.
Selain itu, ada beberapa kondisi yang mungkin harus menjadi perhatian Anda jika ingin menjalani terapi CPAP, mengingat terapi ini bisa mengalami kontraindikasi dengan beberapa kondisi berikut:
- Pasien yang tidak bisa kooperatif karena memiliki gangguan kecemasan.
- Pasien yang kehilangan kesadarannya hingga tidak bisa menjaga jalan napasnya sendiri.
- Orang yang sedang mengalami kondisi gagal napas.
- Pasien yang memiliki trauma yang berkaitan dengan wajahnya.
- Orang yang pernah menjalani operasi pada wajah, esofagus, atau usus.
- Pasien yang mudah mengeluarkan cairan melalui saluran pernapasan.
- Orang yang pernah mengalami mual dan muntah akut.
- Pasien yang mengalami asma hiperkarbia atau penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
Oleh sebab itu, Anda perlu berhati-hati sebelum memutuskan untuk menjalani terapi CPAP untuk mengatasi kondisi ini. Sebaiknya, jangan memilih terapi ini jika dokter tak menyarankannya.
Persiapan sebelum menjalani terapi CPAP
Sebelum akhirnya menggunakan mesin CPAP untuk terapi, ada beberapa persiapan yang perlu Anda lakukan. Berikut adalah langkah-langkah persiapan sebelum menggunakan alat CPAP:
1. Meletakkan alat pada tempat yang tepat
Langkah awal yang perlu Anda lakukan adalah meletakkan alat CPAP pada tempat yang tepat. Berikut adalah beberapa kriteria tempat yang sesuai untuk meletakkan benda ini:
- Terdapat permukaan yang datar dan cukup luas sehingga alat CPAP bisa dengan aman Anda letakkan pada bagian atasnya.
- Cukup dekat dengan tempat tidur, sehingga selang dari alat ini dapat mencapai ke bagian atas kasur.
- Pastikan ada kanal stop kontak yang cukup dekat dengan mesin agar bisa menancapkan steker listrik dari mesin ini dengan mudah.
- Mudah untuk menyalakan mesin, membuka kompartemen filter, dan menambahkan air ke dalam humidifiernya.
Anda bisa menambahkan meja kecil di sebelah tempat tidur untuk meletakkan mesin pada bagian atas permukaannya.
2. Memeriksa filter pada alat CPAP
Jika hendak menggunakan mesin CPAP, Anda akan menyadari bahwa alat ini juga memiliki filter. Namun, tipe dari filter juga tergantung pada tipe mesin CPAP yang Anda gunakan.
Filter pada mesin CPAP terdapat pada sebuah kompartemen berukuran kecil yang bisa Anda temukan dengan mudah pada alat ini. Instruksi pada alat atau yang dokter berikan akan memberikan penjelasan lengkap mengenai apa yang harus Anda lakukan dengan filter tersebut setiap hendak menggunakan alat.
3. Memasang selang ke mesin CPAP dan ke masker
Nah, jika Anda hendak tidur, pasang terlebih dahulu selang ke mesin CPAP. Tentu sudah tersedia tempat khusus yang bisa Anda temukan dengan mudah untuk memasangkan selang ini ke mesin tersebut. Intinya, Anda tidak perlu berusaha keras untuk memasangkan selang ke alat.
Nantinya, ujung lain dari selang ini juga akan Anda hubungkan ke masker. Masker tersebut akan Anda gunakan saat tidur untuk membantu mengatasi kondisi ini.
4. Mengatur humidifier (jika tersedia)
Ada beberapa tipe CPAP yang sudah dilengkapi dengan humidifier untuk membantu Anda melembapkan udara. Tujuannya, untuk mengeringkan mulut dan tenggorokan pada malam hari. Jika alat CPAP yang Anda gunakan sudah memiliki humidifier, isi dengan air bersih yang sudah matang.
Perhatikan jumlah air yang bisa Anda masukkan ke dalam humidifier. Upayakan untuk tidak melebihi batas maksimal pada humidifier, karena air yang berlebih bisa masuk ke dalam selang. Jika terjadi, hal tersebut tentu akan mengganggu prosedur CPAP nantinya.
5. Memasang mesin CPAP pada stop kontak
Jika selang sudah terpasang, baik kepada mesin dan kepada masker, Anda bisa menyalakan mesin CPAP. Pastikan bahwa alat sudah tersambung ke aliran listrik dengan benar dan tepat.
Hal ini juga penting untuk menghindari kerusakan alat yang berhubungan dengan masalah teknis. Selain itu, Anda akan merasa lebih aman untuk menggunakannya.
Prosedur pelaksanaan terapi menggunakan mesin CPAP
Setelah mempersiapkan alat dengan baik, berikut adalah prosedur penggunaan mesin CPAP untuk terapi:
1. Gunakan dan sesuaikan masker pada wajah
Kini, saatnya Anda memasang masker yang sudah terhubung dengan mesin melalui selang pada wajah. Ada beberapa jenis masker yang bisa Anda gunakan dengan mesin CPAP untuk terapi ini. Ada masker yang menutup hidung dan mulut, tetapi ada pula yang hanya menutupi hidung dan bagian bawahnya saja.
Biasanya, dokter akan membantu merekomendasikan jenis masker yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Pemilihan masker bisa dokter tentukan berdasarkan cara Anda bernapas saat tidur, tekanan yang dibutuhkan, hingga posisi tidur setiap malam.
Namun, apapun jenis masker yang akan Anda gunakan nantinya, masker tersebut akan disertai dengan tali pengait agar masker tidak berubah posisi saat Anda tidur. Tali pengait tersebut nantinya akan Anda gunakan hingga ke bagian belakang kepala.
Saat menggunakan masker, Anda perlu memastikan masker sudah terpasang dengan baik. Meski harus menutupi bagian wajah, bukan berarti masker tersebut harus menekan kulit. Jika masih kurang nyaman, posisikan masker tersebut hingga terasa nyaman untuk Anda gunakan selama tidur.
2. Menyalakan mesin CPAP untuk mulai digunakan
Saat masker sudah berhasil pada posisi yang tepat dan nyaman, Anda sudah boleh menyalakan mesin CPAP. Pengaturan tekanan pada mesin CPAP seharusnya sudah diatur oleh dokter atau ahli medis yang membantu menangani kondisi Anda. Ini artinya, Anda hanya perlu menyalakan tanpa mengotak-atiknya terlebih dahulu.
Jika mesin CPAP sudah menyala, Anda akan menyadari adanya udara dari masker. Namun, jika Anda merasakan ada udara yang terasa hingga keluar masker, mungkin posisi masker perlu disesuaikan kembali.
Saat mulai menggunakan alat ini, Anda bisa memulai tekanan udara mulai dari paling rendah terlebih dahulu dan kemudian perlahan meningkat hingga tekanan yang dokter rekomendasikan untuk Anda. Tetapi, Anda juga bisa menggunakannya dengan tekanan udara yang sudah besar sesuai rekomendasi dokter dari awal.
3. Menemukan posisi tidur yang nyaman
Saat menggunakan mesin CPAP sebagai bagian dari terapi untuk mengatasi kondisi ini, sebaiknya cari posisi tidur yang paling nyaman untuk Anda. Cobalah beberapa posisi tidur terlebih dahulu untuk mengetahui posisi mana yang paling nyaman saat harus tidur menggunakan alat ini.
Pastikan posisi tidur Anda tidak mengganggu penggunaan masker, tidak menahan selang udara yang menyambungkan masker dengan mesin, dan tidak membuat masker terlalu menekan wajah.
Mungkin membutuhkan waktu yang tak sebentar untuk, akhirnya, merasa nyaman tidur menggunakan mesin ini. Namun, jika Anda tetap tak bisa nyaman menggunakannya, cobalah berkonsultasi kembali dengan dokter. Ia mungkin akan membantu Anda mencari solusi terbaik untuk mengatasi kondisi tersebut.
Efek samping yang mungkin terjadi dari terapi CPAP
Penggunaan alat bantu CPAP ini bisa saja menimbulkan efek samping, di antaranya:
- Terus-terusan bermimpi selama awal penggunaan.
- Hidung kering dan tenggorokan terasa sakit.
- Pilek dan terus-menerus bersin.
- Iritasi pada mata dan kulit di sekitar area masker.
- Perut kembung.
- Mimisan (efek samping yang jarang terjadi).
Anda bisa merasakan ketidaknyamanan ringan di pagi hari saat pertama kali menggunakan CPAP. Bicarakan dengan dokter Anda jika Anda merasa tidak nyaman setelah beberapa hari penggunaan alat.
Jika Anda mengalami efek samping, selama itu tidak begitu mengganggu, Anda bisa meneruskan perawatan. Anda perlu menerapkan beberapa tips berikut jika mengalami efek samping.
- Bila Anda mengalami pilek, bicarakan dengan dokter Anda tentang penggunaan obat semprot hidung dekongestan atau kortikosteroid.
- Gunakan pelembab atau obat semprot hidung kortikosteroid untuk mengurangi iritasi dan drainase hidung.
Hal yang perlu Anda perhatikan selama menjalani terapi CPAP
Terapi ini disebut-sebut sangat efektif mengatasi gejala sleep apnea ketimbang cara nonbedah lainnya. Berikut ini adalah tanda yang menunjukkan bahwa Anda berhasil menjalani terapi untuk bernapas lebih baik saat tidur.
- Anda dapat tidur sesuai dengan kebutuhan, yakni tidur 7-8 jam per hari.
- Tidak lagi mengantuk di siang hari, tidak terbangun tiba-tiba di malam hari, atau merasakan suasana hati yang baik saat bangun pagi.
- Pemeriksaan dokter menunjukkan penurunan risiko penyakit jantung karena bisa membantu menurunkan tekanan darah baik di siang maupun malam hari.
Mungkin perlu waktu bagi Anda untuk merasa nyaman menggunakan CPAP. Jadi, jangan menyerah untuk menerapkan terapi ini beberapa kali hingga hasil perawatannya bisa Anda rasakan.
Selanjutnya, hal yang ada perlu perhatikan adalah perubahan gaya hidup. Hanya mengandalkan CPAP untuk mengobati sleep apnea tanpa mengubah gaya hidup tidak akan sepenuhnya berhasil.
Anda perlu menurunkan berat badan yang berlebih. Pasalnya, kenaikan berat badan bisa menyebabkan ekstra lemak di sekitar leher mempersempit jalur pernapasan. Oleh karena itu, tanyakan pada dokter Anda, berapa berat badan ideal yang harus Anda capai.
Cobalah untuk rutin berolahraga, setidaknya 30 menit per hari. Kemudian, perbaiki pola makan, seperti membatasi makanan tinggi gula dan lemak, serta mengatur kembali jam makan. Hindari minum alkohol sebelum tidur, dan sebaiknya berhenti menggunakan pil tidur.
Agar lebih efektif, hentikan kebiasaan merokok dengan mengurangi jumlah batang rokok secara perlahan. Posisikan tidur menyamping atau tengkurap, hindari tidur dengan posisi telentang. Agar lebih nyaman, pakai bantal tidur yang nyaman dan sesuai.
[embed-health-tool-heart-rate]