Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Pilek

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 22/10/2021

Pilek

Pengertian

Apa itu pilek?

Pilek adalah kondisi terdapatnya lendir atau cairan berlebih di dalam hidung. Lendir atau ingus dapat berbentuk kental, encer, bening, atau berwarna keruh, tergantung penyebab di baliknya. Terkadang, lendir juga dapat turun menuju tenggorokan.

Produksi lendir sebenarnya merupakan hal yang normal pada tubuh. Fungsi lendir adalah memastikan agar saluran pernapasan tetap lembap, sehingga Anda dapat bernapas dengan lancar. Selain itu, lendir juga mengandung antibodi yang dapat membantu membunuh bakteri.

Namun, kondisi-kondisi kesehatan tertentu dapat menyebabkan tubuh memproduksi lendir secara berlebihan, misalnya saat tubuh terpapar debu, alergen (pemicu alergi), udara dingin, atau virus.

Meski bukan masalah kesehatan serius, kondisi ini dapat mengganggu aktivitas karena gejalanya cukup mengganggu. Pilek dapat menyebabkan sulit bernapas karena hidung berair atau tersumbat ingus, bersin-bersin, batuk, dan badan lemas.

Tanda-tanda & gejala

Apa saja tanda-tanda dan gejala pilek?

Tanda-tanda dan gejala paling jelas dari pilek adalah hidung tersumbat, menghasilkan lendir lebih banyak, dan bersin.

Banyak orang yang merasakan gejala hidung meler atau tersumbat. Ini biasanya tergantung pada penyebab yang pilek itu sendiri.

Beberapa orang bisa mengalami hidung tersumbat saat pilek karena pembuluh darah dalam hidung melebar. Akibatnya, jaringan di dalam hidung membengkak. Sementara itu, beberapa lainnya mengalami hidung meler terus-terusan dikarenakan produksi ingus atau lendir yang berlebih.

Selain lendir berlebih dan hidung tersumbat, terkadang ada juga gejala tambahan yang menyertai, seperti:

  • Batuk
  • Sakit kepala
  • Kehilangan kemampuan mencium bau
  • Tidur mendengkur
  • Sakit tenggorokan
  • Merasa lemah dan tidak bertenaga

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Pilek merupakan kondisi yang biasanya dapat sembuh tanpa pengobatan khusus. Akan tetapi, waspadai gejala-gejala di bawah ini ketika Anda merasakan pilek:

  • Tetap mengalami demam tinggi meski sudah minum paracetamol
  • Sering muntah
  • Hidung tersumbat hingga sesak napas
  • Warna ingus berubah menjadi tidak biasa, misalnya kehijauan
  • Sakit tenggorokan berat, hingga suara serak atau parau
  • Sakit kepala parah
  • Batuk terus-terusan
  • Nyeri di bagian saluran sinus
  • Telinga berdenging
  • Nafsu makan menurun hingga berat badan berkurang drastis

Tanda-tanda dan gejala yang tidak biasa kemungkinan menandakan bahwa tubuh Anda sedang melawan infeksi virus. Segera konsultasi ke dokter apabila hidung Anda terus-terusan meler atau gejala yang Anda alami semakin memburuk. Hal tersebut bisa jadi merupakan bagian dari gejala flu atau penyakit serius lainnya.

Pada prinsipnya, segeralah berkonsultasi ke dokter apabila merasakan hal yang tidak biasa dari tubuh Anda, anak, maupun orang di sekitar Anda. Ingat, semakin cepat Anda mendapatkan pengobatan, peluang Anda untuk cepat pulih juga makin besar.

Penyebab

Apa penyebab pilek?

Pilek adalah gejala atau tanda-tanda dari suatu kondisi kesehatan atau penyakit yang sedang Anda alami.

Hidung yang meler atau tersumbat umumnya disebabkan oleh pembengkakan di jaringan di dalam hidung. Hal ini terjadi akibat peradangan pada jaringan dan pembuluh darah pada hidung.

Beberapa penyakit atau kondisi kesehatan yang sering menyebabkan pilek, antara lain:

1. Infeksi

Ketika seseorang terkena infeksi virus atau bakteri tertentu, salah satu gejala yang umum terjadi adalah pilek. Kondisi yang paling umum ditemukan adalah batuk pilek biasa alias common cold (selesma). Kondisi ini disebabkan oleh infeksi rhinovirus.

Selain itu, infeksi virus lainnya, seperti influenza, juga dapat menimbulkan penyakit flu dengan gejala khas pilek.

Sepintas, Anda mungkin menyangka pilek dan penyakit flu adalah kedua kondisi yang sama. Nyatanya, keduanya adalah kondisi yang sangat berbeda jauh.

Kunci utama perbedaan pilek dan flu terletak pada penyebabnya. Apabila pilek umumnya disebabkan oleh rhinovirus, flu biasanya disebabkan oleh infeksi virus influenza.

Selain common cold dan influenza, infeksi virus dan bakteri juga dapat memicu infeksi sinus atau sinusitis. Kondisi ini dapat bersifat akut dan kronis.

2. Alergi

Alergi juga jadi salah penyebab pilek. Apabila seseorang terpapar alergen atau pemicu alergi, seperti debu atau makanan tertentu, jaringan di dalam hidung akan meradang dan produksi lendir pun bertambah.

3. Obat-obatan tertentu

Tidak hanya kondisi kesehatan, beberapa jenis obat juga dapat memicu terjadinya gejala pilek, seperti obat semprot hidung dekongestan.

Memang, obat dekongestan bertujuan untuk melegakan hidung tersumbat. Akan tetapi, pemakaiannya harus dibatasi selama 3 hari. Sebaiknya, konsultasikan dengan dokter terkait pemakaian obat dekongestan agar terhindar dari pilek yang semakin parah.

4. Terpapar udara dingin

Jika tubuh terkena udara dingin atau kering, kondisi ini dapat merusak keseimbangan kadar lendir di dalam hidung. Akibatnya, hidung akan mengalami peradangan dan tersumbat.

5. Rhinitis nonalergi

Rhinitis nonalergi adalah kondisi di mana hidung Anda sering mengalami pilek, tetapi tidak ada tanda-tanda infeksi, alergi, atau penyakit apa pun. Dengan kata lain, penyebab pastinya tidak diketahui.

Namun, menurut Mayo Clinic, terdapat beberapa pemicu yang kemungkinan besar memengaruhi terjadinya rhinitis nonalergi, seperti:

  • Perubahan hormon
  • Terpapar asap rokok atau zat kimia tertentu
  • Makanan dan minuman tertentu
  • Mengonsumsi obat tertentu, seperti aspirin, ibuprofen, atau obat tekanan darah tinggi
  • Gangguan tidur atau sleep apnea

Faktor risiko

Apa yang meningkatkan risiko saya mengalami kondisi ini?

Ada banyak hal yang bisa membuat Anda mengalami hidung meler atau tersumbat, di antaranya:

1. Usia

Anak-anak, terutama yang usianya di bawah enam tahun, berisiko tinggi untuk pilek. Hal ini karena sistem imun mereka belum begitu sempurna untuk melakukan perlawanan terhadap banyak virus.

Anak kecil juga cenderung lebih sering untuk berkontak dekat dengan anak-anak lain. Anak-anak umumnya juga tidak menerapkan kebersihan dengan baik, seperti tidak rajin cuci tangan atau menutup mulut ketika batuk atau bersin.

2. Musim

Meski pilek bisa dialami kapan saja, gejala ini leb ih sering muncul saat musim hujan. Selama musim ini, Anda cenderung menghabiskan banyak waktu hanya di dalam ruangan bersama dengan orang-orang lainnya.

Berada di dalam ruangan bersama-sama dengan orang lain juga membuat Anda menghirup udara yang sama dalam jangka waktu lama, termasuk jika ada di antara Anda yang kena pilek.

3. Alergi

Orang dengan alergi umumnya sering mengalami kondisi ini sepanjang hidupnya. Itu artinya, jika orang tersebut terpapar alergen (zat penyebab alergi), gejalanya akan terus muncul.

Gejalanya tidak akan hilang meski sudah minum obat pilek. Satu-satunya cara meringankan gejala adalah dengan menghindari pemicu alergi.

4. Menderita penyumbatan hidung dan infeksi sinus kronis

Kondisi ini mengacu pada penyumbatan (obstruksi) di hidung atau rongga hidung yang menghalangi jalannya pernapasan. Infeksi sinus atau sinusitis sering menyebabkan gejala pilek disertai sakit berdenyut di sekitar mata, dahi, dan hidung.

5. Merokok

Merokok dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh yang pada akhirnya membuat Anda lebih rentan terkena pilek dan infeksi virus lainnya.

Gejala pilek yang dialami oleh seorang perokok umumnya lebih buruk daripada yang tidak merokok.

6. Kurang tidur

Kurang tidur memengaruhi sistem kekebalan tubuh Anda. Ketika tidak cukup tidur, sistem kekebalan tubuh Anda akan mengalami penurunan. Akibatnya, Anda akan lebih rentan terkena berbagai infeksi virus.

7. Stres psikologis

Stres psikologis juga bisa jadi faktor risiko yang membuat Anda lebih rentan terkena penyakit yang disertai gejala pilek. Hal ini karena kondisi ini memengaruhi cara kerja hormon kortisol, yaitu hormon yang bertugas untuk mengatur peradangan di tubuh.

Ketika Anda sedang stres, kortisol mungkin jadi kurang efektif untuk mengendalikan respons peradangan tubuh terhadap virus atau bakteri penyebab flu atau pilek. Akibatnya, Anda akan lebih rentan terinfeksi penyakit.

Diagnosis dan pengobatan

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

Bagaimana kondisi ini didiagnosis?

Kebanyakan orang pilek dapat diketahui dengan tanda-tanda dan gejala yang mereka alami.

Jika dokter mencurigai Anda memiliki infeksi bakteri atau kondisi lainnya, dokter dapat meminta untuk melakukan rontgen dada atau tes lain. Hal ini dilakukan supaya dokter dapat mengetahui penyebab lain dari gejala yang Anda alami.

Bagaimana cara mengobati pilek?

Sebenarnya, istirahat di rumah selama terkena pilek dan banyak minum air putih adalah cara paling efektif untuk meredakan kondisi ini. Akan tetapi, jika hidung meler dan tersumbat yang Anda alami sampai mengganggu aktivitas, Anda bisa minum obat tertentu untuk meredakan gejala.

Berikut beberapa obat pilek yang bisa diminum untuk mengatasi hidung meler.

  • Paracetamol atau ibuprofen untuk pereda nyeri
  • dekongestan (pseudoephedrine) untuk mengencerkan lendir di hidung
  • antihistamin (dipenhydramine) jika pilek dipicu oleh alergi
  • antivirus (hanya bisa diperoleh dengan resep dokter

Selain obat-obatan kimia, sejumlah bahan alami juga bisa digunakan untuk meringankan gejala pilek. Pilihlah obat pilek alami yang kaya akan kandungan zink, vitamin C, atau vitamin D.

Pengobatan di rumah

Apa saja perubahan gaya hidup untuk mencegah pilek?

Pilek adalah kondisi yang bisa dicegah dengan beberapa perubahan gaya hidup seperti di bawah. Cara-cara di bawah juga efektif untuk mencegah flu atau influenza.

Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah pilek:

1. Rajin cuci tangan

Salah satu upaya efektif mencegah penyebaran penyakit adalah dengan rajin cuci tangan. Cuci tangan Anda dengan air yang mengalir dan sabun sebelum makan atau setiap kali Anda selesai dari urusan toilet.

Jika sabun dan air tidak tersedia, gunakan hand sanitizer berbasis alkohol.

2. Rajin beres-beres rumah

Bersihkan setiap sudut rumah Anda secara teratur supaya mencegah penyebaran penyakit serta mengurangi risiko terpapar alergen. Bersihkan dapur dan kamar mandi dengan disinfektan, terutama ketika seseorang dalam keluarga Anda menderita pilek.

3. Pakai saputangan atau tisu

Setiap kali Anda bersin atau batuk, tutuplah dengan saputangan untuk mencegah penyebaran virus ke orang lain. Anda juga bisa menggunakan tisu. Namun, pastikan segera buang tisu ke tempat sampah dan cuci tangan Anda.

Jika Anda tak punya tisu, saat bersin atau batuk sebaiknya arahkan mulut Anda ke siku dalam.

4. Hindari kontak dengan penderita

Jangan berbagi gelas minum atau peralatan dengan penderita, meski itu keluarga Anda sendiri. Gunakan gelas Anda sendiri atau gelas sekali pakai ketika Anda atau orang lain sedang sakit.

Anda dapat memberi label pada cangkir atau gelas dengan nama orang yang sedang pilek.

5. Jaga kesehatan

Selain yang sudah disebutkan di atas, pastikan Anda juga menjaga diri dengan baik. Hal ini bisa dilakukan dengan cara menerapkan pola makan sehat, olahraga teratur, cukup tidur, dan mengelola stres.

Disclaimer

Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 22/10/2021

Iklan

Apakah artikel ini membantu?

Iklan
Iklan