backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

19

Tanya Dokter
Simpan

15 Kandungan Skincare yang Tidak Boleh Dipakai Bersamaan

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Zulfa Azza Adhini · Tanggal diperbarui 3 minggu lalu

15 Kandungan Skincare yang Tidak Boleh Dipakai Bersamaan

Ada banyak cara yang bisa dilakukan dalam menjaga kesehatan kulit. Salah satunya dengan menggunakan produk skincare. Meski begitu, Anda perlu hati-hati karena terdapat kandungan skincare yang tidak boleh dipakai bersamaan. Simak ulasannya yuk! 

Kandungan skincare yang tidak boleh dipakai bersamaan

Belakangan, banyak tersedia produk skincare atau perawatan kulit dalam berbagai varian. Entah itu mengandung bahan aktif seperti retinol, vitamin C, atau campuran bahan-bahan alami maupun kimiawi lain. 

Meski memberikan manfaat yang baik bagi kesehatan kulit, tidak semua bahan dalam skincare dapat dicampur dalam satu waktu.

Nyatanya, ada sejumlah kandungan skincare yang tidak boleh dipakai bersamaan karena bisa memicu masalah kulit baru. 

Di bawah ini beberapa kandungan skincare yang tidak boleh digunakan secara bersamaan. 

1. Vitamin C dan AHA/BHA

kandungan produk skincare yang tidak boleh dipakai bersamaan

Salah satu kandungan bahan skincare yang tidak boleh dipakai bersamaan yaitu vitamin C dengan AHA/BHA.

Kedua senyawa aktif ini memang sama-sama mencerahkan kulit, tetapi AHA BHA tidak boleh dicampur dengan vitamin C karena bisa menjadi bumerang bagi kulit Anda. 

Begini, AHA/BHA yang digunakan bersama dengan vitamin C untuk kulit ternyata bisa memengaruhi tingkat efektivitasnya. Pasalnya, vitamin C mengandung kadar pH yang rendah.

Pada saat vitamin C dicampur dengan AHA/BHA, kadar pH pada vitamin C akan mengalami perubahan. Akibatnya, efek ketiga zat asam ini akan berkurang terhadap kulit. 

2. Retinol dan AHA

Kandungan skincare lainnya yang tidak boleh dipakai bersamaan yaitu retinol (vitamin A) dengan AHA (asam alfa hidroksi). 

Kedua senyawa aktif ini sebenarnya berkhasiat untuk melawan tanda-tanda penuaan karena dapat mempercepat pergantian sel kulit.

Akan tetapi, AHA tidak boleh dicampur dengan retinol. Hal ini karena kedua senyawa ini ternyata melawan tanda-tanda penuaan dengan mengelupas lapisan terluar kulit.

Alhasil, penggunaan retinol dan AHA cenderung memiliki efek samping berupa iritasi kulit, seperti kemerahan dan mengelupas. 

3. Retinoid atau retinol dan benzoil peroksida

Beberapa dari Anda mungkin tergoda ingin menggunakan benzoil peroksida dan retinol karena sama-sama membantu hilangkan jerawat

Sayangnya, kandungan skincare ini tidak boleh dipakai bersamaan. Hal ini dikarenakan benzoil peroksida dapat menonaktifkan molekul retinoid. 

Alih-alih mendapatkan wajah yang bebas dari jerawat, obat yang dipakai justru tidak berfungsi maksimal. 

Cobalah untuk mempertimbangkan penggunaan retinol dan benzoil peroksida secara bergantian. Bila bingung, konsultasikan dengan dokter kulit terkait kedua bahan kandungan skincare ini. 

4. Retinol dan asam salisilat

Pada dasarnya, hasil campuran retinol dan asam salisilat sama seperti campuran skincare lainnya, yaitu mengurangi tingkat efektivitas.

Selain itu, retinol tidak boleh dicampur dengan asam salisilat karena sama-sama mengeringkan kulit. 

Kabar buruknya, kulit yang terlalu kering ini bisa meningkatkan produksi minyak. Akibatnya, kulit wajah lebih rentan terhadap kondisi jerawat. 

Sebagai alternatif, Anda bisa memakai salisilat pada pagi hari sementara retinoid untuk rutinitas skincare malam hari.

Bila ingin mencampur kedua bahan skincare ini, sebaiknya konsultasikan dengan dokter kulit Anda. 

5. Pembersih wajah dan vitamin C

Normalnya, produk perawatan yang mengandung vitamin C digunakan pada pagi hari untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari dan meminimalisir efek penuaan

Vitamin yang disebut dengan asam askorbat ini juga memberikan hasil yang maksimal ketika digunakan bersama dengan pH yang rendah. 

Namun, vitamin C tidak boleh dicampur bersama pembersih wajah yang memiliki pH tinggi, kemampuan kulit menyerap vitamin ini akan berkurang.

Akibatnya, vitamin C tidak dapat berfungsi maksimal pada wajah untuk membantu melindungi kulit dari radikal bebas.

6. Niacinamide dan AHA

serum yang aman untuk ibu hamil

Niacinamide (vitamin B3) ternyata menjadi salah satu kandungan skincare yang tdak boleh dipakai bersamaan dengan AHA. Mengapa demikian? 

Niacinamide merupakan bentuk vitamin B3 yang dapat memperbaiki kulit kering atau rusak dengan meningkatkan tingkat elastisitasnya.

Bila niacinamide digunakan bersama dengan AHA, asam nikotinat akan terbentuk. Asam nikotinat yang dihasilkan ini bisa mengiritasi kulit.

Oleh sebab itu, penggunaan niacinamide paling efektif ketika kulit memiliki keseimbangan pH yang netral. 

7. Dua produk yang berbeda dengan zat aktif yang sama

Beberapa orang mungkin menyangka bahwa menggunakan dua skincare yang berbeda dengan zat aktif yang sama akan lebih baik. Faktanya, tidak demikian.

Sebagai contoh, penggunaan dua produk obat jerawat berkandungan benzoil peroksida punya risiko menimbulkan iritasi. Skin barrier bisa terganggu akibat kerja dua senyawa aktif yang sama pada kulit.

Maka dari itu, banyak dokter kulit yang tidak menyarankan pasiennya menggunakan dua obat dengan zat aktif yang sama dalam waktu yang bersamaan.

8. Asam glikolat dan asam salisilat

Pada dasarnya, asam glikolat dan asam salisilat merupakan dua bahan produk skincare yang berfungsi untuk mengangkat lapisan kulit mati.

Asam glikolat bekerja sebagai eksfoliator untuk mengangkat lapisan sel kulit terluar. Sementara itu, asam salisilat bekerja dengan menembus hingga lapisan kulit dalam untuk membuka pori-pori yang kotor dan tersumbat. 

Meski sama-sama bermanfaat, kandungan skincare ini tidak boleh dipakai bersamaan dalam satu waktu.

Pasalnya menggunakan dua bahan eksfoliator secara bersamaan justru dapat menimbulkan berbagai risiko pada kulit, seperti kulit mengelupas parah, kemerahan, perih, dan kering.

9. Retinol dan asam glikolat

Asam glikolat bekerja dengan mengangkat sel kulit mati pada lapisan terluar. Sementara itu, retinol dikenal sebagai eksfoliator yang efektif untuk menghilangkan dan mecegah jerawat.

Namun, menggunakan produk skincare berbahan aktif asam glikolat dan retinol secara bersamaan justru dapat membuat kulit iritasi, ditandai dengan kulit kering dan kemerahan.

Agar terhindar dari iritasi, coba gunakan kedua bahan skincare ini secara bergantian, misalnya gunakan asam glikolat di pagi hari, lalu gunakan retinol  di malam hari. 

Mengutip Cleveland Clinic, menggunakan dua bahan ini secara bergantian dapat membantu mengurangi flek hitam dan bekas jerawat.

10. Benzoil peroksida dan vitamin C

manfaat salmon untuk kulit

Anda juga tidak disarankan menggabungkan dua bahan skincare yang mengandung benzoil peroksida dan vitamin C secara bersamaan. 

Benzoil peroksida dapat mengoksidasi vitamin C dan membuat kedua bahan skincare ini bekerja kurang efektif di kulit.

Anda boleh saja memasukkan kedua bahan tersebut dalam rangkaian skincare Anda, tetapi gunakan secara bergantian. 

Apabila Anda sudah menggunakan produk dengan vitamin C di pagi hari, gunakan skincare berbahan benzoil peroksida di malam hari. 

11. Vitamin C dan retinol

Produk perawatan kulit dengan kandungan vitamin C dan retinol bisa membantu merawat kulit wajah dan menghilangkan jerawat

Namun, kandungan bahan skincare ini tidak boleh dipakai bersamaan. Pasalnya, menggabungkan keduanya dapat menyebabkan kulit kemerahan dan iritasi.

Sebaiknya, gunakan produk dengan bahan vitamin C di pagi untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari dan polusi. 

Kemudian, gunakan produk skincare mengandung retinol di malam hari untuk membantu mengelupas sel kulit mati dan meremajakan kulit. 

12.  Vitamin C dan asam glikolat

Bahan skincare yang tidak boleh digabung bersamaan selanjutnya adalah vitamin C dan asam glikolat. 

Kedua jenis bahan ini memiliki pH asam. Menggabungkan keduanya dapat menganggu keseimbagan pH kulit alami Anda.

Akibatnya, kulit akan rentan mengalami iritasi dan muncul gejala seperti kulit kering, kemerahan, gatal, serta ruam. 

Oleh sebab itu, sebaiknya gunakan kedua bahan produk skincare secara bergantian pada pagi hari atau malam hari. 

13. Benzoil peroksida dan hydroquinone

Benzoil peroksida merupakan jenis bahan skincare yang bekerja sebagai antiseptik untuk membantu membasmi bakteri penyebab jerawat. 

Sementara itu, hydroquinone merupakan bahan skincare yang dapat membantu mencerahkan kulit dan mengatasi hiperpigmentasi. 

Meski kedua bahan skincare ini memiliki peran tersendiri untuk merawat kulit, sebaiknya hindari menggunakannya secara bersamaan. 

Mengutip NIH, menggunakan produk dengan kandungan benzoil peroksida dan hydroquinone secara bersamaan justru dapat meningkatkan risiko iritasi kulit. 

14. Benzoil peroksida dan retinol

Selain tidak cocok digunakan bersama hydroquinone, senyawa benzoil peroksida tidak disarankan untuk digunakan bersamaan dengan retinol. 

Pasalnya, menggunakan kedua bahan skincare ini secara bersamaan dapat menyebabkan kulit menjadi lebih sensitif. 

Selain itu, penggunaan benzoil peroksida dan retinol secara bersamaan dapat menimbulkan masalah pada kulit seperti kulit kering, ruam, hingga mengelupas. 

Jika Anda ingin menggunakan keduanya, sebaiknya pakai secara bergantian saja di pagi hari atau malam hari.

15. Produk skincare berbasis air dan minyak

Saat membeli produk skincare, Anda mungkin menemukan jenis produk perawatan kulit yang mengandung air, seperti toner atau moisturizer. 

Selain itu, ada produk perawatan kulit yang berbasis minyak seperti face oil. Namun, sebaiknya hindari penggunaan skincare berbasis air dan minyak bersamaan.

Alasannya, minyak dan air pada dasarnya tidak dapat bercampur karena molekul minyak cenderung lebih besar daripada air. 

Akibatnya, kedua produk ini tidak dapat menyerap dengan baik di kulit dan justru meninggalkan rasa lengket di kulit.

Nah, itulah daftar berbagai bahan skincare yang tidak boleh dipakai bersamaan. Pada dasarnya, berbagai kandungan skincare ini sebenarnya masih bisa digunakan secara bergantian.  

Bila Anda bingung harus memulai dari mana, cobalah untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis kulit.

Dengan begitu, Anda bisa mengetahui apakah produk perawatan kulit yang tengah dipakai bisa dicampur dengan bahan skincare lainnya. 

Catatan akhir

Perlu Anda ketahui bahwa setiap orang bisa memiliki reaksi berbeda saat menggunakan produk skincare tertentu. Ada baiknya lakukan tes di kulit terlebih dahulu sebelum menggunakannya. Jika muncul efek samping, hentikan penggunaanya.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.



Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Zulfa Azza Adhini · Tanggal diperbarui 3 minggu lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan