Tumbuhnya benjolan di anus biasanya tidak membahayakan. Bahkan, gangguan saluran pencernaan ini sebenarnya umum terjadi. Namun, benjolan ini tetap bisa menimbulkan rasa tak nyaman. Lantas, apa saja penyebab kemunculannya dan bagaimana cara mengatasi benjolan daging di dubur?
Penyebab munculnya benjolan di anus
Pada dasarnya, anus merupakan organ yang menghubungkan saluran pencernaan dan bagian luar tubuh. Anus terdiri dari kelenjar lendir, kelenjar getah bening, pembuluh darah, dan ujung saraf sensitif.
Ketika bagian-bagian tersebut teriritasi, terinfeksi, atau tersumbat, terbentuklah benjolan yang membuat anus terasa keras atau nyeri ketika tersentuh.
Banyak penyakit yang memicu benjolan daging di dubur, berikut adalah beberapa contohnya.
1. Ambeien
Ambeien (wasir) merupakan kondisi yang paling sering menimbulkan benjolan di sekitar anus. Biasanya, hal ini dialami oleh orang yang mengalami ambeien luar.
Benjolan muncul karena adanya gangguan dalam aliran darah menuju saluran pembuangan. Gangguan terjadi oleh beberapa kebiasaan seperti mengejan terlalu keras karena sembelit atau duduk terlalu lama di toilet.
Pada gilirannya, darah akhirnya menumpuk dalam pembuluh darah dekat anus dan menimbulkan pembengkakan. Kondisi ini dapat menyebabkan BAB berdarah.
2. Kutil
Terkadang, benjolan di anus juga bisa berupa kutil. Kutil disebabkan oleh infeksi Human papillomavirus (HPV), salah satu jenis virus yang paling umum menyebabkan penyakit menular seksual (PMS).
Pada awalnya, kutil muncul dalam ukuran yang kecil, tapi seiring waktu kutil bisa tumbuh membesar sampai menutupi area anus.
Mengutip American Society of Colon & Rectal Surgeons, virus ini dapat menular melalui hubungan seksual yang tidak aman atau kontak langsung dengan orang yang terinfeksi pada area anus.
3. Moluskum kontagiosum
Moluskum kontagiosum adalah penyakit infeksi virus yang menyebabkan lesi, disebut papula, terbentuk di kulit dan menyebabkan benjolan daging di dubur atau area lainnya.
Papula berwarna kuning, merah, atau merah muda, biasanya terasa halus dan berbentuk berkubah. Seseorang mungkin memiliki beberapa papula dalam jumlah banyak dengan ukuran yang bervariasi.
Moluskum kontagiosum ditularkan melalui hubungan seks. Lesi ini biasanya berkembang di perut bagian bawah, paha atas, anus, dan daerah alat kelamin.
4. Kanker anus
Pada beberapa kasus, benjolan di anus juga bisa menjadi pertanda kondisi yang serius seperti kanker anus.
Kanker bisa muncul dan berkembang ketika mutasi gen mengubah sel yang normal dan sehat menjadi sel abnormal. Hal ini tentu akan memengaruhi fungsinya dalam tubuh.
Sel yang normal seharusnya tumbuh dan berkembang biak pada kecepatan tertentu, lalu mati dan digantikan dengan sel baru.
Namun pada tubuh yang bermasalah, sel-sel yang rusak akan terus tumbuh tak terkendali dan tetap hidup.
Kanker anus sering dikaitkan dengan virus HPV. Pada banyak kasus, virus HPV terdeteksi pada pasien yang memiliki kanker anus.
5. Folikulitis
Folikulitis adalah peradangan pada folikel rambut yang menyebabkan munculnya benjolan merah yang sering terasa gatal, nyeri, dan dapat berisi nanah.
Kondisi ini dapat terjadi di area tubuh mana pun yang menumbuhkan rambut, seperti di dada, paha, punggung, bokong, dan anus.
Infeksi bakteri Staphylococcus aureus adalah penyebab infeksi paling umum dari folikulitis. Selain itu, infeksi ragi Pityrosporum ovale dapat menyebabkan kondisi ini.
6. Prolaps rektum
Prolaps rektum merupakan kondisi ketika dinding rektum mengalami prolaps atau penurunan hingga terlihat keluar dari anus atau benjolan di anus.
Rektum merupakan salah satu organ pada sistem pencernaan yang berfungsi untuk menampung feses sebelum dikeluarkan melalui anus.
Sekilas, kondisi ini serupa dengan ambeien. Bedanya, prolaps rektum dapat menyebabkan inkontinensia alvi, yaitu feses keluar tiba-tiba tanpa disadari.
Hal tersebut terjadi lantaran ketidakmampuan tubuh mengendalikan buang air besar.
7. Hiperkeratosis
Hiperkeratosis mengacu pada kondisi penebalan lapisan luar kulit. Lapisan ini terbentuk dari protein yang disebut keratin.
Keratin yang mulai tumbuh terlalu cepat dapat memunculkan benjolan di anus. Beberapa jenis hiperkeratosis merupakan kondisi yang diturunkan dan mungkin muncul saat lahir.
Jenis hiperkeratosis lainnya bisa menjadi tanda awal kanker kulit (prakanker). Dalam beberapa kasus, hiperkeratosis adalah respons kulit terhadap gesekan atau iritasi.
Kapalan di tangan atau kaki Anda adalah salah satu bentuk hiperkeratosis.
Cara mengatasi benjolan di anus
Untuk mengatasi benjolan, Anda sebaiknya mengetahui terlebih dahulu penyakit apa yang mendasari kemunculannya. Pasalnya, setiap penyakit membutuhkan penanganan dan obat yang berbeda.
Berikut ini cara mengatasi benjolan di anus berdasarkan penyebabnya.
1. Cara mengatasi ambeien
Untuk mengetahui apakah benjolan di anus terjadi karena ambeien, dokter bisa melakukan pemeriksaan barium enema dengan sinar-X atau sigmoidoskopi dengan tabung panjang guna melihat saluran usus bagian bawah.
Dokter juga bisa melakukan kolonoskopi dengan alat bernama kolonoskop. Jika dari pemeriksaan tersebut dokter menduga bahwa penyebabnya adalah ambien, dokter mungkin akan menyarankan perawatan rumahan.
Caranya, cukup berendam atau duduk dalam air hangat selama 10 – 15 menit. Perawatan ini bisa Anda lakukan sebanyak 2 – 3 kali sehari sampai rasa gatal atau nyeri berkurang.
2. Cara mengatasi kutil dan moluskum kontagiosum
Pengobatan kutil anus tergantung pada ukuran dan jumlahnya. Anda biasanya dapat menggunakan obat topikal (oles), seperti obat yang mengandung podofilin dan asam biklorasetat.
Moluskum kontagiosum terkadang hilang tanpa pengobatan, tetapi ini bisa memakan waktu beberapa bulan.
Dokter umumnya akan merekomendasikan salep topikal yang mengandung podophyllotoxin, asam salisilat, atau kalium hidroksida.
Selain itu, dokter mungkin akan menghilangkan lesi dengan laser atau dengan membekukannya.
3. Cara mengatasi folikulitis
Bila Anda mengalami infeksi ringan, dokter akan memberikan krim antibiotik, losion, dan gel. Pada kasus parah, dokter mungkin meresepkan antibiotik yang dosisnya disesuaikan dengan tingkat keparahan.
Apabila Anda mengalami folikulitis lantaran infeksi jamur, obat antijamur oles atau pil biasanya akan direkomendasikan.
Jenis obat yang dipakai akan disesuaikan dengan keparahan kondisi dan lokasi folikel yang meradang.
Apakah benjolan di anus bisa hilang dengan sendirinya?
Benjolan di anus biasanya bisa hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari. Jika benjolan tidak kunjung hilang disertai dengan rasa nyeri, BAB berdarah, serta demam, segera konsultasi dengan dokter.
4. Cara mengatasi prolaps rektum
Awalnya, prolaps rektum bisa diobati dengan obat pelunak feses, supositoria, dan obat-obatan lainnya.
Namun kebanyakan pasien pada akhirnya memerlukan operasi untuk memperbaiki prolaps rektum yang muncul.
Jenis operasi tergantung dari seberapa besar bagian rektum yang mengalami prolaps. Kondisi kesehatan pasien secara menyeluruh juga jadi pertimbangan bagi untuk menentukan prosedur yang sesuai.
5. Cara mengatasi hiperkeratosis
Pengobatan topikal dengan kortikosteroid seringkali dapat membantu meringankan gejala benjolan di anus akibat hiperkeratosis.
Selain itu, biasakan mandi dengan baik dan mengeringkan area kulit sekitar anus. Ini untuk membantu mencegah kekambuhannya.
Prosedur untuk mengobati hiperkeratosis prakanker termasuk pembekuan lesi (cryosurgery), menggunakan krim khusus, atau bahan pengelupasan kimia.
Hiperkeratosis prakanker biasanya akan berubah menjadi keropeng, kadang-kadang melepuh, mengelupas, dan menghilang.
Sebagian besar penyebab benjolan daging di dubur dapat diobati. Namun, Anda tidak boleh mengabaikan perdarahan atau rasa tidak nyaman di dubur yang terus-menerus.
Jika pasien mengalami perubahan dalam buang air besar, perdarahan dubur, atau sakit parah, konsultasikan kepada dokter sesegera mungkin.
[embed-health-tool-bmr]