Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Buang air besar (BAB) berdarah adalah kondisi adanya darah yang keluar melalui anus, baik bersama feses maupun tidak.
Darah umumnya berasal dari perdarahan pada saluran pencernaan, seperti lambung, anus, rektum, atau bagian bawah usus besar.
Kondisi yang juga disebut sebagai berak darah ini tak selalu ditandai dengan keluarnya darah bersama feses.
Bila Anda mendapati darah pada tisu toilet, atau air dalam kloset berwarna merah muda, ini juga gejala terjadinya gangguan pencernaan.
Meski sering memicu kekhawatiran, BAB berdarah tidak selalu menandakan masalah kesehatan serius.
Sebagian besar kasus buang air besar berdarah biasanya disebabkan oleh sembelit atau wasir.
Banyak orang yang mengalami BAB berdarah tidak menyadari atau mengalami gejala apa pun.
Namun, ada beberapa orang yang merasakan gejala lain, seperti:
Berbagai gejala di atas bisa menjadi petunjuk bagi dokter untuk mengetahui penyebab munculnya darah saat buang air besar.
Namun, dokter terkadang membutuhkan petunjuk tambahan mengenai kondisi pasien dari warna feses.
Warna feses yang dihasilkan oleh pasien adalah salah satu penanda penting yang menunjukkan dari mana perdarahan terjadi.
Mengutip Cleveland Clinic, ada beberapa perbedaan warna BAB yang diamati oleh dokter, yakni:
Warna merah atau hitam pada feses tidak selalu menandakan perdarahan pada saluran pencernaan. Warna feses bisa berubah seperti ini bila Anda mengonsumsi banyak makanan berwarna merah atau suplemen zat besi.
Namun, Anda perlu waspada bila mengalami BAB berdarah atau perubahan warna feses yang disertai dengan gejala seperti:
Jika Anda merasakan satu atau lebih gejala yang disebutkan, sebaiknya konsultasikan dengan dokter.
BAB berdarah termasuk tanda saluran pencernaan tengah mengalami masalah dan salah satunya bisa disebabkan oleh perdarahan.
Berikut sederet gangguan pencernaan yang bisa menjadi penyebab buang air besar bercampur darah.
Wasir merupakan penyebab BAB berdarah yang paling umum. Perdarahan ketika BAB terjadi karena adanya pembengkakan pembuluh darah dan peradangan pada anus.
Divertikulitis merupakan peradangan pada kantong-kantong kecil yang terbentuk dalam lapisan usus.
Selain feses berdarah, divertikulitis juga bisa menimbulkan gejala lain, seperti demam, mual, muntah, dan sakit perut.
Penyebab BAB bercampur darah lainnya yaitu fisura ani atau kondisi ketika adanya robekan pada kulit anus. Perdarahan saluran pencernaan bawah ini bisa mengeluarkan darah yang berwarna merah terang.
Meski terlihat mengkhawatirkan, perdarahan biasanya akan cepat berhenti dan bab berdarah bisa sembuh sendiri dalam beberapa minggu saja.
Menurut British Journal of General Practice, BAB berbarah dapat disebabkan oleh penyakit radang usus atau IBD
Gejala IBD bervariasi, tetapi umumnya meliputi sakit perut, kram, kembung, sering buang air besar, dan BAB berdarah.
Buang air besar berdarah pada lansia mungkin disebabkan oleh angiodisplasia. Kondisi ini terjadi akibat penuaan dan kerusakan dinding pembuluh darah di sekitar usus yang membengkak.
Tukak lambung adalah luka pada lapisan lambung atau duodenum, yaitu bagian atas usus kecil yang juga dikenal sebagai usus dua belas jari.
Kondisi ini dapat menyebabkan perdarahan pada saluran pencernaan sehingga terjadi BAB berdarah.
Polip adalah tumor jinak yang tumbuh pada jaringan, salah satunya saluran pencernaan dan usus.
Polip usus yang masih berukuran kecil biasanya tidak memicu gejala apa pun. Namun,Tumor jinak yang sudah membesar dan menyebar gejala umumnya berupa BAB berdarah yang disertai dengan diare.
Fistula ani adalah pembentukan saluran kecil antara ujung usus dan kulit di sekitarnya.
Saluran kecil ini dapat terbentuk akibat infeksi di dekat anus yang menyebabkan kumpulan nanah (abses). Akibatnya, feses berdarah pun tidak dapat dihindari.
Iritasi usus atau irritable bowel syndrome (IBS) merupakan masalah pencernaan yang memengaruhi fungsi usus besar.
Masalah ini menimbulkan kontraksi otot pencernaan yang tidak stabil sehingga memicu rasa sakit dan BAB berdarah.
Infeksi saluran cerna bisa disebabkan oleh bakteri berupa Salmonella, Shigella, atau, Yersinia. Ketiga bakteri ini dapat menyebabkan gejala penyakit pencernaan seperti diare dan kram pada perut.
Akibat kontraksi menerus saat diare, darah dalam usus bisa ikut keluar ketika buang air besar.
Beragamnya penyebab BAB berdarah membuat dokter perlu memeriksa kondisi Anda lebih lanjut.
Dokter akan mengawali pemeriksaan dengan menanyakan gejala yang Anda rasakan, melihat riwayat kesehatan, dan melakukan tes kesehatan.
Tes kesehatan yang direkomendasikan untuk menegakkan diagnosis penyebab buang air besar berdarah adalah sebagai berikut.
Pada dasarnya, obat BAB berdarah baru dapat diberikan atau dilakukan setelah dokter memastikan apa penyebab kondisi ini.
Hal tersebut bertujuan agar pengobatan tidak hanya menghentikan perdarahan saluran pencernaan, melainkan juga mencegah kekambuhan.
Selain obat, Anda mungkin juga membutuhkan tindakan bedah jika penyebab perdarahan yaitu polip pada usus yang berkembang menjadi kanker.
Selalu diskusikan dengan dokter terkait pilihan obat dan pengobatan yang tepat sesuai kondisi Anda.
Setelah berhasil menghentikan perdarahan, sebaiknya jalani gaya hidup sehat guna mengurangi risiko buang air besar berdarah.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah BAB berdarah.
BAB berdarah dapat menjadi pertanda dari berbagai masalah pencernaan, mulai dari wasir hingga kanker usus besar. Bila Anda mendapati adanya darah pada feses, Anda tidak perlu panik. Selalu konsultasikan dengan dokter untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar