Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Barium enema adalah pemeriksaan sinar-X yang dilakukan pada saluran pencernaan bawah. Prosedur ini dilakukan untuk mendeteksi perubahan atau kelainan pada usus besar atau kolon. Barium enema dikenal juga dengan sebutan colon X-ray.
Prosedur barium enema melibatkan penuangan cairan barium sulfat ke dalam usus besar. Barium dapat menyerap sinar-X dan tampak berwarna putih dalam foto rontgen. Pola cairan akan menunjukkan apa penyebab masalah pada usus besar Anda.
Hasil pemeriksaan sinar-X juga menentukan apakah Anda perlu menjalani prosedur lanjutan seperti kolonoskopi, lopografi, dan lain-lain. Pada pemeriksaan lanjutan, polip atau jaringan abnormal yang ditemukan akan diangkat melalui biopsi atau operasi.
Penggunaan barium dan sinar-X bisa menunjukkan sejumlah kondisi pada usus besar. Dokter biasanya menyarankan pasien untuk melakukan prosedur barium enema jika pasien mengalami tanda dan gejala seperti:
Pemeriksaan ini juga dapat digunakan untuk menyelidiki tanda-tanda dan gejala yang mengarah kepada gangguan pencernaan tertentu, misalnya:
Rontgen barium enema memiliki sejumlah risiko. Efek samping sangat jarang terjadi karena risikonya begitu kecil, tapi tidak menutup kemungkinan terjadi kondisi berikut.
Kolonoskopi adalah prosedur untuk memeriksa usus besar dengan teleskop lentur. Alternatif untuk prosedur ini yaitu kolonoskopi virtual (CT colonography) menggunakan bantuan rontgen untuk mencetak gambar 2D dan 3D dari usus besar dan anus Anda.
Sebelum menjalani tes barium enema, Anda akan diminta untuk mengosongkan usus besar terlebih dulu. Persiapan ini penting karena sisa feses dalam usus besar dapat mengaburkan hasil pemindaian sehingga dianggap sebagai kelainan.
Untuk mengosongkan usus besar Anda, petugas medis akan memberikan arahan sebagai berikut.
Selama masa persiapan, Anda juga perlu memberitahu dokter mengenai obat-obatan yang rutin Anda konsumsi paling tidak seminggu sebelumnya. Dokter mungkin akan menyesuaikan dosis obat Anda atau menghentikan pengobatan untuk sementara.
Pemeriksaan akan dilakukan oleh seorang dokter spesialis bersama teknisi radiologi. Dokter kemudian melakukan pemeriksaan sinar-X untuk memastikan usus besar Anda benar-benar kosong.
Setelah itu, dokter atau teknisi akan memasukkan sebuah tabung enema yang telah diberi pelumas ke dalam rektum Anda. Tabung ini juga terhubung dengan kantong barium yang berfungsi mengirimkan cairan barium ke dalam usus besar.
Tabung pengirim barium memiliki sebuah balon kecil pada ujungnya. Saat ditempatkan dekat jalan masuk rektum, balon inilah yang akan menjaga barium tetap berada dalam tubuh Anda. Pada kasus tertentu, tabung ini juga berfungsi untuk mengirimkan udara.
Ketika rektum diisi oleh barium, Anda mungkin akan merasakan kram atau keinginan untuk buang air besar. Cobalah untuk menahannya dengan menjaga tubuh tetap rileks serta bernapas secara teratur.
Anda mungkin juga akan diminta menahan napas atau mengubah posisi sesekali. Ini dilakukan agar seluruh bagian usus besar terlapisi oleh barium sehingga bisa diamati dari berbagai sudut. Seluruh prosedur biasanya berlangsung selama 30 – 60 menit.
Setelah prosedur, Anda akan diawasi oleh tim dokter hingga dinilai sudah bisa pulang dan kembali ke rutinitas normal. Dokter akan menerima gambar rontgen Anda dalam beberapa hari ke depan dan menjadwalkan Anda untuk mendiskusikan hasilnya.
Sebagian besar cairan barium keluar dari usus melalui tabung enema. Sisa barium biasanya keluar melalui feses dan membuat warna feses menjadi putih. Barium juga dapat menyebabkan sembelit, tapi Anda bisa menguranginya dengan minum banyak air.
Prosedur barium enema berisiko menimbulkan komplikasi berupa:
Barium enema adalah pemeriksaan penunjang untuk mendeteksi kelainan pada usus besar. Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan barium cair ke dalam usus besar sehingga kelainan dapat dideteksi melalui foto rontgen.
Pastikan Anda berdiskusi dengan dokter sebelum menjalani prosedur ini. Persiapan yang menyeluruh dapat mengoptimalkan manfaat pemeriksaan dan mengurangi risiko komplikasi.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar