backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

3

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Prolaps Rektum

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 27/05/2024

Prolaps Rektum

Kelainan pada anatomi panggul, kerusakan jaringan, atau sembelit menahun bisa menyebabkan usus atau anus keluar dari posisi normalnya. Kondisi ini dikenal dengan prolaps rektum dan bisa menghambat proses buang air besar (BAB). Lantas, seperti apa cara mengatasinya?

Apa itu prolaps rektum?

Prolaps rektum adalah kondisi saat dinding rektum mengalami penurunan hingga menonjol keluar dari anus dan terlihat di luar tubuh.

Fungsi anus dan rektum dalam sistem pencernaan yaitu sebagai penampung feses sebelum dikeluarkan lewat anus.

Penurunan yang terjadi bisa terjadi secara internal dan eksternal.

Pada prolaps internal, rektum mulai menurun tetapi tidak sampai keluar anus. Rektum yang sudah menurun sampai keluar menandakan prolaps eksternal.

Lapisan rektum bisa keluar sepenuhnya, ada juga yang hanya keluar sebagian.

Sekilas, gejalanya hampir serupa dengan ambeien. Bedanya, anus keluar didasari oleh rektum yang menurun, sedangkan ambeien oleh pembengkakan pembuluh darah yang ada di dekat anus.

Prolaps rektum bisa menimbulkan inkontinensia alvi, yaitu kondisi feses keluar tiba-tiba tanpa disadari karena ketidakmampuan tubuh mengontrol BAB.

Seberapa umum kondisi ini?

Prolaps rektum umumnya lebih sering terjadi pada wanita usia lanjut, tapi bisa juga terjadi pada laki-laki dan usia berapa pun.

Kondisi ini juga umum ditemui pada orang-orang yang memiliki masalah sembelit tahunan atau memiliki kelemahan pada otot panggul. 

Tanda dan gejala prolaps rektum

Gejala yang umum dialami yaitu anus yang terasa seperti mengganjal dan munculnya tonjolan berwarna kemerahan.

Awalnya, tonjolan ini hanya keluar saat BAB, di mana otot anus mengalami penegangan, dan akan kembali seperti semula setelahnya.

Terkadang, tonjolan ini harus didorong kembali ke dalam anus.

Namun seiring waktu, kondisi ini bisa berkembang menjadi prolaps kronis. Pada prolaps kronis, ujung rektum dapat menjulur keluar dari lubang anus secara tiba-tiba.

Keluarnya rektum ini sering terjadi saat pasien sedang berjalan, berdiri dalam waktu yang lama, batuk, atau bersin.

Gejala lainnya meliputi:

  • sembelit, juga digambarkan sebagai tenesmus (sensasi evakuasi tinja yang tidak lengkap),
  • perasaan ingin mengejan,
  • perdarahan pada rektum, serta
  • diare dan kebiasaan buang air besar yang tidak menentu.

Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Jika Anda memiliki kekhawatiran akan gejala tertentu, konsultasikanlah pada dokter.

Kapan harus periksa ke dokter?

Jika Anda mengalami satupun tanda atau gejala yang disebutkan di atas, atau memiliki pertanyaan apa pun, segera periksakan diri pada dokter.

Apakah prolaps rektum berbahaya?

Prolaps rektum dapat menjadi kondisi yang serius dan berpotensi berbahaya jika tidak ditangani dengan benar. Tingkat keparahan dan risiko yang terkait dengan prolaps rektum bervariasi, tergantung pada seberapa jauh rektum telah menonjol dan kondisi kesehatan umum pasien.

Penyebab prolaps rektum

Penyebab dari kondisi ini belum diketahui secara pasti. Namun, ada kemungkinan bahwa prolaps didasari oleh adanya kelainan pada dasar panggul yang dapat memengaruhi beberapa organ di sekitarnya, termasuk rektum.

Salah satu kondisi yang mendasari penyakit ini adalah kerusakan pada saraf pudendal. Saraf pudendal yaitu saraf yang membentang dari belakang panggul ke daerah kelamin.

Kerusakan tersebut menyebabkan melemahnya dasar panggul dan sfingter anus, sehingga terjadilah prolaps.

Banyak hal dapat meningkatkan kemungkinan mengalami prolaps rektum. Beberapa faktor yang dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap kondisi ini adalah:

  • infeksi,
  • mengalami kerusakan jaringan yang disebabkan oleh operasi atau melahirkan, serta
  • berada pada usia lanjut, sebab otot dasar panggul akan melemah seiring bertambahnya usia.
  • Diagnosis prolaps rektum

    Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dengan melihat kondisi rektum Anda guna mengetahui jaringan yang renggang dan seberapa kuat kontraksi otot sfingter anus.

    Dokter juga akan mengajukan pertanyaan mengenai gejala yang dirasakan, riwayat kesehatan Anda, dan riwayat pengobatan atau prosedur medis yang pernah Anda jalani.

    Untuk menegakkan diagnosis, dokter mungkin akan merujuk Anda melakukan pemeriksaan lanjutan seperti sigmoidoskopi, kolonoskopi, atau barium enema bila dicurigai ada tumor, luka, atau pembengkakan abnormal di usus besar.

    Pengobatan prolaps rektum

    operasi penyakit crohn

    Pada tahap awal, prolaps rektum dapat diobati dengan obat pelunak feses, supositoria, dan obat-obatan lainnya.

    Namun, pada akhirnya akan membutuhkan operasi untuk memperbaiki posisi rektum dan usus besar.

    Jenis operasi yang akan Anda jalani tergantung pada seberapa besar bagian rektum yang telah mengalami prolaps.

    Kondisi kesehatan Anda secara menyeluruh juga menjadi pertimbangan bagi dokter untuk menentukan prosedur yang tepat.

    Di bawah ini merupakan beberapa pilihan prosedur untuk mengatasi prolaps rektum.

    1. Perineal proctectomy

    Pilihan yang ada termasuk prosedur altemeier dan prosedur delorme. Dalam kedua prosedur ini, dokter bedah akan mengangkat prolaps rektum melalui sayatan di rektum yang menonjol.

    Perineal proctectomy terkadang dapat dilakukan menggunakan anestesi spinal, yang mengurangi risiko komplikasi dan mempercepat pemulihan.

    2. Reseksi sigmoid dan rectopexy

    Dokter bedah akan membuat sayatan di perut dan mengangkat usus sigmoid, bagian dari usus besar yang paling dekat dengan rektum dan anus.

    Prosedur rectopexy menempatkan rektum ke struktur tulang yang melekat pada tulang punggung bawah dan panggul (sacrum).

    Dalam kebanyakan kasus, dokter melakukan operasi ini dengan invasif minimal yang menghasilkan sayatan yang lebih kecil dan rawat inap yang lebih singkat daripada operasi konvensional.

    3. Rectopexy

    Terkadang, dokter bedah akan melakukan rectopexy saja tanpa mengangkat usus apa pun. Dalam kasus ini, bedah robotik bisa digunakan.

    Pada anak-anak, prolaps rektum biasanya dapat diatasi dengan obat pelunak feses atau obat lainnya. Jika dibutuhkan operasi, dokter bedah harus memiliki pengalaman khusus dalam teknik invasif yang minimal.

    Anak-anak dengan prolaps rektum harus diskrining untuk cystic fibrosis karena kondisi ini bisa jadi tanda penyakit tersebut.

    Perawatan rumahan prolaps rektum

    Biasanya setelah menjalani operasi, pasien harus menginap terlebih dahulu di rumah sakit selama 2 – 3 hari tergantung pada kondisinya.

    Sementara itu, pemulihannya dapat memakan waktu sampai satu bulan.

    Meski setelah waktu tersebut Anda sudah bisa beraktivitas kembali, Anda tetap harus membatasi kegiatan tertentu seperti mengangkat beban yang terlalu berat.

    Anda bisa kembali melakukannya minimal 6 bulan pascaoperasi.

    Anda juga sebaiknya tidak mengejan terlalu keras atau duduk terlalu lama saat buang air besar. Pasalnya, hal ini akan menimbulkan sembelit yang nantinya malah mempersulit penyembuhan.

    Terkadang operasi juga bisa menimbulkan efek samping seperti perdarahan, inkonsistensia alvi, atau retensi urine. Maka dari itu, selalu waspada dengan berbagai perubahan atau gejala yang Anda alami.

    Bila ada tanda tak biasa yang Anda alami, jangan ragu untuk segera memeriksakan diri ke dokter.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.



    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Andreas Wilson Setiawan

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 27/05/2024

    ad iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    ad iconIklan
    ad iconIklan