Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic
Prolaps rektum adalah kondisi saat dinding rektum mengalami prolaps atau penurunan hingga menonjol keluar dari anus dan terlihat di luar tubuh.
Rektum merupakan salah satu organ dalam sistem pencernaan yang berfungsi sebagai penampung feses sebelum dikeluarkan lewat anus.
Prolaps yang terjadi bisa berupa internal dan eksternal. Pada prolaps internal, rektum mulai menurun tetapi tidak sampai keluar anus.
Sedangkan pada prolapse eksternal, rektum sudah menurun sampai keluar. Ada yang lapisan rektalnya keluar sepenuhnya, ada juga yang hanya keluar sebagian.
Sekilas, kondisi ini hampir serupa dengan ambeien. Bedanya, bila prolaps rektum didasari oleh rektum yang menurun, ambeien didasari oleh pembengkakan pembuluh darah yang ada di dekat anus.
Prolaps rektum bisa menimbulkan inkontinensia alvi, di mana tinja bisa keluar tiba-tiba tanpa disadari karena ketidakmampuan tubuh dalam mengendalikan buang air besar.
Prolaps rektum umumnya lebih sering terjadi pada wanita usia lanjut, meskipun juga bisa terjadi pada usia berapa pun dan pada kedua jenis kelamin.
Kondisi ini juga umum ditemui pada orang-orang yang memiliki masalah sembelit tahunan atau memiliki kelemahan pada otot panggul.
Selain inkontinensia tinja, gejala yang juga akan dialami oleh pasien yaitu anus yang terasa seperti mengganjal dan munculnya tonjolan berwarna kemerahan yang meluas ke luar anus.
Awalnya, tonjolan ini hanya keluar saat melakukan air besar, di mana otot anus mengalami penegangan, dan akan kembali seperti semula setelahnya. Terkadang, yonjolan ini harus didorong kembali ke dalam anus.
Namun seiring waktu, kondisi ini bisa berkembang menjadi prolaps kronis. Pada prolaps kronis, ujung rektum dapat menjulur keluar dari lubang anus secara tiba-tiba.
Keluarnya rektum ini sering terjadi saat pasien sedang berjalan, berdiri dalam waktu yang lama, batuk, atau bersin.
Gejala lainnya meliputi:
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Jika Anda memiliki kekhawatiran akan gejala tertentu, konsultasikanlah pada dokter.
Jika Anda mengalami satupun tanda atau gejala yang disebutkan di atas, atau memiliki pertanyaan apa pun, segera periksakan diri pada dokter.
Penyebab dari kondisi ini belum diketahui secara pasti. Namun, ada kemungkinan bahwa prolaps didasari oleh adanya kelainan pada dasar panggul yang dapat memengaruhi beberapa organ di sekitarnya, termasuk rektum.
Salah satu kondisi yang mendasari penyakit ini adalah kerusakan pada saraf pudendal. Saraf pudendal yaitu saraf yang membentang dari belakang panggul ke daerah kelamin.
Kerusakan tersebut menyebabkan melemahnya dasar panggul dan sfingter anus, sehingga terjadilah prolaps.
Banyak hal dapat meningkatkan kemungkinan mengalami prolaps rektum. Beberapa faktor yang dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap kondisi ini adalah:
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dengan melihat kondisi rektum Anda guna mengetahui jaringan yang renggang dan seberapa kuat kontraksi otot sfingter anus.
Dokter juga akan mengajukan pertanyaan mengenai gejala yang dirasakan, riwayat kesehatan Anda, dan riwayat pengobatan atau prosedur medis yang pernah Anda jalani.
Untuk menegakkan diagnosis, dokter mungkin akan merujuk Anda melakukan pemeriksaan lanjutan seperti sigmoidoskopi, kolonoskopi, atau barium enema bila dicurigai ada tumor, luka, atau pembengkakan abnormal di usus besar.
Pada tahap awal, prolaps rektum dapat diobati dengan obat pelunak feses, supositoria, dan obat-obatan lainnya. Namun kebanyakan orang pada akhirnya akan membutuhkan operasi untuk memperbaiki prolaps rektum.
Jenis operasi yang akan Anda jalani tergantung pada seberapa besar bagian rektum yang telah mengalami prolaps. Kondisi kesehatan Anda secara menyeluruh juga menjadi pertimbangan bagi dokter untuk menentukan prosedur yang tepat.
Di bawah ini merupakan beberapa pilihan prosedur untuk mengatasi prolaps rektum.
Pilihan yang ada termasuk prosedur altemeier dan prosedur delorme. Dalam kedua prosedur ini, dokter bedah akan mengangkat prolaps rektum melalui sayatan di rektum yang menonjol.
Perineal protectomy terkadang dapat dilakukan menggunakan anestesi spinal, yang mengurangi risiko komplikasi dan mempercepat pemulihan.
Dokter bedah akan membuat sayatan di perut dan mengangkat usus sigmoid, bagian dari usus besar yang paling dekat dengan rektum dan anus.
Prosedur rectopexy menempatkan rektum ke struktur tulang yang melekat pada tulang punggung bawah dan panggul (sacrum).
Dalam kebanyakan kasus, dokter melakukan operasi ini dengan invasif minimal yang menghasilkan sayatan yang lebih kecil dan rawat inap yang lebih singkat daripada operasi konvensional.
Terkadang, dokter bedah akan melakukan rectopexy saja tanpa mengangkat usus apa pun. Dalam kasus ini, bedah robotik bisa digunakan.
Pada anak-anak, prolaps rektum biasanya dapat diatasi dengan obat pelunak feses atau obat lainnya. Jika dibutuhkan operasi, dokter bedah harus memiliki pengalaman khusus dalam teknik invasif yang minimal.
Anak-anak dengan prolas rektum harus diskrining untuk cystic fibrosis, karena prolaps rektum bisa jadi tanda penyakit tersebut.
Biasanya setelah menjalani operasi, pasien harus menginap terlebih dahulu di rumah sakit selama 2 – 3 hari tergantung pada kondisinya. Sedangkan pemulihannya dapat memakan waktu sampai satu bulan.
Meski setelah waktu tersebut Anda sudah bisa beraktivitas kembali, Anda tetap harus membatasi kegiatan tertentu seperti mengangkat beban yang terlalu berat. Anda bisa kembali melakukannya minimal 6 bulan pasca operasi.
Anda juga sebaiknya tidak mengejan terlalu keras atau duduk terlalu lama saat buang air besar. Sebab, hal ini akan menimbulkan sembelit yang nantinya malah akan mempersulit penyembuhan.
Terkadang operasi juga bisa menimbulkan efek samping seperti perdarahan, inkonsistensia alvi, atau retensi urine. Maka dari itu, selalu waspada dengan berbagai perubahan atau gejala yang Anda alami.
Bila ada tanda tak biasa yang Anda alami, jangan ragu untuk segera memeriksakan diri ke dokter.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar