Anus serta rektum merupakan bagian akhir dari sistem pencernaan. Baik anus maupun rektum identik dengan tempat pembuangan feses, tapi apakah fungsi keduanya sama?
Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None
Anus serta rektum merupakan bagian akhir dari sistem pencernaan. Baik anus maupun rektum identik dengan tempat pembuangan feses, tapi apakah fungsi keduanya sama?
Anus atau dubur adalah organ yang terletak di bagian akhir dari saluran pencernaan.
Anus berbentuk saluran dengan panjang 3,5–5 cm yang tersusun atas otot-otot dasar panggul dan dua sfingter (otot yang fungsinya seperti katup).
Beberapa bagian anus terbentuk dari lapisan kulit. Bagian luar dubur dilapisi oleh kulit luar yang menyambung. Sementara itu, sebagian lagi tersusun dari usus besar.
Bila dilihat dari luar, anus berbentuk seperti lubang kecil. Anus tersusun atas dua sfingter yang terletak di dinding usus dan di dasar panggul.
Bagian ini mengelilingi 2/3 bagian atas saluran anus. Sfingter anus internal tersusun dari penebalan otot polos yang melingkar pada dinding usus.
Gerakan otot pada sfingter anus bekerja di luar kesadaran Anda. Artinya, tanpa perlu Anda kontrol, sfingter ini sudah melakukan kerjanya.
Otot ini mengelilingi 2/3 bagian bawah anus dan tumpang tindih dengan sfingter internal.
Sfingter eksternal menyatu dengan otot puborectalis di dasar panggul.
Fungsi anus adalah untuk mengeluarkan feses dari saluran pencernaan.
Dalam hal ini, fungsi anus pada lapisan atas berguna untuk mengenali zat buangan yang akan keluar, apakah berbentuk cair, gas, atau padat.
Meski fungsi anus dalam sistem pencernaan merupakan saluran keluarnya feses, Anda bisa mengontrol kapan kotoran harus keluar.
Hal ini tak lepas dari peran sfingter yang bisa berkomunikasi dengan otak untuk menentukan kapan feses bisa dikeluarkan.
Sfingter internal selalu berkontraksi, kecuali feses sudah memasuki rektum. Ini mencegah buang air besar tanpa Anda sadari, termasuk saat tidur.
Sementara itu, sfingter eksternal berfungsi menahan kotoran sebelum Anda tiba di toilet. Saat feses siap dikeluarkan, sfingter eksternal akan melemas.
Anus dan rektum adalah dua bagian yang berbeda, tapi keduanya memang terletak berdekatan.
Rektum adalah saluran penghubung antara usus besar dengan anus. Dari atas ke bawah anatomi saluran pencernaan, rektum berada di atas anus.
Sementara itu, anus terletak pada ujung dan merupakan bagian terakhir pada saluran pencernaan.
Panjang rektum berkisar mulai dari 15-20 cm. Pangkal rektum berada di ujung kolon sigmoid, yaitu bagian terakhir pada usus besar yang berbentuk menyerupai huruf S.
Ada tiga bagian utama pada rektum.
Anus berfungsi mengeluarkan feses, sedangkan rektum menerima feses dari usus besar dan bisa menampungnya sesaat.
Rektum juga memberikan sinyal kepada anus bahwa ada feses yang harus keluarkan atau harus tertahan sampai kondisi memungkinkan untuk buang air besar.
Saat kotoran atau gas masuk ke rektum, sensor tubuh pun mengirim pesan ke otak. Nantinya, otak akan memutuskan kapan kotoran atau gas bisa segera keluar.
Jika gas atau kotoran bisa keluar, sfingter akan mengendur dan rektum berkontraksi.
Sebaliknya, jika gas dan feses tidak bisa keluar, sfingter akan mengencang dan rektum akan menyesuaikan sehingga rasa ingin buang air besar hilang sesaat.
Fungsi anus dan rektum tentu akan bermasalah bila mengalami beberapa penyakit.
Pada kasus yang cukup parah, keduanya bisa mengalami kanker anus dan kanker kolorektal.
Inilah penyakit yang kerap muncul pada dubur dan rektum.
Ambeien atau wasir adalah salah satu penyebab gangguan fungsi anus dan rektum yang kerap muncul.
Wasir muncul akibat peradangan dan pembengkakan pembuluh darah pada anus dan rektum bagian bawah.
Ambeien bisa muncul dari dalam rektum atau di bagian bawah kulit luar anus.
Prolaps rektum adalah dinding rektum yang keluar dari tempat seharusnya. Dalam kondisi yang lebih parah, rektum bahkan keluar dari saluran dubur.
Melansir buku yang terbit di National Center for Biotechnology Information, kondisi ini bisa muncul akibat meningkatnya gerakan usus, tekanan berlebih pada perut, hingga kondisi bawaan lahir.
Fisura ani adalah robekan pada jaringan mukosa yang melapisi anus.
Robekan ini biasanya muncul saat buang air besar terlalu keras atau besar. Hal ini menyebabkan buang air berdarah.
Abses perirektal dan abses perianal adalah gangguan yang menyebabkan timbulnya kumpulan nanah di daerah rektum dan anus.
Kondisi ini muncul akibat penyumbatan kelenjar pada anus. Jadi, bakteri pun berkumpul dan menyebabkan peradangan di area rektum dan anus.
Fistula ani adalah munculnya saluran kecil di antara ujung usus dan kulit di dekat anus.
Kondisi ini muncul akibat infeksi di dekat anus yang menimbulkan nanah. Ketika nanah sudah menghilang, biasanya muncul saluran kecil.
Penderita inkontinensia alvi tidak bisa mengontrol kapan feses keluar atau menahannya, termasuk saat tidur.
Beberapa kondisi yang memicu inkontinensia alvi adalah trauma punggung, gangguan sfingter, operasi dubur atau rektum, multiple sklerosis, dan diabetes.
Anda sebaiknya terus menjaga fungsi anus dan rektum harus agar proses buang air besar tetap lancar.
Berikut ini cara menjaga kesehatan anus dan rektum yang bisa Anda ikuti.
Banyak yang menganggap anus dan rektum adalah bagian yang sama, padahal keduanya memiliki fungsi yang berbeda.
Meski demikian, anus dan rektum berperan penting untuk mengeluarkan kotoran.
Untuk itu, selalu jaga kesehatan pencernaan Anda agar mengurangi risiko penyakit yang mengganggu rektum dan anus.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar