backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Apa Itu Obat Topikal? Kenali Jenis-Jenis dan Fungsinya

Ditinjau secara medis oleh Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm. · Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 14/09/2022

Apa Itu Obat Topikal? Kenali Jenis-Jenis dan Fungsinya

Jika Anda pernah diresepkan atau menggunakan obat yang berlabel “topikal”, Anda pasti mendapat arahan dari dokter untuk menggunakan obat di bagian luar tubuh saja. Ternyata, obat topikal terdiri dari beberapa jenis. Apa sajakah itu?

Apa itu obat topikal?

Obat topikal adalah jenis obat yang cara pakainya dioleskan langsung pada permukaan kulit atau selaput lendir. 

Obat ini terbagi menjadi beberapa jenis. Tujuan pemberian obat pada kulit maupun selaput lendir adalah agar obat dapat memasuki tubuh langsung melalui area tersebut. 

Obat ini biasanya digunakan untuk meredakan nyeri, menutrisi kulit, atau melindungi kulit dari risiko atau masalah tertentu.

Jenis obat topikal

krim hidrokortison untuk obat jerawat

Berikut beberapa jenis obat topikal serta masing-masing fungsinya.

1. Obat krim

Krim topikal biasanya bertekstur lebih kental daripada losion. Oleh karena itu, teksturnya relatif tidak bisa mengalir. 

Umumnya, komposisi krim terdiri dari 50% minyak dan 50% air. Krim juga menggunakan pengawet untuk mengurangi kontaminasi kuman agar lebih tahan lama. 

Obat ini juga biasanya baik untuk melembapkan kulit.

Krim topikal umumnya digunakan untuk mengatasi masalah kulit yang menyebar luas, mulai dari gigitan serangga, eksim, ruam, dermatitis kontak,  hingga rasa gatal pada organ intim. 

Obat ini pun bisa digunakan untuk mengurangi bengkak dan kemerahan akibat gejala alergi.

Bahan-bahan dalam krim topikal dapat berupa kandungan ini.

  • Kortikosteroid (hidrokortison).
  • Asam salisilat.
  • Antibiotik, seperti gentamisin.
  • Antivirus, seperti asiklovir.
  • Anestesi lokal, contohnya lidokain.
  • Retinoid.

Krim topikal hanya boleh dioleskan pada kulit badan, tapi tidak pada wajah, ketiak, dan kulit kepala. Pengecualian bila obat sudah dikhususkan untuk area tersebut atau dokter menyarankan demikian.

2. Obat busa (foam)

Masalah kulit yang ditangani dengan krim topikal biasanya juga dapat diatasi dengan obat topikal dari jenis busa.

Selain itu, obat topikal berbentuk busa pun ditemukan pada produk penghilang jerawat serta bius lokal. Bius biasanya diberikan sebelum seseorang menjalani prosedur seperti endoskopi.

Jika Anda menggunakan obat busa untuk mengatasi jerawat, obat bisa dioleskan langsung pada jerawat yang muncul. 

Sementara itu, obat busa yang diperuntukkan sebagai bius harus digunakan oleh tenaga medis dengan mengikuti dosis yang dianjurkan.

3. Obat gel

thrombophob gel

Gel adalah jenis obat topical yang berbahan dasar air atau alkohol. Teksturnya kental dan relatif padat. Teksturnya mencair saat bersentuhan kulit dan biasanya mengandung pengawet dan pewangi.

Gel topikal umumnya digunakan untuk mengatasi jerawat serta nyeri otot.

Kandungan mentol dan metil salisilat di dalamnya bekerja dengan memberikan sensasi dingin, lalu disusul dengan rasa hangat sehingga Anda teralihkan dari nyeri.

Gel juga baik untuk memberikan lapisan pelindung pada kulit yang bermasalah.

Jangan mengoleskan gel pada kulit yang terluka atau mengalami iritasi.

Efek samping berupa kemerahan dan rasa panas mungkin muncul. Hentikan pemakaian jika efek ini bertambah parah.

4. Obat losion

Tekstur obat losion biasanya lebih kental, tetapi tetap bisa mengalir. Obat topikal ini biasanya mengandung minyak, air, atau alkohol. 

Terkadang harus dikocok terlebih dahulu agar kandungannya bisa tercampur rata. Salah satu obat kocok topikal yang bisa dijumpai adalah obat gatal dengan kandungan calamine.

Obat ini biasanya digunakan untuk mengatasi gatal, kemerahan, dan pembengkakan akibat penyakit kulit.

Beberapa jenis losion topikal juga mengandung antibiotik untuk menghentikan pertumbuhan bakteri penyebab jerawat.

Losion topikal memiliki keunggulan dibandingkan obat topikal lainnya, yakni memerangkap air sehingga kelembapan kulit tetap terjaga. 

Oleh sebab itu, losion juga sering digunakan untuk mengendalikan gejala peradangan pada kulit dan area sekitarnya.

5. Obat salep

salep obat bisul

Jenis obat topikal lainnya yang umum digunakan adalah salep.

Salep adalah obat topikal dengan 80% kandungannya terdiri dari minyak. Ciri yang bisa Anda rasakan adalah adanya sensasi lengket pada kulit.

Lebih padat daripada krim, salep bahkan bisa dikatakan sebagai obat semi-padat. Biasanya, salep topikal mengandung sedikit atau bahkan tanpa air. 

Obat ini biasanya jarang menggunakan pengawet sehingga alergi lebih jarang terjadi.

Untuk menggunakannya, bersihkan kulit dengan air dan keringkan. Oleskan tipis-tipis, lalu pijat sedikit hingga salep topikal menyerap. 

Beberapa obat mata terkadang juga berbentuk salep. Salep mata pada obat bintitan dapat langsung dioleskan pada bagian dalam kelopak mata dengan cara yang sama.

Ringkasan

Sebagian besar kandungan salep adalah minyak. Teksturnya cukup kental, bahkan hampir padat dan terasa lengket di kulit.

6. Obat semprot

Ini adalah salah satu obat topikal yang pada dasarnya berbentuk larutan cair. Larutan ini dimasukkan ke kemasan tertentu, lalu diberi tekanan agar bisa menyebar rata ke kulit.

Obat ini biasanya digunakan pada obat untuk rinitis alergi berbentuk semprotan hidung.

Selain itu, jenis obat topikal yang satu ini bisa ditemukan pada obat bius, obat luka diabetes, semprot tenggorokan, atau obat diabetes insipidus.

Mengutip situs Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), berikut beberapa jenis obat yang biasa dijumpai pada obat semprot hidung topikal.

Sementara itu, obat topikal untuk kulit luka berbahan nepidermin. Obat semprot tenggorokan mengandung povidone-iodine, dan obat semprot bius menggunakan bahan lidocaine dan esketamine hydrochloride.

7. Tingtur

Tingtur adalah obat topikal bubuk yang dilarutkan menggunakan air atau alkohol. Biasanya, jenis ini digunakan pada obat-obatan herbal

Salah satu obat tingtur yang ada di Indonesia, yaitu tingtur yodium. Tingtur ini berguna bersifat antiseptik sehingga bisa menghambat pertumbuhan kuman pada luka. 

Selain itu, tingtur topikal yang bisa dijumpai di Indonesia, yaitu podofilin. Obat ini berasal dari tanaman mayapple (Podophyllum peltatum) yang berguna untuk mengobati kutil kelamin.

Tingtur biasanya dipilih sebagai obat topikal karena alkoholnya bisa membantu kandungan obat diserap lebih cepat.

8. Koyo (patch)

Obat topikal lainnya yang bisa Anda temukan di Indonesia, yaitu obat koyo atau patch. Di Indonesia, ada dua jenis obat dengan bentuk koyo, yaitu fentanyl dan rivastigmine hydrogen tartrate.

Fentanyl berguna sebagai obat nyeri, sedangkan rivastigmine hydrogen tartrate diberikan untuk mengendalikan pikun pada pasien Alzheimer dan Parkinson.

Mengutip buku berjudul Drug–device combination products (2010), koyo ini sangat dianjurkan untuk orang yang tidak bisa mengonsumsi obat minum atau mengalami efek samping obat minum.

9. Bedak

Bedak merupakan obat topikal yang bersifat padat. Jenis ini biasanya digunakan untuk:

  • mengeringkan bagian kulit yang bermasalah, 
  • mengurangi gesekan kulit,
  • memberikan sensasi sejuk, atau
  • mengurangi risiko infeksi jamur.

Beberapa jenis obat bedak yang bisa ditemukan, yaitu zinc oxide, titanium oxide, dan talc. Bahan-bahan ini baik untuk mengurangi gesekan dan kelembapan pada kulit.

10. Pasta

Pasta adalah obat topikal yang berasal dari campuran bedak dan pelarut dari minyak. Teksturnya lebih kental dan kering daripada salep. 

Pasta memang tidak menyerap sebaik salep topikal, tetapi juga tidak membuat luka tertutup.

Namun, sebaiknya jangan gunakan pasta pada luka yang bernanah atau kulit dengan rambut lebat.

Pilihan obat topikal yang cocok untuk kulit

Pemilihan berbagai jenis obat topikal ini tidak sembarangan. Dokter akan menyesuaikannya berdasarkan kondisi kulit Anda.

Berikut pilihan obat pemakaian luar yang sesuai dengan kulit Anda.

  • Basah atau bernanah: krim losion, dan pasta.
  • Kering dan bersisik: salep dan minyak oles.
  • Meradang: kompres basah, lalu menggunakan krim atau salep.
  • Retak, pecah-pecah, dan luka: gunakan obat oles yang lunak, hindari jenis obat dengan alkohol dan bahan-bahan asam.

Pemilihan obat topikal berdasarkan area kulit

Setiap bagian tubuh memiliki kulit dengan ciri-ciri bawaan yang berbeda. Untuk itu, obat yang dipilih juga harus menyesuaikan.

Berikut pilihan yang mungkin akan diberikan dokter.

  • Telapak tangan dan kaki: salep atau krim.
  • Lipatan kulit: krim atau losion.
  • Area berbulu: losion, tingtur, gel, dan busa.
  • Membran mukosa: pilih bahan yang tidak mengiritasi.

Obat topikal adalah obat yang langsung digunakan pada kulit atau selaput lendir. Jenis obat dipilih berdasarkan kondisi kulit, area yang diobati, dan cara kerja yang paling sesuai dengan kondisi kesehatan pasien.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.

Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 14/09/2022

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan