backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Batu Empedu

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 08/07/2022

Batu Empedu

Definisi

Batu empedu adalah penggumpalan cairan sisa-sisa pencernaan yang mengeras yang terbentuk di dalam kantong empedu. Kantong empedu merupakan organ tubuh yang berfungsi untuk membantu tubuh mencerna lemak dengan cara menyimpan dan melepaskan empedu ke usus kecil.

Terdapat dua jenis batu empedu, di antaranya:

  • batu kolesterol, jenis batu empedu yang paling umum, sering juga disebut dengan batu kolesterol karena warnanya yang terlihat kekuningan, terdiri dari kumpulan kolesterol dan beberapa senyawa lain yang tidak dapat dicerna, serta
  • batu pigmen, berwarna coklat tua dan hitam karena mengandung bilirubin yang berlebihan.

Ukuran batuan di kantong empedu berbeda pada setiap orang. Beberapa orang mungkin memiliki batu empedu yang hanya seukuran sebutir pasir, sementara beberapa lainnya bisa sebesar bola golf.

Jumlah batu yang terbentuk pun dapat bermacam-macam, ada yang hanya memiliki satu batu, ada pula yang memiliki batu dengan jumlah yang lebih banyak.

Adanya batuan yang terbentuk dalam kantong empedu dapat menimbulkan rasa nyeri dan akan menyebabkan komplikasi batu empedu jika tidak segera ditangani.

Seberapa umumkah penyakit ini?

Penyakit batu empedu adalah salah satu penyakit yang sering terjadi. Kondisi ini biasanya dialami oleh orang tua, wanita, dan orang dengan berat badan berlebih (obesitas).

Wanita lebih rentan terkena penyakit ini karena pengaruh hormon estrogen. Jumlah hormon estrogen yang lebih banyak pada wanita dapat meningkatkan jumlah kolesterol dalam empedu, sehingga menurunkan kontraksi kandung empedu untuk mengosongkan empedu.

Dalam banyak kasus, penyakit ini lebih sering ditemukan terjadi pada penduduk asli Amerika dan orang Meksiko di Amerika Latin. Meski begitu, ada beberapa faktor risiko yang mungkin dapat meningkatkan risiko Anda terkena penyakit ini meski bukan berasal dari wilayah tersebut.

Anda dapat menghindari penyakit ini dengan mengurangi faktor risiko yang ada. Silakan konsultasi ke dokter untuk informasi lebih lanjut.

Tanda dan gejala

Sebagian besar kasus pembentukan batuan empedu tidak menunjukkan gejala yang khas. Gejala baru akan tampak jika ukuran batu empedu cukup besar sehingga menyumbat saluran kantong empedu ataupun sistem pencernaan lainnya.

Gejala sakit batu empedu sangat beragam. Namun, umumnya orang yang terserang penyakit ini akan mengalami gejala seperti:

  • nyeri mendadak dan terus-menerus pada perut kanan atas,
  • sakit perut seperti maag di bagian tengah bawah tulang dada,
  • nyeri punggung di antara tulang bahu,
  • nyeri di bahu kanan,
  • demam,
  • BAB dempul, berwarna putih atau pucat, serta
  • mual dan muntah.

Gejala nyeri akibat penyakit satu ini dapat berlangsung selama beberapa menit hingga berjam-jam. Biasanya gejala muncul setelah Anda mengonsumsi makanan dengan kadar lemak yang tinggi.

Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, jangan ragu untuk melakukan konsultasi dengan dokter Anda.

Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk mencari tahu penyebab dan memantapkan diagnosis. Dengan begitu, dokter akan mengetahui pengobatan terbaik sesuai dengan kondisi Anda.

Kapan harus periksa ke dokter?

Anda harus menghubungi dokter bila Anda mengalami:

  • nyeri perut hebat dan terus-menerus sehingga Anda tidak dapat duduk, atau bahkan melakukan aktivitas sehari-hari,
  • badan atau mata berwarna kuning,
  • demam tinggi atau menggigil, serta
  • nafsu makan yang menurun.

Ketika tanda di atas sudah terjadi, segera konsultasikanlah dengan dokter Anda. Perlu diingat juga, tubuh masing-masing orang berbeda, sehingga reaksi terhadap suatu penyakit pun berbeda.

Selalu waspada dengan segala perubahan yang Anda rasakan dan jangan ragu pergi ke dokter.

Penyebab dan faktor risiko

Apa penyebab batu empedu?

Batu empedu merupakan kondisi yang belum diketahui penyebabnya. Namun, dokter menyatakan ada beberapa faktor yang berpengaruh, berikut di antaranya.

Kantong empedu Anda berisi kolesterol yang berlebihan

Biasanya, kantong empedu berisi kandungan yang cukup untuk memecah kolesterol yang dikeluarkan dari hati.

Namun jika hati mengeluarkan kolesterol lebih banyak dari yang dapat dipecah kantong empedu, kolesterol tersebut akan mengkristal dan menjadi batu di kantong empedu.

Cairan empedu mengandung bilirubin yang berlebihan

Bilirubin merupakan kandungan hasil pemecahan sel darah merah. Beberapa penyakit menyebabkan hati memproduksi lebih banyak bilirubin.

enyakit ini misalnya sirosis dan infeksi bilier. Bilirubin yang berlebihan dapat menyebabkan batu empedu.

Kandung empedu tidak dapat kosong secara sempurna

Kantong empedu seharusnya kosong dari cairan empedu secara alami dan bertahap. Namun, beberapa orang tidak dapat mengosongkan kantong empedu dengan benar.

Alhasil, cairan empedu akan jadi lebih pekat, mengeras, dan membentuk batuan.

Apa yang meningkatkan risiko terkena penyakit batu empedu?

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda terkena penyakit batu empedu adalah sebagai berikut.

  • Berusia di atas 40 tahun.
  • Mengalami obesitas ataupun kelebihan berat badan (overweight).
  • Sedang hamil.
  • Terlalu banyak mengonsumsi makanan tinggi lemak, tinggi kolesterol dan rendah serat.
  • Memiliki anggota keluarga, seperti orangtua, saudara kandung, kakek, dan nenek dengan riwayat penyakit ini.
  • Memiliki kondisi medis tertentu seperti diabetes atau sirosis hati.
  • Mengonsumsi obat-obatan penurun kolesterol, obat yang mengandung estrogen, atau antibiotik tertentu yang digunakan untuk mengobati infeksi.
  • Mengalami penurunan berat badan secara drastis.
  • Tidak aktif bergerak.
  • Berjenis kelamin wanita.

Diagnosis dan pengobatan

Apa saja tes yang biasa dilakukan untuk penyakit ini?

Dokter akan lebih dulu melihat riwayat medis, melakukan pengecekan fisik, dan menganjurkan anda untuk menjalani tes urin. Pengecekan dengan x-ray atau ultrasound juga bisa dilakukan jika dibutuhkan.

Ultrasound atau computerized tomography (CT) scan daerah perut adalah pemeriksaan terbaik untuk melihat gambaran kantong empedu serta mendeteksi penyakit lain yang bisa menyebabkan gejala serupa dengan penyakit batu empedu.

Dokter juga mungkin akan melakukan pemeriksaan saluran empedu dengan melakukan pemeriksaan Hepatobiliary iminodiacetic acid (HIDA), magnetic resonance imaging (MRI), atau endoscopy retrograde cholangiopancreatography (ERCP).

Apa saja pilihan pengobatan untuk batu empedu?

Batuan empedu yang tidak menyebabkan gejala tidak membutuhkan terapi. Namun, tetap membutuhkan pengawasan yang ketat.

Jika Anda memiliki riwayat penyakit seperti diabetes, tekanan darah tinggi pada hati (hipertensi portal), atau sirosis hati, dokter mungkin akan menganjurkan Anda untuk melakukan pengobatan.

Berbagai kondisi medis tertentu dapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi jika batuan empedu yang Anda miliki tidak diobati dengan tepat.

Berikut adalah beberapa pengobatan untuk meredakan gejala batuan empedu.

1. Obat asam empedu

Jika gejala tidak terlalu parah dan kristal yang terbentuk di dalam empedu belum begitu besar, penggunaan obat-obatan bisa membantu. Salah satunya adalah obat asam empedu.

Obat asam empedu mengandung beberapa bahan kimia tertentu seperti ursodiol atau chenodiol yang telah terbukti mampu melarutkan batu empedu. Obat ini tersedia dalam pil asam empedu oral.

Obat asam empedu bekerja mengikis batu sehingga lama-lama pecah dan larut. Sebelum dokter memutuskan pengobatan lanjutannya, ia akan menganjurkan Anda untuk menunggu dan amati perubahan gejala batu empedu.

2. Suntikan MTBE

Pilihan perawatan satu ini  melibatkan penyuntikan pelarut yang dikenal sebagai metil tersier-butil eter (MTBE). Pelarut tersebut akan disuntikkan ke kantong empedu untuk melarutkan batu empedu.

Akan tetapi sama seperti prosedur medis lainnya, suntik MTBE juga memiliki beberapa efek samping. Bahkan efek samping yang paling serius bisa menyebabkan rasa terbakar parah.

3. Terapi Extracorporeal Shock Wave Lithotrips (ESWL)

Extracorporeal Shock Wave Lithotrips (ESWL) adalah pilihan pengobatan untuk batu ginjal. Namun terapi ESWL juga bisa untuk penderita batu empedu lainnya yang tanpa operasi.

Terapi ini paling efektif jika batu empedu soliter masih berdiameter kurang dari 2 sentimeter.

Tujuan pengobatan ini adalah untuk memecah atau menghancurkan batu empedu dengan mengirimkan gelombang kejut (shockwave) melalui jaringan lunak tubuh.

4. Endoscopic retrograde cholangio-pancreatography (ERCP)

Penyumbatan akibat batu pada saluran empedu bisa ditangani dengan prosedur Endoscopic Retrograde Cholangio Pancreatography (ERCP).

Prosedur ini bertujuan untuk menghilangkan batu empedu tanpa mengangkat kantong empedu bagi mereka yang kondisinya tidak cukup kuat untuk menjalani prosedur operasi.

5. Operasi

Operasi biasanya menjadi pilihan terbaik apabila berbagai cara di atas tidak juga membuat kondisi Anda membaik dan gejala batu empedu yang Anda alami cenderung serius.

Biasanya prosedur medis satu ini dianjurkan jika batu empedu terus kembali terbentuk. Jika kantong empedu Anda diambil, cairan empedu akan mengalir langsung dari hati ke usus kecil Anda.

Metode operasi pengangkatan kantung empedu yang paling sering dilakukan dokter adalah kolesistektomi laparoskopik, alias operasi lubang kunci.

Prosedur ini tidak akan melibatkan sayatan besar. Dokter hanya akan membuat satu sayatan kecil di sekitar pusar dan dua atau tiga sayatan lainnya dengan ukuran yang lebih kecil di kanan perut.

Meski begitu operasi ini tetap membutuhkan bius total, sehingga Anda tidak akan berada dalam kondisi sadar selama tindakan.

Berisikokah jalani operasi batu empedu?

Anda tak perlu khawatir ketika ingin melakukan operasi pengangkatan kantung empedu. Pengambilan kantung empedu tidak akan memengaruhi kondisi Anda sehari-hari.

Kantung empedu bukan termasuk ke dalam organ penting yang harus Anda miliki agar bisa bertahan hidup.

Perlu dipahami bahwa setiap orang memiliki kondisi yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, selalu konsultasi ke dokter Anda untuk menentukan pilihan pengobatan terbaik sesuai dengan kondisi Anda.

Pencegahan

Ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi risiko terkena penyakit batu empedu, inilah di antaranya.

Jangan menunda makan

Cobalah berusaha untuk makan tepat pada waktunya. Menunda atau justru melewatkan makan dapat meningkatkan risiko Anda terkena penyakit satu ini.

Turunkan berat badan secara perlahan

Jika Anda memiliki berat badan berlebih atau obesitas, berusahalah untuk menurunkan berat badan guna mencapai berat yang ideal.

Perlu diingat bahwa penurunan berat badan yang Anda lakukan harus diimbangi dengan olahraga dan asupan makanan yang tepat.

Jangan pilih cara instan dengan menggunakan obat diet abal-abal yang banyak dijual di pasaran. Selain tidak terjamin keamanannya, penggunaan obat diet abal-abal juga justru akan meningkatkan risiko Anda terkena penyakit lainnya.

Perhatikan asupan makanan

Penyakit batu empedu dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan tinggi serat, seperti buah-buahan dan sayur-sayuran.

Kemudian, hindari makanan yang memicu batuan empedu terbentuk seperti makanan berlemak. Menjaga berat badan dengan melakukan diet sehat juga dapat menurunkan risiko penyakit ini.

Olahraga teratur

Olahraga secara rutin memegang peranan penting untuk menjaga kesehatan Anda secara keseluruhan, termasuk agar terhindar dari penyakit satu ini.

Seperti yang sudah disebutkan di atas, obesitas merupakan salah satu faktor risiko penyebab batu empedu.

Dengan memperbanyak aktivitas fisik dan melakukan olahraga secara teratur, risiko Anda mengalami obesitas pun akan menurun. Hal ini pada akhirnya juga menurunkan risiko Anda terkena penyakit batu empedu.

Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.

Disclaimer

Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 08/07/2022

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan