backup og meta

Muntah Darah (Hematemesis)

Muntah Darah (Hematemesis)

Definisi hematemesis (muntah darah)

Hematemesis (atau haematemesis) adalah istilah medis yang secara awam dikenal sebagai muntah darah.

Orang yang mengalami muntah darah bisa saja memuntahkan isi organ lambung bersama darah atau hanya darah saja.

Muntah disertai keluarnya darah tidak selalu menandakan kondisi serius. Kondisi ini bahkan dapat dipicu oleh sesuatu yang ringan, misalnya karena Anda tidak sengaja menelan darah dari sariawan atau mimisan.

Namun, tak jarang hematemesis disebabkan oleh masalah pada sistem pencernaan. Saat seseorang memuntahkan darah, ini merupakan tanda bahwa saluran pencernaan sedang mengalami perdarahan.

Darah kemungkinan berasal dari perdarahan organ, cedera internal, atau robekan pada organ (ruptur). Darah yang terkumpul di dalam lambung kemudian keluar dengan atau tanpa isi lambung.

Tanda dan gejala hematemesis

Pasien batuk atau muntah darah

Ciri utama hematemesis yaitu keluarnya darah ketika Anda muntah.

Warna muntah dapat membantu dokter memperkirakan lokasi dan seberapa parah perdarahan yang terjadi di dalam saluran pencernaan.

Muntah pada hematemesis biasanya berwarna merah gelap yang itu artinya perdarahan berat. Hematemesis pun dapat muncul disertai dengan gejala lain, seperti:

  • rasa tidak nyaman pada perut,
  • nyeri dada,
  • sakit atau kram perut,
  • badan lesu,
  • kulit pucat,
  • sesak napas,
  • kepala berkunang-kunang, hingga
  • pingsan.

Pada kasus yang lebih berat, hematemesis dapat disertai dengan melena.

Melena merupakan kondisi ketika tubuh mengeluarkan feses berwarna gelap atau hitam. Ini menandakan terjadi perdarahan berat pada saluran pencernaan Anda.

Feses yang hitam juga menandakan bahwa perdarahan terjadi di saluran pencernaan bagian atas.

Darah telah bercampur dengan asam lambung dan oksigen di sepanjang saluran pencernaan sehingga warnanya berubah menjadi gelap.

Kapan harus periksa ke dokter?

Setiap orang yang mengalami hematemesis harus segera mendapatkan penanganan medis.

Pasalnya, muntah darah tanpa sebab yang jelas mungkin berkaitan dengan penyakit berat pada saluran pencernaan.

Selain itu, hematemesis akibat perdarahan berat juga dapat menyebabkan syok hipovolemik yang merupakan komplikasi berbahaya dengan pertanda:

Jika Anda atau orang terdekat Anda mengalami syok setelah memuntahkan darah, segeralah cari bantuan medis.

Datangi rumah sakit terdekat atau hubungi ambulans untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Penyebab muntah darah

Hematemesis bisa disebabkan oleh perdarahan pada saluran pencernaan bagian atas maupun bawah.

Berikut berbagai penyebab hematemesis menurut lokasi terjadinya perdarahan.

1. Perdarahan pada kerongkongan

Kerongkongan (esofagus) merupakan saluran penghubung mulut dengan lambung.

Saluran ini tersusun atas beberapa lapis dinding otot yang halus. Perdarahan pada kerongkongan dapat disebabkan oleh kondisi berikut.

  • Radang kerongkongan (esofagitis) akibat asam lambung yang sering naik sehingga merusak lapisan kerongkongan.
  • Pembengkakan pembuluh darah (varises) pada lapisan kerongkongan. Apabila pembuluh darah pecah, darah dapat keluar dari tubuh saat Anda muntah.
  • Kanker esofagus yang membuat dinding kerongkongan mudah berdarah.
  • Sindrom Mallory-Weiss, yaitu perdarahan akibat robekan pada esofagus atau lambung. Robekan mungkin disebabkan oleh tekanan yang mendadak akibat batuk, cegukan, atau muntah berulang kali.

2. Perdarahan pada lambung

Lambung merupakan tempat pencernaan makanan secara mekanik sekaligus kimiawi.

Organ ini juga tidak luput dari gangguan pencernaan yang disebabkan oleh infeksi, peradangan, dan lain-lain.

Berikut adalah penyakit pada lambung yang dapat menyebabkan muntah darah.

  • Tukak lambung, yang ditandai dengan luka pada lapisan dalam lambung. Luka dapat mengeluarkan darah sehingga penderita mengalami hematemesis.
  • Gastritis, yaitu peradangan pada lapisan lambung. Tanpa pengobatan, gastritis dapat menyebabkan tukak lambung.
  • Pembengkakan pembuluh darah pada lambung.
  • Sindrom Mallory-Weiss yang terjadi pada lapisan dalam lambung.

3. Perdarahan pada duodenum

Duodenum atau usus dua belas jari yaitu bagian awal usus halus yang berbatasan dengan lambung.

Beberapa penyakit yang menyerang lambung bisa menjalar ke usus halus sehingga menimbulkan gejala serupa.

Perdarahan pada duodenum umumnya disebabkan oleh duodenitis atau luka pada usus.

Duodenitis adalah radang pada lapisan duodenum yang kerap disebabkan oleh infeksi Helicobacter pylori atau konsumsi obat pereda nyeri NSAID jangka panjang.

Sama seperti lambung, peradangan pada usus lambat laun dapat menyebabkan luka yang berdarah. Oleh karena posisinya dekat dengan lambung, darah dari duodenum dapat mengalir ke lambung dan keluar dari mulut saat Anda muntah.

4. Perdarahan dari saluran pencernaan yang lain

Terkadang darah yang keluar bersama muntah bukan berasal dari saluran pencernaan.

Ketika mimisan, Anda mungkin menelan darah yang mengalir dari hidung ke tenggorokan. Darah lalu keluar ketika Anda batuk atau kebetulan muntah.

Anda pun bisa saja memuntahkan darah bila menelan darah setelah menjalani operasi pada mulut. Kondisi ini tidak berbahaya dan penanganannya pun berbeda dengan hematemesis yang disebabkan oleh gangguan pencernaan.

5. Perdarahan lain

Pada kasus yang langka, perdarahan pada saluran pencernaan mungkin disebabkan oleh:

  • cedera atau benturan pada organ pencernaan,
  • infeksi langka pada usus,
  • keracunan radiasi,
  • bahan kimia yang tertelan, atau
  • faktor-faktor lain yang tidak diketahui, bahkan setelah tes.

Faktor risiko muntah darah

Hematemesis tidak terjadi tanpa sebab, melainkan berawal dari kondisi tertentu pada tubuh, terutama sistem pencernaan.

Oleh sebab itu, faktor risikonya pun berkaitan dengan kondisi penyebabnya.

Risiko Anda untuk mengalami hematemesis akan meningkat apabila Anda menderita penyakit pada saluran pencernaan. Terlebih lagi bila penyakit bertambah berat karena Anda tidak mendapatkan pengobatan yang sesuai.

Diagnosis hematemesis

Mengingat ada banyak kondisi yang dapat menyebabkan hematemesis, dokter akan bertanya mengenai riwayat kesehatan Anda secara lengkap.

Pada pemeriksaan awal, Anda juga perlu menyebutkan semua gejala yang menyertai kondisi ini.

Sebelum memberikan diagnosis, dokter perlu memastikan bahwa Anda betul-betul mengalami muntah darah, bukan batuk darah.

Darah harusnya juga bukan berasal dari mulut atau hidung, lalu mengalir ke tenggorokan dan tertelan secara tidak sengaja.

Setelah itu, dokter akan memeriksa denyut jantung dan tekanan darah Anda untuk menilai seberapa banyak darah yang hilang.

Dari sini dokter dapat memperkirakan seberapa parah kondisi Anda dan penanganan yang diperlukan.

Jika darah memang berasal dari saluran pencernaan, dokter akan melakukan tes lebih lanjut kepada Anda. Pemeriksaan lanjutan umumnya terdiri dari tes darah lengkap dan endoskopi saluran cerna bagian atas.

Hasil tes darah dapat menggambarkan kesehatan Anda secara umum, terutama seberapa banyak darah yang hilang dan fungsi hati.

Fungsi hati merupakan komponen penting karena hematemesis bisa disebabkan oleh penyakit pengerasan hati (sirosis).

Setelah itu, dokter akan melanjutkan dengan endoskopi. Endoskopi adalah tes dengan memasukkan tabung kecil (endoskop) ke dalam perut.

Tabung ini dilengkapi dengan kamera untuk menampilkan keadaan saluran pencernaan secara langsung.

Pengobatan muntah darah

Dokter memeriksa gejala hepatitis B

Penanganan hematemesis dilakukan dalam beberapa tahapan. Tahap pertama yaitu pemberian cairan melalui infus dan transfusi darah apabila Anda kehilangan banyak darah akibat muntah berkali-kali.

Setelah masalah kekurangan darah dan cairan teratasi, tahap selanjutnya yaitu menutup sumber perdarahan.

Hal ini biasanya dilakukan pada saat endoskopi karena endoskop dilengkapi dengan alat bedah khusus yang dapat menutup luka.

Begitu perdarahan berhenti, barulah dokter dapat memberikan pengobatan untuk hematemesis sesuai penyebabnya.

Luka lambung akan ditangani dengan obat tukak lambung, varises dengan pembedahan, dan sebagainya.

Perawatan rumahan muntah darah

Jika Anda menjalani operasi, Anda tentu perlu merawat luka operasi untuk mencegah timbulnya komplikasi.

Ikuti anjuran dokter agar pemulihan berjalan optimal sehingga Anda bisa beraktivitas kembali.

Perbaikan gaya hidup yang Anda lakukan untuk menjaga sistem pencernaan tetap sehat bisa membantu mencegah terjadinya hematemesis di kemudian hari.

Menerapkan pola makan sehat, rutin berolahraga, dan menghindari kebiasaan buruk bagi pencernaan seperti merokok pun dapat menjadi tambahan pengobatan hematemesis di rumah.

Catatan akhir

Sangat sulit untuk membedakan apakah darah pada muntahan berasal dari kondisi yang ringan atau serius. Maka dari itu, hematemesis secara umum dianggap sebagai kondisi darurat yang harus ditangani dengan segera.

[embed-health-tool-bmr]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Hematemesis. (2021). Retrieved 23 June 2023, from https://muschealth.org/medical-services/ddc/patients/symptoms-and-conditions/hematemesis

Vomiting blood (haematemesis). (2019). Retrieved 23 June 2023, from https://www.nhs.uk/conditions/vomiting-blood/

Vomiting Blood. (2018). Retrieved 23 June 2023, from https://patient.info/digestive-health/vomiting-blood-haematemesis

Gastrointestinal bleeding. (2021). Retrieved 23 June 2023, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/gastrointestinal-bleeding/symptoms-causes/syc-20372729

Symptoms & Causes of GI Bleeding. (2016). Retrieved 23 June 2023, from https://www.niddk.nih.gov/health-information/digestive-diseases/gastrointestinal-bleeding/symptoms-causes

Versi Terbaru

23/06/2023

Ditulis oleh Diah Ayu Lestari

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

Setelah Muntah Sebaiknya Minum Apa? Inilah Anjurannya

9 Penyebab Mual yang Harus Anda Waspadai


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 23/06/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan