Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Esofagitis adalah peradangan atau iritasi yang terjadi pada dinding esofagus alias kerongkongan.
Esofagus adalah saluran yang menghubungkan mulut dan lambung. Setelah dilumatkan dalam mulut, makanan yang Anda telan akan melalui saluran ini.
Apabila tidak diatasi, peradangan dapat menyebabkan rasa tidak nyaman, gangguan menelan, hingga pembentukan luka pada dinding esofagus. Selain menjadi penyebab susah menelan dan rasa sakit, kondisi ini juga terkadang menimbulkan nyeri dada.
Pada kasus tertentu, esofagitis yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan komplikasi yang disebut Barrett’s Esophagus. Ini adalah kondisi ketika sel penyusun esofagus mengalami kerusakan hingga tampilannya berubah.
Esofagitis umum dialami orang dewasa dan jarang ditemukan pada anak-anak. Jenis peradangan yang paling umum adalah yang terkait dengan GERD (gastroesophageal reflux disease) atau umum dikenal sebagai penyakit asam lambung.
Peradangan dan iritasi pada kerongkongan dapat menimbulkan gejala yang beragam. Namun, tanda-tanda yang paling umum meliputi:
Kemungkinan masih ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, coba konsultasikan kepada dokter Anda.
Anda harus menghubungi dokter apabila Anda mengalami gejala berikut ini.
Setiap orang mungkin menunjukkan gejala beragam, begitu juga dengan gejala yang disebutkan di atas. Konsultasikan pada dokter bila Anda merasakan gejala yang mengkhawatirkan atau memiliki pertanyaan tertentu.
Ada empat faktor utama yang bisa menyebabkan peradangan esofagus. Pada kasus tertentu, faktor-faktor penyebab dapat muncul secara sekaligus. Berikut faktor-faktor tersebut.
GERD (refluks asam lambung) adalah kondisi yang ditandai dengan naiknya asam lambung kembali menuju kerongkongan.
Jika terus dibiarkan, asam lambung dapat merusak lapisan kerongkongan sehingga menyebabkan peradangan dan iritasi.
Eosinofil adalah sel darah putih yang berperan penting dalam reaksi alergi. Esofagitis eosinofilik terjadi ketika jumlah eosinofil pada kerongkongan terlalu tinggi. Ini mungkin dipicu oleh reaksi tubuh terhadap zat penyebab alergi, asam lambung, atau keduanya.
Kebanyakan orang dengan kondisi ini memiliki alergi makanan tertentu. Beberapa makanan yang dapat menyebabkan eosinophilic esophagitis meliputi susu, telur, gandum, kedelai, kacang-kacangan, gandum hitam, dan daging sapi.
Meski begitu, orang yang mengalami eosinophilic esophagitis juga bisa memiliki alergi non-makanan lain. Contohnya, alergi terhadap zat yang terhirup seperti serbuk bunga, tungau debu, bulu hewan, dan sebagainya.
Obat oral tertentu bisa menyebabkan kerusakan jaringan bila terlalu sering berkontak dengan kerongkongan.
Apalagi jika Anda sering menelan pil dengan sedikit atau tanpa air. Sisa obat dapat tertinggal dalam esofagus dan menyebabkan peradangan.
Obat-obatan yang dikaitkan dengan esofagus meliputi:
Infeksi bakteri, virus, atau jamur pada jaringan esofagus bisa menyebabkan esofagitis.
Akan tetapi, kondisi ini relatif langka dan lebih umum dialami oleh orang-orang dengan fungsi sistem imun yang menurun, seperti orang dengan HIV/AIDS atau kanker.
Jamur yang umumnya terdapat pada mulut seperti Candida albicans adalah penyebab umum dari esofagitis infeksi. Infeksi tersebut sering dikaitkan dengan gangguan sistem imun, diabetes, kanker, dan penggunaan antibiotik.
Ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena peradangan esofagus. Berikut di antaranya.
Apabila Anda memiliki sistem imun yang kuat, kecil kemungkinan Anda akan terkena infeksi pada esofagus.
Dokter pertama-tama akan mempelajari riwayat medis Anda terlebih dulu. Setelah itu, dokter akan menentukan pemeriksaan yang sesuai untuk Anda. Jenis pemeriksaan yang umum dilakukan adalah sebagai berikut.
Perawatan yang diberikan bergantung pada penyebab spesifik dari gejala yang Anda alami. Dokter umumnya memberikan obat-obatan berupa:
Guna mengatasi peradangan akibat obat-obatan, dokter biasanya akan menyarankan untuk mengganti pengobatan.
Anda mungkin juga perlu meminum lebih banyak air, menggunakan obat-obatan cair, dan tidak berbaring setelah minum obat.
Jika penyebab esofagitis itu makanan, kenali makanan pemicu dan hindari konsumsinya. Makanan pemicu yang meningkatkan produksi asam lambung adalah tomat, buah sitrus, makanan pedas, alkohol, dan bawang.
Anda juga dapat meredakan gejala dengan menghindari makanan pedas, makanan dan minuman asam, serta makanan mentah (seperti steik dimasak mentah) dan keras. Cobalah untuk makan dengan potongan lebih kecil dan kunyah hingga lumat.
Anda harus menghindari tembakau dan alkohol karena dapat memicu peradangan dan menurunkan fungsi imun. Apabila kerongkongan sudah menyempit, operasi pelebaran kerongkongan mungkin diperlukan.
Di bawah ini adalah beberapa gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda mencegah dan mengatasi peradangan pada kerongkongan.
Esofagitis adalah peradangan pada kerongkongan yang bisa disebabkan oleh GERD, konsumsi obat-obatan secara berlebihan, dan infeksi. Kondisi ini dapat diatasi melalui pengobatan serta dengan menghindari faktor risikonya.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar