Itu adalah kondisi kembalinya isi lambung ke kerongkongan dan bisa terus keluar lewat mulut. Sampai bayi usia 1 tahun, RGE adalah hal normal asal si kecil tidak menolak minum susu dan berat badan bayi tetap naik sesuai usia. Bila kebalikannya, perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Sementara itu bila muntah terus menerus pada anak-anak sering disebabkan oleh refluks asam lambung, juga disebut gastroesophageal reflux disease (GERD).
Pada anak-anak, otot di ujung kerongkongan sering belum cukup kuat, sehingga refluks asam terjadi lebih umum pada anak-anak dibandingkan pada orang dewasa.
Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap gangguan pencernaan jenis refluks asam pada anak bayi tidak dapat dihindari, yaitu:
GERD adalah kondisi refluks asam yang paling populer pada anak-anak, tetapi ada juga gangguan lain seperti intoleransi makanan, eosinophilic esophagitis, dan stenosis pilorus.
Pada anak-anak yang usianya lebih besar, kondisi ini bisa diakibatkan dari tekanan bawah kerongkongan atau dari otot kerongkongan yang melemah.
Gejala GERD pada anak
Gejala yang paling umum dari GERD pada bayi adalah:
- Menolak makanan, berat badan tidak bertambah
- Muntah, menyebabkan isi perut untuk keluar dari mulut mereka (muntah proyektil)
- Muntah cairan hijau atau kuning, atau darah atau bahan yang terlihat seperti bubuk kopi
- Memiliki darah dalam tinjanya
- Mengalami kesulitan bernapas
- Mulai muntah ketika masuk perkembangan bayi usia 6 bulan atau lebih
Sementara itu gejala GERD pada anak-anak dan remaja yaitu:
- Memiliki rasa sakit atau rasa panas di dada bagian atas (heartburn)
- Memiliki rasa sakit atau ketidaknyamanan saat menelan
- Sering batuk atau mengi atau suara serak
- Bersendawa berlebihan
- Mual
- Asam lambung terasa di tenggorokan
- Merasa seperti makanan terjebak di tenggorokan
- Memiliki rasa sakit yang lebih buruk ketika berbaring
Sementara gangguan pencernaan asam refluks dan GERD dapat hilang ketika anak bertambah dewasa, kondisi ini masih bisa berbahaya. Anda harus membawa anak Anda ke dokter jika anak Anda mengalami:
- Pertumbuhan bayi yang buruk, sulit untuk menambah berat badan
- Masalah pernapasan
- Secara konsisten muntah dengan paksa
- Memuntahkan cairan hijau atau kuning
- Muntah darah atau bahan yang terlihat seperti bubuk kopi
- Memiliki darah dalam tinjanya
- Iritasi setelah makan
Di atas adalah tanda bahwa kondisi GERD sudah sangat berbahaya sehingga anak perlu dibawa ke dokter.
Pengobatan gerd pada anak
Orangtua bisa mengurangi risiko gangguan pencernaan GERD pada anak dengan mengubah gaya hidup dan pola makan. Jika perubahan ini tidak bekerja, dokter mungkin merekomendasikan obat atau operasi untuk mengobati GERD.
Untuk bayi:
- Tinggikan kepala tempat tidur atau keranjang bayi
- Pegang bayi agar dalam posisi tegak selama 30 menit setelah menyusui
- Kentalkan susu dengan sereal (jangan melakukan hal ini tanpa persetujuan dokter Anda)
- Susui bayi Anda dalam jumlah yang lebih kecil dan berilah makanan lebih sering
- Cobalah makanan padat (dengan persetujuan dokter Anda)
Untuk anak-anak:
- Tinggikan kepala tempat tidur anak.
- Posisikan anak dalam posisi tegak setidaknya selama dua jam setelah makan.
- Sajikan beberapa makanan kecil sepanjang hari, bukan tiga kali makan besar.
- Pastikan anak Anda tidak makan berlebihan.
- Batasi makanan dan minuman yang tampaknya memperburuk refluks asam anak, seperti makanan dengan lemak tinggi, gorengan atau makanan pedas, minuman berkarbonasi, dan kafein.
Anda juga bisa mengajak si kecil untuk berolahraga secara teratur untuk mengatasi GERD yang merupakan salah satu tipe gangguan pencernaan pada anak.
3. Sembelit

Gangguan pencernaan pada anak berikutnya adalah sembelit. Menurut National Library of Medicine, bayi dan anak bisa mengalami sembelit karena berbagai hal.
Paling sering disebabkan oleh kurangnya asupan serat, kurang minum, dan peralihan ASI ke MPASI. Pada beberapa kasus, bisa juga disebabkan oleh kondisi medis yang memengaruhi usus dan penggunaan obat-obatan tertentu.
Tidak seperti orang dewasa, ciri sembelit pada bayi mungkin sulit untuk diketahui. Pasalnya, mereka belum bisa berkomunikasi dengan orangtua maupun pengasuhnya mengenai gejala sembelit yang ia rasakan.
Anak bayi yang mengalami gangguan pencernaan jenis sembelit akan menunjukkan gejala, seperti:
- Kesakitan saat buang air
- Ada darah pada kotoran bayi
- Rewel
- Feses bayi kering dan padat
Frekuensi buang air besar bayi baru lahir yang diberi ASI sekitar 3 kali sehari sampai usia usia 6 bulan. Setelah memulai makanan padat, ia akan lebih sering BAB. Namun, seiring waktu frekuensi buang air besarnya akan semakin berkurang.
Sementara pada bayi yang minum susu formula, normalnya akan buang air sebanyak 1 hingga 4 kali sehari.
Bila sudah mengonsumsi makanan padat, ia akan buang air lebih jarang, yakni 1 atau 2 kali sehari. Jika si kecil buang air besar lebih jarang dari frekuensi normal, ini bisa menandakan gejala sembelit.
Sementara pada anak, tidak ada ketentuan mengenai jumlah buang air besar yang normal, setidaknya paling sedikit 1 kali sehari. Oleh karena itu, orangtua bisa membandingkan frekuensi buang air besar saat sembelit dengan biasanya dan lihat gejala lain yang menyertai.
Umumnya gangguan pencernaan ini akan membaik dalam beberapa hari ketika anak meningkatkan asupan cairan dan makanan berserat, kembali olahraga secara rutin, dan minum obat pencahar alami maupun obat-obatan medis.
Bila gejala sembelit tidak juga membaik setelah menerapkan perawatan di rumah, segera periksa ke dokter.
4. Intoleransi makanan salah satu gangguan pencernaan anak

Bayi yang lahir secara prematur, memiliki berat badan yang rendah, atau memiliki cacat bawaan pada ususnya biasanya mengalami intoleransi makanan.
Artinya, ada kandungan makanan yang dianggap tubuh sebagai ancaman sehingga menimbulkan reaksi muntah atau diare setelah mengonsumsi makanan tersebut.
Untuk kondisi ini, orangtua harus benar-benar memerhatikan apa pun yang dimakan si kecil. Kemungkinan Anda membutuhkan konsultasi dan pengobatan lebih lanjut pada dokter anak untuk mengendalikan gejala.
5. Perut kembung, jenis gangguan pencernaan anak

Perut kembung termasuk gangguan pencernaan yang tak hanya dialami oleh orang dewasa, anak-anak sampai bayi juga bisa mengalaminya.
Kembung pada bayi sering diserrtai gejala ganggguan pencernaan lain, seperti muntah, diare, sakit, perut, kolik, dan sembelit atau konstipasi.
Beberapa kondisi yang menyebabkan bayi kembung yaitu:
- Bayi sedang diare karena kadar kalium dalam perut berkurang
- Bayi terus menangis karena banyak menelan udara
- Bayi minum susu memakai botol yang lubang dotnya terlalu besar
Perut kembung disebabkan adanya banyak angin yang terperangkap di dalam perut anak. Si kecil bisa jadi rewel karena menahan rasa tidak nyaman pada perutnya saat kembung.
Untuk mengatasi gangguan pencernaan pada anak jenis perut kembung, Anda bisa melakukan beberapa hal, yaitu:
- Menyendawakan bayi untuk mengurangi perut kembung
- Istirahat yang cukup
- Pada anak, berikan air putih agar tidak dehidrasi
- Beri makanan berserat (bila perut kembung karena sembelit)
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 28 tahun 2019, anjuran asupan serat harian untuk anak usia 1-3 tahun adalah 19 gram, sementara anak usia 4-6 tahun mencakup 20 gram serat per harinya.
Ibu bisa menambahkan apel, pir, dan kacang polong ke dalam camilan sehat si kecil. Selain itu, Anda juga bisa memberikan susu kaya serat untuk si kecil.