backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

3 Jenis Alergi pada Si Kecil yang Umum dan Cara Mengatasinya

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 12/06/2024

3 Jenis Alergi pada Si Kecil yang Umum dan Cara Mengatasinya

Alergi tak hanya terjadi pada orang dewasa, tetapi juga bisa menyerang si Kecil . Sebagai orangtua, penting untuk mengetahui alergi apa yang dimiliki si Kecil dan apa pemicunya. Berikut penjelasan seputar alergi pada si Kecil.

Macam-macam penyebab alergi pada si Kecil dan gejalanya

alergi susu anak

Alergi adalah serangkaian gejala yang timbul sebagai respons berlebihan dari sistem kekebalan tubuh terhadap zat asing (dikenal sebagai alergen) yang masuk ke dalam tubuh.

Reaksi alergi biasanya terjadi setelah alergen kontak langsung dengan kulit, terhirup, atau dimakan.

Ada beragam pemicu dan gejala alergi pada si Kecil, tergantung pada masing-masing jenisnya. Berikut macam-macam jenis alergi yang dapat dialami oleh si Kecil.

1. Alergi makanan

Makanan adalah pemicu alergi yang paling sering dialami oleh si Kecil. Alergi makanan muncul ketika tubuh bereaksi terhadap protein yang dianggap berbahaya bagi tubuh.

Reaksi ini biasanya terjadi sesaat setelah makanan dikonsumsi. Kebanyakan kasus alergi makanan pada si Kecil disebabkan oleh:

  • telur,
  • gandum,
  • ikan (seperti tuna, salmon), dan
  • makanan laut (seperti udang, lobster, cumi, kerang).

Alergi makanan pada daging, buah-buahan, sayuran, padi-padian, dan biji-bijian seperti wijen, juga mungkin terjadi.

Mengutip dari Healthy Children, gejala atau ciri alergi makanan pada si Kecil, yaitu sebagai berikut.

  • Ruam atau bintik-bintik merah di kulit terlihat seperti gigitan nyamuk.
  • Bersin.
  • Suara mengi.
  • Tenggorokan terasa terikat.
  • Mual dan muntah.
  • Diare.
  • Sulit bernapas.
  • Gatal di sekitar mulut.
  • Denyut jantung cepat.
  • Tekanan darah rendah.
  • Syok anafilaktik.

2. Alergi debu, jamur, dan serbuk sari

Lingkungan juga merupakan salah satu penyebab alergi si Kecil. Jika si Kecil bereaksi berlebihan (seperti batuk atau pilek) terhadap lingkungan, berarti si Kecil Anda memiliki rhinitis alergi.

Rhinitis alergi adalah peradangan yang terjadi pada rongga hidung akibat reaksi alergi.

Gejala biasanya langsung terlihat atau timbul setelah si Kecil Anda terpapar pemicu alergi. Beberapa gejalanya meliputi berikut ini. 

  • Mata gatal dan berair, kemarahan atau bengkak.
  • Hidung berair atau tersumbat.
  • Bersin-bersin.
  • Kelelahan.
  • Batuk.

Terdapat beragam alergen yang bisa memicu reaksi sistem kekebalan tubuh jika terhirup melalui hidung.

Beberapa jenis alergen yang umum adalah serbuk sari, tungau, debu, spora jamur, serta bulu hewan. Asap rokok dan parfum juga termasuk pemicu alergi ini.

3. Alergi susu sapi

Alergi susu sapi merupakan salah satu alergi yang umum terjadi pada si Kecil. Umumnya, alergi ini dialami anak usia 1-6 tahun dan dapat dilihat dari gejala yang timbul dengan cepat maupun lambat. 

Gejala alergi susu yang timbul dengan cepat biasanya berupa, gatal-gatal, mengi, muntah, pembengkakan pada bibir, lidah, atau tenggorokan, hingga batuk dan sesak napas.

Adapun gejala alergi susu sapi yang muncul dengan lambat, antara lain kram perut, sakit perut, tekstur feses cair, dan feses berdarah.

Sementara itu, alergi susu sapi terjadi karena adanya reaksi sistem kekebalan tubuh pada si Kecil dengan protein yang terkandung di dalam susu sapi.

Berdasarkan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), gejala alergi susu sapi dapat ditunjukan pada si Kecil yang mengonsumsi susu formula. Berikut gejala tidak cocok susu sapi pada si Kecil.

  • Naiknya asam lambung ke tenggorokan secara berulang.
  • Muntah, diare atau sembelit, dan darah pada feses.
  • Kolik persisten (lebih dari 3 jam per hari per minggu selama 3 minggu).
  • Anemia defisiensi besi.
  • Pilek dan batuk kronik.
  • Gagal tumbuh karena diare dan si Kecil tidak mau makan.
  • Anemia defisiensi besi karena darah di tinja. 

Untuk kasus reaksi alergi parah, kondisi anafilaktik membutuhkan penanganan medis segera.

Namun, alergi makanan pada si Kecil usia dini bisa hilang. Sekitar 80—90% alergi telur, susu, gandum, dan kedelai tidak akan muncul lagi ketika si Kecil berusia 5 tahun.

Akan tetapi, hanya sedikit yang bisa benar-benar sembuh dari alergi makanan laut. Artinya, alergi ini akan dibawa hingga usia dewasa nanti.

Dokter anak maupun ahli alergi dapat melakukan beberapa tes untuk mendiagnosis alergi makanan pada si Kecil dan memantau perkembangan kondisi ini.

Cara mengatasi alergi pada si Kecil

reaksi alergi

Alergi umumnya merupakan kondisi yang tidak bisa disembuhkan. Namun, terdapat beberapa cara yang bisa Anda lakukan guna menangani alergi pada si Kecil, yaitu sebagai berikut.

1. Kenali gejala

Penting bagi Anda untuk mengenali gejala alergi yang dialami si Kecil agar penanganan bisa dilakukan dengan lebih tepat.

Dengan mengenali gejalanya, Anda jadi lebih tahu jenis alergi apa yang diderita si Kecil dan apa pemicu yang bisa dihindari agar alergi si Kecil tidak semakin parah.

2. Kendalikan gejala

Anda dapat melakukan pengendalian terhadap gejala yang dialami si Kecil dengan menghindari pemicu alergi. Memberi nutrisi untuk si Kecil yang tepat juga bisa membantu mengendalikannya.

Hal ini disesuaikan dengan jenis alergi apa yang dimiliki oleh si Kecil.

Salah satu contohnya, jika si Kecil mengalami alergi susu sapi, sebaiknya berikan susu formula soya yang sudah difortifikasi sehingga lebih aman untuk si Kecil.

Bagi si Kecil yang tidak cocok susu sapi, dapat diberikan nutrisi tepat pengganti susu sapi yang memiliki kandungan seperti berikut ini.

  • DHA (mendukung pembentukan otak si Kecil).
  • Omega 3 dan 6 (meningkatkan kecerdasan otak si Kecil).
  • Serat pangan (mencegah sembelit).
  • IronC (kombinasi zat besi dan vitamin C).
  • Isolat protein soya berkualitas.

3. Konsultasi dengan dokter

Bila si Kecil mengalami gejala alergi yang berat, segera konsultasikan dengan dokter spesialis anak untuk mendapat rekomendasi penanganan yang tepat.

Hal ini juga berlaku jika Anda merasa ragu dengan gejala yang dialami oleh si Kecil.

Sesuai dengan penyebab alergi, dokter mungkin akan meresepkan jenis obat, seperti:

  • antihistamine,
  • obat tetes mata, dan
  • semprotan nasal.

Beberapa jenis obat tersebut juga ada yang tersedia tanpa resep dokter dan bisa diperoleh secara bebas di pasaran.

Bila alergi disebabkan oleh debu, jamur, serbuk sari, hewan, atau sengatan serangga, dokter juga bisa menyarankan suntikan alergi atau imunoterapi.

Konsultasi dengan dokter anak akan membantu Anda untuk lebih memahami tindakan apa yang sebaiknya dilakukan.

Ingatlah bahwa alergi dapat berdampak signifikan pada kualitas hidup si Kecil. Oleh karena itu, penting untuk bekerja sama dengan dokter untuk mengelola kondisi ini.

Pilih nutrisi tepat untuk si Kecil

Untuk dukung tumbuh optimal si Kecil tidak cocok susu sapi, Bunda dapat memberikan nutrisi tepat SGM Eksplor ISOPRO Soy, Produk soya No. 1 di Indonesia, yang terbuat dari Isolat Protein Soya berkualitas dan lebih mudah dicerna untuk Si Kecil.

Selain itu, SGM Eksplor ISOPRO Soy mengandung lebih tinggi IronC, kombinasi unik Zat Besi dan Vitamin C yang dapat memaksimalkan penyerapan nutrisi.

SGM Eksplor ISOPRO Soy juga dilengkapi dengan berbagai nutrisi penting seperti:

  • DHA 100% berkualitas dari Minyak Ikan Tuna yang lebih baik dari minyak ikan lainnya, serta Omega 3&6 untuk dukung perkembangan kognitif si Kecil
  • Tinggi Vitamin D & Kalsium, untuk bantu pembentukan dan mempertahankan kepadatan tulang dan gigi
  • Sumber serat pangan, untuk jaga saluran pencernaan, dan nutrisi lainnya

SGM Eksplor ISOPRO Soy tersedia dalam varían Vanilla dan Madu dengan rasa yang disukai si Kecil, lho Bun.

Dengan kandungan nutrisi yang sama lengkapnya dan enak rasanya, Bunda bisa dapatkan SGM Eksplor ISOPRO Soy dengan harga lebih terjangkau!

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.



Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 12/06/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan