backup og meta

Metronidazole

Metronidazole

Metronidazole (metronidazol) adalah obat antibiotik untuk mengobati penyakit akibat infeksi bakteri. Di Indonesia, obat ini tergolong keras sehingga Anda hanya bisa mendapatkannya dengan resep dokter.

Golongan obat: antibiotik

Merek dagang: Nulagyl, Selesnizol, Farnat, Flagyl, Fladazole, Progyl, dll.

Apa itu metronidazole?

Metronidazole

Metronidazole adalah obat antibiotik yang berguna untuk menyembuhkan infeksi bakteri pada beberapa anggota tubuh, seperti:

  • sistem reproduksi, 
  • saluran pencernaan, 
  • kulit, 
  • jantung,
  • darah,
  • sistem saraf, dan
  • lain-lain.

Selain bakteri, metronidazol juga mengatasi beberapa jenis protozoa dan parasit, seperti:

  • Giardia,
  • Trichomonas,
  • Ameba, dan
  • Balantidium.

Antibiotik ini tidak akan dapat mengobati infeksi virus, seperti demam dan influenza. 

Mengonsumsi antibiotik sembarangan membuat Anda berisiko kebal atau resistensi antibiotik di kemudian sehari. Hal ini membuat obat tidak lagi efektif dalam mengobati infeksi. 

Gunakan obat ini sesuai dengan instruksi dokter Anda. Beberapa jenis penyakit dan keluhan yang bisa diatasi metronidazole, yakni:

  • vaginosis bakteri,
  • penyakit menular seksual akibat parasit dan bakteri,
  • septikemia,
  • tukak lambung,
  • giardiasis,
  • infeksi gigi dan mulut, dan
  • lain-lain.

Mengutip situs PubChem, obat ini bekerja dengan cara merusak DNA bakteri dan beberapa macam protozoa serta parasit sehingga mikroorganisme tersebut mati.

Dosis dan sediaan metronidazole

Badan Pengawas Obat dan Makanan mengatur sediaan dan konsentrasi metronidazol di indonesia sebagai berikut.

  • Infus 5 mg, 500 mg, dan 5 gram.
  • Kaplet dan tablet 200 dan 500 mg.
  • Suspensi 200 mg/5 ml dan 125 mg/ 5 ml.
  • Suppositoria 500 mg.
  • Ovula 500 mg dan 1 gram.

Inilah dosis metronidazole berdasarkan keluhan, sediaan, dan usia pasien.

Infeksi bakteri anaerobik

Inilah pembagian dosis untuk infeksi bakteri anaerobik berdasarkan sediaan dan usia pasien.

Dosis intravena dewasa

  • Berikan sebanyak 1.000–1.500 mg sekali sehari sebagai dosis tunggal atau 500 mg setiap 8 jam lewat infus dengan kecepatan 5 ml/ menit selama 20–60 menit untuk 7 hari. Dosis maksimal sebesar 4.000 mg setiap hari.

Dosis intravena anak-anak

Pemberian dosis intravena pada anak-anak terbagi berdasarkan usianya.

  • Usia 8 minggu: 15 mg/kg berat badan sebagai dosis tunggal atau dibagi menjadi 7,5 mg/kg berat badan setiap 12 jam.
  • Usia di atas 8 minggu sampai dengan 12 tahun: 20–30 mg/kg berat badan sebagai dosis tunggal atau 7,5 mg/kg berat badan setiap 8 jam.

Durasi pengobatan biasanya selama 7 hari dan dosis bisa ditingkatkan menjadi 40 mg/kg berat badan berdasarkan keparahan infeksi.

Dosis oral untuk dewasa dengan kaplet, tablet, atau suspensi

  • Berikan dosis awal sebesar 800 mg, lalu diikuti dengan 400 mg setiap 8 jam dengan durasi selama 7 hari.

Dosis oral untuk anak-anak dengan kaplet, tablet, atau suspensi

Inilah pembagian dosis berdasarkan usia anak.

  • Di bawah 8 minggu: 15 mg/kg berat badan sekali sehari atau dibagi menjadi 7,5 mg/kg berat badan setiap 12 jam.
  • Usia di atas 8 minggu–12 tahun: 20–30 mg/kg berat badan sebagai dosis tunggal atau dibagi menjadi 7,5 mg/kg berat badan setiap 8 jam selama 7 hari. Dosis harian bisa ditingkatkan menjadi 40 mg/kg berat badan berdasarkan keparahan infeksi.

Dosis melalui rektum dengan suppositoria

  • Dewasa: 1 gram setiap 8 jam selama 3 hari, lalu dikurangi hingga setiap 12 jam per hari jika pengobatan lebih dari 3 hari.
  • Anak-anak: 125 mg untuk anak di bawah 1 tahun; 250 mg untuk anak usia 1–5 tahun; 500 mg untuk anak usia 5–10 tahun. Seluruh pemberian dosis diberikan setiap 8 jam selama 3 hari, lalu dikurangi hingga setiap 12 jam hingga cara pemberian obat oral memungkinkan.

Pencegahan infeksi pascabedah

Inilah pembagian dosis metronidazole untuk pencegahan infeksi pascabedah berdasarkan sediaan dan usia pasien.

Dosis intravena

  • Dewasa: 1.000–1.500 mg sekali sehari selama 30–60 menit sebelum operasi. Sebagai alternatif, beri 500 mg sesaat sebelum atau setelah pembedahan, lalu 500 mg setiap 8 jam dalam rentang waktu 24 jam.
  • Anak-anak: 20–30 mg/kg berat badan untuk usia di bawah 12 tahun sebagai dosis tunggal. Berikan 1–2 jam sebelum tindakan.

Dosis oral untuk dewasa dengan kaplet, tablet, atau suspensi

  • Berikan dosis 400 mg setiap 8 jam selama 24 jam sebelum bedah, lalu diberikan dengan suppositoria lewat rektum atau intravena pascabedah sampai pemberian oral memungkinkan. Dosis maksimal sebanyak 4.000 mg per hari.

Dosis oral untuk anak-anak dengan kaplet, tablet, atau suspensi

Inilah pemberian dosis oral berdasarkan usia anak.

  • Usia di bawah 40 minggu: 10 mg/kg berat badan untuk sebagai dosis tunggal sebelum operasi. 
  • Unak di bawah usia 12 tahun: dosis 20–30 mg/kg berat badan diberikan sebagai dosis tunggal. Dosis diberikan 1–2 jam sebelum operasi.

Dosis melalui rektum dengan suppositoria

  • Dewasa: 1 gram, diberikan 2 jam sebelum operasi, lalu diulang setiap 8 jam sampai bisa diberikan dengan dosis oral untuk pengobatan selama 7 hari.
  • Anak-anak: 500 mg untuk anak usia 5–10 tahun, diberikan 2 jam sebelum operasi. Pengobatan diulang setiap 8 jam selama 3 hari, kemudian setiap 12 jam hingga bisa diberikan obat oral.

Infeksi gigi akut

Gingivitis ulseratif akut

  • Dewasa: Obat oral suspensi, tablet, atau kaplet sebanyak 200 mg 3 kali sehari selama 3 hari.
  • Anak-anak: usia 1–3 tahun berikan sebanyak 50 mg 3 kali sehari selama 3 hari. Untuk anak berusia di atas 3–7 tahun, dosis sebesar 100 mg dua kali sehari selama 3 hari. Anak-anak usia lebih dari 7–10 tahun, berikan metronidazole sebanyak 100 mg 3 kali sehari selama 3 hari.

Infeksi bakteri Helicobacter pylori penyebab tukak lambung

Metronidazole untuk tukak lambung

Inilah pemberian dosis untuk infeksi Helicobacter pylori yang dibedakan berdasarkan usia pasien.

Dosis oral untuk dewasa dengan kaplet, tablet, atau suspensi.

Berikan dosis 400 mg sebanyak 2 kali sehari selama 7–14 hari dengan kombinasi obat antibakteri lainnya dan proton pump inhibitor

Jika menggabungkan dengan penggunaan obat omeprazole dan amoksilin, berikan dosis metronidazole sebanyak 400 mg 3 kali sehari.

Dosis oral untuk anak-anak dengan kaplet, tablet, atau suspensi

Pemberian dosis metronidazol sebanyak 20 mg/kg berat badan setiap hari dengan dosis selama 7–14 hari. 

Pengobatan dikombinasikan dengan obat antibakteri lainnya dan proton pump inhibitor. Dosis maksimal yakni sebanyak 500 mg dua kali sehari.

Trikomoniasis

Inilah dosis yang diberikan berdasarkan usia pasien trichomoniasis.

Dosis oral untuk dewasa dengan kaplet, tablet, atau suspensi

Berikan sebanyak 2.000 mg sebagai dosis tunggal atau 200 mg sebanyak tiga kali sehari. Pengobatan dilakukan selama 7 hari. 

Cara alternatif, yaitu dosis diberikan sebesar 400 mg dua kali sehari selama 5–7 hari. Pasangan seksual juga harus disembuhkan.

Dosis oral untuk anak-anak dengan kaplet, tablet, atau suspensi

Obat diberikan dengan dosis sebesar 40 mg/kg berat badan sebagai dosis tunggal atau 15–30 mg/kg berat badan sebanyak 2–3 kali sehari. Dosis maksimal sebesar 2.000 mg per dosis.

Giardiasis

Berikut pemberian dosis berdasarkan usia pasien.

Dosis oral untuk dewasa dengan kaplet, tablet, atau suspensi

Pemberian dosis metronidazole sebanyak 2.000 mg sekali sehari selama 3 hari.

Dosis juga bisa diberikan sebesar 400 mg sebanyak tiga kali sehari selama 7–10 hari atau 15–40 mg/kg berat badan setiap hari dalam 2–3 dosis terpisah.

Dosis oral untuk anak-anak dengan kaplet, tablet, atau suspensi

Inilah pemberian dosis berdasarkan usia anak.

  • Usia 1–3 tahun: 50 mg sekali sehari selama 3 hari.
  • Usia lebih dari 3 tahun–7 tahun: 1.000 mg sekali sehari selama 3 hari.
  • Usia 10 tahun ke atas: Dosis sama dengan dewasa atau 15–40 mg/kg berat badan setiap hari dalam 2–3 dosis terpisah.

Amebiasis

Inilah pemberian dosis berdasarkan usia pasien amebiasis.

Dosis oral untuk dewasa dengan kaplet, tablet, atau suspensi

Berikan sebesar 800 mg tiga kali sehari selama 5 hari untuk infeksi pada usus. Jika mengalami infeksi di luar usus, berikan sebanyak 400–800 mg selama 5–10 hari. 

Sebagai alternatif, berikan dosis metronidazol sebesar 35–50 mg/kg berat badan setiap hari dalam 3 dosis terpisah selama 5–10 hari. Dosis maksimal sebesar 2.400 mg setiap hari.

Dosis oral untuk anak-anak dengan kaplet, tablet, atau suspensi

Berikut pembagian dosis anak-anak berdasarkan usianya.

  • Usia 1–3 tahun: 200 mg tiga kali sehari selama 5 hari untuk infeksi usus; 100–200 mg tiga kali sehari selama 5–10 hari.
  • Usia 3–7 tahun: 200 mg empat kali sehari selama 5 hari untuk infeksi di luar usus; 100–200 mg 4 kali sehari selama 5–10 hari.
  • Umur 7–10 tahun: 400 mg tiga kali sehari selama 5 hari untuk infeksi di luar usus; 400–800 mg tiga kali sehari selama 5–10 hari. Pemberian dosis alternatif bisa sebesar 35–50 mg/kg berat badan setiap hari dan dibagi menjadi tiga dosis selama 5–10 hari. Dosis maksimal sebesar 2.400 mg per hari.

Vaginosis bakteri

Berikut dosis obat metronidazole untuk infeksi bakteri vagina berdasarkan sediaannya.

Dosis oral untuk dewasa dengan kaplet, tablet, atau suspensi

Konsumsi obat dengan dosis 400 mg dua kali sehari selama 5–7 hari atau 2.000 mg sebagai dosis tunggal dengan sediaan oral suspensi, kaplet, atau tablet.

Dosis vaginal untuk dewasa dengan ovula

Gunakan 1 ovula metronidazol sekali sehari sebelum tidur selama 10 hari.

Ulkus kaki dan luka tekan

  • Dewasa: 400 mg tiga kali sehari selama 7 hari dengan sediaan oral suspensi, kaplet, atau tablet.

Aturan pakai metronidazole

Cara menggunakan obat metronidazol dibedakan berdasarkan masing-masing sediaan. 

Cara menggunakan obat tablet dan kaplet

Inilah cara mengonsumsi obat metronidazole tablet dan kaplet:

  • Telan obat dengan utuh dengan segelas air.
  • Jangan hancurkan atau kunyah tablet.
  • Minum obat selama atau sesaat setelah makan.

Cara memakai obat suspensi

Kocok obat metronidazole suspensi terlebih dahulu sebelum diminum. Pastikan konsumsi obat suspensi saat perut kosong, setidaknya 1 jam sebelum makan.

Cara memakai obat suppositoria

Berikut langkah-langkah pemakaian obat suppositoria.

  • Cuci tangan sebelum dan setelah memegang obat.
  • Posisikan tubuh dengan terlentang menyamping, angkat lutut ke arah dada.
  • Masukkan suppositoria ke dalam anus, dorong sedalam-dalamnya.
  • Setelah obat masuk, hindari buang air besar setidaknya tahan selama satu jam.

Cara menggunakan obat ovula

Ikuti langkah berikut agar obat bisa bekerja dengan efektif.

  • Cuci tangan terlebih dahulu.
  • Posisikan badan terlentang dengan lutut ditekuk.
  • Letakkan obat di atas aplikator, pastikan ujung obat yang meruncing ada pada bagian atas.
  • Pegang aplikator, lalu arahkan obat ke dalam vagina.
  • Dorong tuas aplikator hingga berhenti, lalu tarik hingga obat terletak di dalam vagina.
  • Lepaskan aplikator dari vagina.
  • Jangan gunakan tampon saat menggunakan metronidazole ovula. Tampon nantinya justru menyerap obat sehingga tidak bekerja langsung di vagina.

Cara menggunakan obat infus

Metronidazole suntik hanya diberikan oleh dokter atau perawat. Tunggu petugas kesehatan yang berwenang jika Anda harus mendapatkan obat ini.

Efek samping metronidazole

mencegah-alergi-kulit

Seperti obat pada umumnya, metronidazole juga menimbulkan efek samping. Inilah efek samping yang timbul dari setiap sediaan.

Efek samping obat tablet, kapsul, suspensi, dan injeksi

Stop gunakan metronidazol dan segera hubungi dokter bila Anda mengalami kondisi berikut.

Reaksi alergi

Inilah tanda efek samping reaksi alergi.

  • Kulit ruam dan gatal.
  • Pembengkakan pada wajah, lidah, atau tenggorokan.
  • Demam.
  • Sulit bernapas.

Ensefalopati

Ini adalah penyakit otak yang langka, tetapi parah. Gejalanya bervariasi, tetapi Anda mungkin merasakan kondisi berikut.

  • Demam.
  • Leher kaku.
  • Sakit kepala.
  • Melihat atau mendengar hal yang tidak nyata.
  • Sulit menggunakan lengan dan betis.
  • Susah berbicara.
  • Kebingungan.

Sindrom Stevens-Johnson atau nekrolisis epidermal toksik

Berikut tanda yang akan muncul.

  • Ruam kulit dan melepuh.
  • Kulit bagian mulut, mata, bibir, hidung, dan kelamin mengelupas hingga berdarah.
  • Gejala seperti flu dengan suhu tubuh tinggi.

Segera beri tahu dokter jika Anda menyadari adanya efek samping berikut.

Efek samping sangat jarang

Keluhan dari metronidazole ini biasanya muncul dalam satu dari sepuluh ribu pasien. Inilah kemungkinan efek yang muncul.

  • Perubahan jumlah dan tipe sel darah, ditandai dengan memar, mimisan, nyeri tenggorokan, atau infeksi.
  • Masalah mental, seperti kebingungan, halusinasi, pusing, mengantuk, sakit kepala, kejang, kesemutan, mati rasa, serta lengan dan kaki lemah.
  • Koordinasi otot memburuk, seperti gerakan mata tak terkontrol, gangguan bicaram berjalan tidak normal, tubuh bergoyang tak terkendali.
  • Gangguan penglihatan, seperti pandangan ganda, rabun dekat.
  • Masalah liver, seperti sakit kuning, radang pankreas, hingga gagal liver.
  • Ruam kulit dan kemerahan.
  • Kulit gatal dan melepuh.
  • Nyeri otot dan sendi.
  • Urine menggelap.

Efek samping tidak diketahui

Jumlah pasien yang mengalami efek samping ini tidak bisa diperkirakan. Berikut tanda-tandanya yang mungkin muncul.

  • Penurunan aktivitas sumsum tulang belakang, seperti anemia aplastik yang menyebabkan tubuh lemah, memar, dan mudah infeksi.
  • Meningitis, ditandai dengan demam, mual, muntah sakit kepala, leher tegang, sensitif terhadap cahaya terang.
  • Masalah saluran pencernaan, seperti mulut terasa aneh, perubahan rasa, lidah tampak menghitam dan seperti berbulu, seriawan, kehilangan nafsu makan, diare, sakit perut.
  • Urtikaria atau biduran disertai demam.
  • Depresi.
  • Kesemutan
  • Nyeri mata akibat radang saraf mata.
  • Gangguan pendengaran.
  • Telinga berdenging.
  • Vertigo.
  • Eritema multiformis.

Efek samping obat ovula

Sediaan metronidazole ovula menimbulkan beberapa jenis efek samping.

Efek samping umum

Inilah beberapa kemungkinan efek samping yang bisa dirasakan.

  • Vagina terasa gatal.
  • Nyeri saat berhubungan seks.
  • Keputihan yang kental tanpa bau atau bau samar-samar.

Efek samping tidak biasa

  • Sensasi terbakar atau hasrat ingin buang air kecil lebih sering.
  • Penis pasangan terasa gatal atau iritasi.
  • Vagina terasa tertekan.
  • Gatal, nyeri, kemerahan, dan sensasi menyengat pada bagian kelamin.

Peringatan dan perhatian saat pakai metronidazole

Jangan konsumsi obat metronidazol tablet, kaplet, dan suspensi apabila Anda memiliki kondisi berikut ini.

  • Alergi terhadap metronidazole, nitroimidazole, atau kandungan obat lainnya yang ada pada komposisi metronidazole.
  • Hamil trimester pertama atau sedang menyusui.

Segera beri tahu dokter atau perawat jika memiliki kondisi berikut.

  • Penyakit ginjal, terutama yang mengharuskan dialisis atau cuci darah.
  • Riwayat penyakit liver.
  • Hamil bulan keempat hingga kesembilan.
  • Epilepsi atau kejang.
  • Porphyria atau penyakit genetik yang menyebabkan kulit melepuh, sakit perut, serta gangguan otak atau saraf.
  • Riwayat penyakit darah atau sel darah.
  • Pernah mengalami gangguan saraf.
  • Pernah terpapar infeksi menular seksual.
  • Cockayne syndrome.
  • Sindrom Stevens-Johnson.
  • Nekrolisis epidermal toksik.

Cara menyimpan obat suppositoria dan ovula adalah dengan meletakkannya pada suhu di bawah 20 ºCelsius dan jauhi dari paparan sinar matahari.

Apakah metronidazole aman untuk ibu hamil dan menyusui?

Metronidazol tidak boleh dikonsumsi pada trimester pertama kehamilan. Obat ini juga tidak dianjurkan selama kehamilan berlangsung hingga trimester terakhir. 

Jika menyusui, Anda harus berhenti minum tablet metronidazole selama 12–24 jam setelah pemberian tablet selesai sebelum menyusui lagi.

Interaksi metronidazole dengan obat lain

Beberapa jenis obat bisa memengaruhi efektivitas metronidazol dan sebaliknya. Segera beri tahu dokter jika Anda juga mengonsumsi obat-obatan berikut.

Metronidazole adalah obat antibiotik untuk mengatasi penyakit akibat infeksi bakteri dan beberapa jenis protozoa dan parasit. 

Obat ini tergolong keras sehingga Anda memerlukan resep dokter untuk mendapatkannya. 

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Metronidazole: MedlinePlus Drug Information. Retrieved 31 March 2022, from https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a689011.html

Metronidazole. (2022). Retrieved 31 March 2022, from https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Metronidazole#section=Drug-and-Medication-Information

Formularium Nasional. (2022). Retrieved 31 March 2022, from http://e-fornas.binfar.kemkes.go.id/index.php/front/Daftarobat/obat_fornas

Metronidazole: Indication, Dosage, Side Effect, Precaution | MIMS Indonesia. (2022). Retrieved 31 March 2022, from https://www.mims.com/indonesia/drug/info/metronidazole?mtype=generic

Metronidazole (Vaginal Route) Proper Use – Mayo Clinic. (2022). Retrieved 31 March 2022, from https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/metronidazole-vaginal-route/proper-use/drg-20064738

Metronidazole (Intravenous Route) Side Effects – Mayo Clinic. (2022). Retrieved 31 March 2022, from https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/metronidazole-intravenous-route/side-effects/drg-20074581?p=1

Metronidazole (Vaginal Route) Side Effects – Mayo Clinic. (2022). Retrieved 31 March 2022, from https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/metronidazole-vaginal-route/side-effects/drg-20064738

Versi Terbaru

07/09/2023

Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari

Ditinjau secara medis oleh Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.

Diperbarui oleh: Angelin Putri Syah


Artikel Terkait

6 Bahaya Beli Antibiotik Tanpa Resep Dokter

Yang Tidak Boleh Dilakukan Saat Minum Antibiotik


Ditinjau secara medis oleh

Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.

Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari · Tanggal diperbarui 07/09/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan