Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)
Vaginosis bakterialis atau bakteri vaginosis (bacterial vaginosis) adalah penyakit di mana jumlah bakteri di vagina berlebihan.
Bakteri yang berlebihan di dalam vagina bisa menyebabkan iritasi, peradangan, bau (setelah berhubungan seks), dan gejala lainnya. Uretra, kandung kemih, dan kulit di area kelamin dapat juga terpengaruh
Vaginosis bakterialis adalah penyakit yang sangat umum terjadi. Sekitar 75% wanita mengalami infeksi vagina karena jamur. Wanita di segala usia bisa terkena bakteri vaginosis, namun orang yang berusia dari 15-44 tahun memiliki risiko lebih tinggi.
Wanita hamil juga dapat mengalami bacterial vaginosis. Wanita dengan bakteri vaginosis cenderung melahirkan bayi prematur atau bayi dengan berat badan rendah. Perawatan tepat penting untuk wanita hamil dengan bakteri vaginosis.
Anda bisa membatasi risiko terkena vaginosis bakterialis dengan mengurangi faktor-faktor risiko. Selalu konsultasikan dengan dokter Anda untuk informasi lebih lanjut.
Gejala paling umum bakteri vaginosis adalah:
Gejala lainnya yaitu:
Mungkin ada beberapa tanda atau gejala yang tidak disebutkan di atas. Jika Anda khawatir terkait gejalanya, silakan konsultasikan dengan dokter Anda atau apoteker.
Anda perlu segera pergi ke dokter jika Anda memiliki gejala atau tanda-tanda yang disebutkan di atas. Jangan ragu untuk meminta bantuan medis hanya karena kondisi di “area yang sensitif”.
Dikutip dari Mayo Clinic, berikut adalah gejala vaginosis bakterialis yang membutuhkan pertolongan medis:
Jika dibiarkan terlalu lama, bakteri vaginosis bisa menyebabkan komplikasi serius, yang bisa memengaruhi kehidupan seks dan aktivitas Anda sehari-hari.
Ketidakseimbangan bakteri di dalam vagina adalah penyebab vaginosis bakterialis. Biasanya bakteri yang menguntungkan (lactobacilli) akan membanjiri jumlah bakteri yang berbahaya (anaerob) di vagina.
Jumlah bakteri berbahaya bertambah terlalu banyak akan mengganggu keseimbangan dan jumlah bakteri yang menguntungkan akan berkurang. Hal itu akan menyebabkan vaginosis bakterialis.
Penyebab ketidakseimbangan jumlah bakteri di vagina yaitu:
Semua perempuan bisa saja mengalami bakteri vaginosis, tapi risikonya cenderung meningkat dengan faktor di bawah ini:
Dilansir dari Web MD, douching vagina dapat menurunkan keseimbangan alami dari bakteri. Hal yang sama juga akan terjadi jika Anda menggunakan sabun dengan pewangi, mandi dengan busa, atau menggunakan deodorant vagina.
Pasangan seksual yang baru, atau memiliki lebih dari satu pasangan, membuat Anda cenderung berisiko terkena vaginosis bakteria. Meskipun penyebabnya tidak jelas, pasangan wanita punya risiko paling tinggi. Bakteri vaginosis juga bisa Anda dapatkan dari seks oral dan anal.
Alat kontrasepsi IUD atau KB spiral, yang dipasangkan di dalam rahim, kerap dikaitkan dengan bakteri vaginosis, terlebih ada perdarahan tidak teratur. Namun, tidak jelas apakah itu penyebab langsungnya.
Anda tidak dapat terkena bakteri vaginosis dari kolam renang atau toilet umum.
Informasi yang diberikan bukan pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan dengan dokter Anda atau apoteker.
Vaginosis bakterialis biasanya dapat hilang tanpa perawatan, tapi wanita yang mengalami tanda dan gejala tertentu sebaiknya melakukan pengobatan untuk mencegah komplikasi. Berikut obat-obatan yang mungkin direkomendasikan dokter:
Obat ini dikonsumsi dengan pil melalui mulut (oral). Metronidazole juga tersedia dalam bentuk gel yang Anda aplikasikan pada vagina Anda.
Untuk mengurangi risiko sakit perut atau muntah saat mengonsumsi obat ini, hindari alkohol selama perawatan, atau setidaknya sehari setelah menyelesaikan perawatan. Selalu lihat petunjuk penggunaan di kemasan obat.
Obat ini tersedia dalam bentuk krim yang dioleskan di vagina Anda. Krim clindamycin dapat melemahkan kondom lateks selama perawatan dan setidaknya tiga hari setelah Anda berhenti menggunakan krim.
Pengobatan ini dikonsumsi melalui mulut (oral). Tinidazole juga mungkin menyebabkan sakit perut dan muntah, seperti metronidazole. Anda perlu menghindari konsumsi alkohol saat mengonsumsi obat ini.
Umumnya, vaginosis bakterialis sering kambuh dalam tiga sampai 12 bulan, meskipun sudah diobati. Para peneliti tengah mencari perawatan untuk bakteri vaginosis berulang. Jika gejala muncul kembali setelah perawatan, hubungi dokter Anda.
Makan yogurt jenis tertentu atau makanan lain yang mengandung lactobacilli dapat meningkatkan jumlah bakteri baik di vagina Anda. Namun, butuh penelitian lanjutan untuk membuktikan hal tersebut secara akurat.
Untuk mendiagnosis vaginosis bakterialis, dokter Anda akan memeriksa panggul Anda, khususnya vagina Anda untuk memeriksa gejalanya. Dokter Anda akan mengambil sampel dari vagina dengan kapas untuk diperiksa dengan mikroskop dan melakukan tes lainnya.
Diagnosis vaginosis bakterialis yang akurat sangat penting karena membantu dokter untuk mengonfirmasi bahwa Anda benar-benar memiliki infeksi bakteri vagina atau ternyata penyakit infeksi lainnya seperti klamidia, infeksi seksual menular.
Untuk memastikan diagnosis yang akurat, dokter biasanya akan merekomendasikan Anda:
Gaya hidup dan pengobatan rumahan berikut dapat membantu Anda mengatasi vaginosis bakterialis:
Jika Anda memiliki pertanyaan, silakan konsultasikan dengan dokter Anda untuk mengetahui solusi terbaik bagi Anda.
Hello Health Group tidak memberikan nasihat medis, diagnosis, atau pengobatan.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar