Jika Anda ketinggalan satu dosis fenobarbitepia, segeralah meminumnya begitu Anda ingat.
Namun, jika sudah hampir waktunya untuk dosis berikutnya, abaikan dosis yang terlewat dan lanjutkan mengonsumsinya sesuai jadwal. Jangan meminum dosis ganda untuk menebus yang terlewat.
Efek samping fenobarbital

Phenobarbital dapat menyebabkan efek samping berikut:
- kantuk,
- sakit kepala,
- pusing,
- terlalu gembira atau semakin aktif (terutama pada anak-anak),
- mual, atau
- muntah.
Hubungi dokter Anda jika salah satu dari gejala di atas semakin parah atau tidak berhenti.
Tidak semua orang mengalami efek samping ini. Mungkin ada beberapa efek samping yang tidak disebutkan di atas.
Jika Anda khawatir tentang efek sampingnya, silakan konsultasikan dengan dokter atau apoteker Anda.
Di samping itu, beberapa efek samping bisa cukup serius, seperti:
- pernapasan lambat atau kesulitan bernapas,
- pembengkakan mata, bibir, atau pipi
- ruam,
- kulit melepuh atau mengelupas,
- demam, atau
- kebingungan.
Jika Anda mengalami salah satu dari gejala di atas, segeralah mencari pertolongan medis terdekat.
Perhatikan pula bila Anda mengalami gejala overdosis obat fenobarbital seperti:
- gerakan mata yang tidak terkendali,
- sulit mengontrol gerakan tubuh,
- mengantuk berat,
- pernapasan melambat,
- penurunan suhu tubuh, dan
- kulit melepuh.
Pada keadaan darurat/overdosis, segeralah mencari pertolongan medis terdekat, terutama bila pasien pingsan, mengalami kejang, sulit bernapas, atau tidak dapat dibangunkan.
Peringatan dan perhatian saat mengonsumsi fenobarbital
Sebelum minum phenobarbital, beri tahu dokter dan apoteker bila Anda mengalami hal-hal berikut ini.
- Alergi terhadap obat-obatan barbiturat lain seperti: amobarbital (Amytal), butabarbital (Butisol), pentobarbital, dan secobarbital (Seconal).
- Alergi terhadap obat lain yang salah satu kandungannya adalah fenobarbital.
- Anda memiliki riwayat penyakit porfiria, yaitu kondisi di mana zat alami tertentu menumpuk di dalam tubuh dan dapat menyebabkan sakit perut, perubahan dalam berpikir dan perilaku, dan gejala lainnya.
- Anda pernah mengalami kondisi yang menyebabkan sesak napas atau kesulitan bernapas.
- Anda memiliki riwayat penyakit hati.
- Anda peminum alkohol atau pernah meminumnya dalam jumlah besar.
- Anda pernah mengonsumsi obat-obatan tanpa resep dokter atau menggunakan obat melebihi dosis.
- Anda pernah menyalahgunakan obat barbiturat lainnya.
- Anda sedang merasa sakit saat ini atau memiliki kondisi apa pun yang menyebabkan rasa sakit terus-menerus.
- Anda pernah berpikir untuk melukai diri, bunuh diri, atau mencoba melakukannya.
- Anda pernah atau sedang mengalami depresi.
- Anda memiliki riwayat gangguan yang memengaruhi kelenjar adrenal (kelenjar kecil di sebelah ginjal yang menghasilkan zat alami penting).
- Anda memiliki riwayat penyakit ginjal.
- Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
- Anda sedang menggunakan alat kontrasepsi.
Apakah obat fenobarbital aman untuk ibu hamil dan menyusui?
Melansir National Library of Medicine, phenobarbital dapat membahayakan janin. Sampaikan pada dokter bila Anda sedang hamil, berencana hamil, atau mengalami tanda-tanda kehamilan.
Selain itu, obat ini tidak dianjurkan bagi ibu menyusui sebab ia dapat masuk ke dalam ASI.
Bila Anda sedang menyusui, awasi bayi dengan cermat. Sampaikan pada dokter bila ia selalu mengantuk atau berat badannya tidak naik.
Interaksi obat fenobarbital dengan obat lain

Penggunaan phenobarbital bersamaan dengan obat antidepresan seperti MAOI, SSRI, dan TCA dapat menghambat efektivitasnya dalam mengurangi ambang kejang.
Selain itu, obat ini bisa menyebabkan gejala depresi dan kecanduan bila digunakan bersamaan dengan depresan SSP lainnya seperti antihistamin, narkotik, dan obat sedatif.
Beritahu dokter bila Anda mengonsumsi atau berencana mengonsumsi obat-obatan lain baik diresepkan atau tidak diresepkan, termasuk vitamin, suplemen makanan, dan produk herbal.
Selain itu, sampaikan pula bila Anda sedang mengonsumsi obat-obatan berikut ini.
- Obat antikoagulan yaitu obat untuk mengencerkan darah.
- Obat-obatan untuk terapi sulih hormon.
- Obat untuk mengatasi kecemasan, depresi, nyeri, asma, pilek, atau alergi.
- Obat-obatan untuk kejang (fenitoin, asam valproat, depakene).
- Obat-obatan steroid (deksametason, metilprednisolon, dan prednison).
- Obat tidur atau obat penenang lain.
- Klorpromazin, paroxetine, mianserin, TCA, carbamazepine, lamotrigin, tiagabine, zonisamide, primidone, ethosuximide, dan aripiprazole.
- Kontrasepsi oral yang mengandung estrogen dan/atau progestogen.
- Obat antijamur (itrakonazol, posaconazole, griseofulvin, voriconazole).
- Obat antivirus (abacavir, amprenavir, darunavir, lopinavir, indinavir, nelfinavir, saquinavir).
- clonazepam, aprepitant, β–blocker (metoprolol, timolol).
- Penghambat saluran kalsium (felodipin, diltiazem, verapamil, nifedipin)
- Digoxin, ciclosporin, tacrolimus, corticosteroids, etoposide, irinotecan, eplerenone, haloperidol, gestrinone, toremifene, methadone, montelukast, theophylline, sodium oxybate, tibolone, tropisetron.
- Obat yang mengandung hormon tiroid.
- Vitamin D.
Fenobarbital dapat mengurangi efek kontrasepsi oral yang mengandung estrogen dan/atau progestogen.
Ia juga dapat meningkatkan metabolisme parasetamol yang dapat menurunkan efeknya dan meningkatkan risiko hepatotoksisitas
Selain berinteraksi dengan sejumlah obat-obatan, phenobarbital juga dapat bereaksi dengan makanan tertentu, rokok, dan minuman beralkohol.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar