Pemberian obat yang tepat dapat membantu Anda mengatasi penyakit kanker yang diderita. Salah satu yang mungkin diberikan dokter, yaitu capecitabine atau kapesitabin. Ketahui lebih lanjut mengenai ketentuan penggunaan obat kanker tersebut melalui ulasan berikut.
Golongan obat: Sitotoksik
Merek dagang: Fercab, Xeloda, Binecap, Taceral
Apa itu obat capecitabine?
Capecitabine atau kapesitabin adalah obat yang digunakan untuk mengobati beberapa jenis kanker, seperti kanker payudara dan kanker kolorektal (usus besar dan rektum).
Ini terutama diberikan kepada pasien dengan jenis-jenis kanker tersebut pada kondisi-kondisi berikut.
- Kanker payudara metastasis (telah menyebar ke bagian lain dari tubuh) yang tidak dapat menerima obat antikanker lain atau tidak membaik atau muncul kembali setelah mendapat pengobatan lain.
- Kanker kolorektal metastasis.
- Pasien kanker usus besar yang telah menjalani operasi pengangkatan tumor, sebagai terapi tambahan untuk mencegah penyebaran sel kanker.
Selain kegunaan tersebut, obat capecitabine juga terkadang digunakan untuk mengobati kanker lambung (perut) stadium lanjut.
Kapesitabin adalah obat yang tergolong ke dalam obat-obatan kelas kemoterapi sitotoksik (cytotoxic chemotherapy).
Fungsi obat capecitabine, yaitu memperlambat atau menghentikan pertumbuhan sel kanker dan menyusutkan ukuran tumor.
Obat ini bisa diberikan secara tunggal (tersendiri) atau bersama obat atau pengobatan kanker lainnya. Hal ini tergantung dengan kondisi masing-masing pasien.
Tanyakan kepada dokter untuk informasi lebih lanjut mengenai penggunaan obat ini sesuai kondisi Anda.
Dosis obat capecitabine
Di Indonesia, obat ini tersedia dalam bentuk tablet salut selaput 500 mg yang digunakan secara oral atau minum.
Dosis obat akan disesuaikan dengan jenis penyakit yang diderita serta kondisi masing-masing pasien.
Secara umum, berikut adalah dosis obat capecitabine berdasarkan MIMS.com.
1. Kanker payudara metastasis atau stadium lanjut lokal
Dosis awal untuk orang dewasa, yaitu 1.250 mg/m2 dua kali sehari selama 14 hari diikuti dengan periode istirahat 7 hari.
Obat bisa diberikan sebagai monoterapi (tunggal) atau dalam kombinasi dengan obat docetaxel.
Pengurangan atau penghentian dosis mungkin diperlukan tergantung pada toleransi tubuh pasien terhadap pengobatan.
2. Kanker kolorektal metastasis atau kanker usus besar stadium III
Sebagai monoterapi, dosis awal untuk orang dewasa, yaitu 1.250 mg/m2 dua kali sehari selama 14 hari, diikuti dengan periode istirahat 7 hari.
Sebagai terapi kombinasi, dosis awal untuk orang dewasa, yaitu 800-1.000 mg/m2 diminum dua kali sehari selama 14 hari dan diikuti dengan periode istirahat 7 hari.
Alternatifnya, yaitu 625 mg/m2 diminum dua kali sehari yang diberikan secara terus menerus.
Durasi pengobatan untuk terapi tambahan pada pasien kanker usus besar stadium III, yaitu selama 6 bulan.
Pengurangan atau penghentian dosis mungkin diperlukan tergantung pada toleransi tubuh pasien terhadap pengobatan.
3. Kanker lambung
Dalam kombinasi dengan rejimen berbasis platinum, dosis awal untuk orang dewasa, yaitu 800-1.000 mg/m2 yang diminum dua kali sehari selama 14 hari dan diikuti dengan periode istirahat 7 hari.
Alternatifnya, yaitu 625 mg/m2 diminum dua kali sehari yang diberikan secara terus menerus.
Pengurangan atau penghentian dosis mungkin diperlukan tergantung pada toleransi tubuh pasien terhadap pengobatan.
Aturan pakai obat capecitabine
Selalu ikuti aturan pakai obat yang telah dokter berikan atau yang tertera pada label kemasan sebelum memulai pengobatan.
Jangan mengurangi atau melebihkan dosis obat atau mengonsumsinya lebih sering dari yang dokter tentukan.
Anda dianjurkan untuk minum obat ini dengan satu gelas air putih 30 menit setelah makan. Minum tablet secara utuh, jangan membelah atau menghancurkannya.
Kapesitabin umumnya diminum setiap hari sebanyak dua kali sehari, yaitu pagi dan malam hari, pada jangka waktu tertentu.
Dokter akan menentukan dosis obat dan lamanya pengobatan sesuai kondisi Anda.
Pemberian dosis dapat dikurangi atau dihentikan sesuai respons tubuh Anda terhadap pengobatan.
Jadwal pemberian dosis pun dapat diulang sesuai petunjuk dokter.
Agar efektif dan tidak melewatkan dosis obat, usahakan untuk mengonsumsi obat ini pada waktu yang sama setiap harinya.
Namun, apabila Anda lupa atau melewatkan satu dosis obat, lewati dosis yang terlupakan dan kembali ke jadwal dosis yang biasa.
Intinya, jangan menggandakan dosis obat Anda. Tanyakan pada dokter atau apoteker untuk informasi lebih lanjut.
Efek samping obat capecitabine
Sama seperti obat lain, kapesitabin juga memiliki risiko efek samping yang mungkin dialami oleh penggunanya.
Berikut adalah efek samping yang umum terjadi ketika menggunakan obat capecitabine.
- Mual.
- Hilang nafsu makan.
- Sakit perut.
- Diare.
- Cepat lelah.
- Iritasi mata.
- Mati rasa atau kesemutan di tangan dan kaki.
- Merasa lebih haus dari biasanya.
- Pusing.
- Sakit kepala.
- Rambut rontok.
- Sembelit.
- Ruam kulit.
- Nyeri sendi, otot, atau punggung.
- Sulit tidur.
- Perubahan kemampuan dalam merasakan makanan.
Beberapa efek samping obat yang lebih serius bisa muncul. Sebaiknya, Anda segera cari pertolongan medis jika efek samping berikut terjadi setelah mengonsumsi kapesitabin.
- Ruam dengan kulit pada bibir, mulut, atau mata yang mengelupas atau melepuh.
- Diare yang tak kunjung sembuh dan dehidrasi.
- Luka sariawan di mulut.
- Perdarahan atau memar yang tak biasa.
- Nyeri dada.
- Demam, menggigil, sakit tenggorokan, dan tanda infeksi lainnya.
- Tangan, kaki, atau pergelangan kaki yang bengkak.
- Sindrom tangan-kaki (kemerahan, bengkak, dan nyeri pada telapak tanan dan/atau telapak kaki).
- Detak jantung cepat.
- Urine berwarna gelap.
- Mata dan kulit menguning.
Tidak semua orang mengalami efek samping tersebut. Mungkin pula ada beberapa efek samping yang tidak disebutkan di atas.
Bila Anda memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, konsultasikanlah pada dokter atau apoteker Anda.