Penanganan HIV/AIDS umumnya dokter lakukan melalui terapi obat-obatan, salah satunya dengan minum kombinasi obat lopinavir dan ritonavir.
Ditinjau secara medis oleh Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm. · Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita
Penanganan HIV/AIDS umumnya dokter lakukan melalui terapi obat-obatan, salah satunya dengan minum kombinasi obat lopinavir dan ritonavir.
Golongan obat: antiretroviral
Merek dagang lopinavir + ritonavir: Aluvia, Loparta, Lopivia, Ritocom
Lopinavir + ritonavir adalah obat antiretroviral (ARV) yang digunakan untuk mengobati infeksi HIV pada orang dewasa dan anak-anak.
HIV atau human immunodeficiency virus adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Pada tahap tertentu, infeksi HIV bisa menyebabkan AIDS.
Sementara itu, AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan sekumpulan gejala yang muncul ketika stadium infeksi HIV sudah sangat parah.
Salah satu jenis obat HIV/AIDS yang dapat diberikan yakni kombinasi lopinavir dan ritonavir.
Lopinavir + ritonavir termasuk dalam golongan obat protease inhibitor (PI) yang bekerja dengan cara mengikat enzim protease.
Saat enzim protease diikat, HIV tidak bisa membuat salinan virus baru. Ini berguna untuk mengendalikan jumlah virus yang menginfeksi sel-sel kekebalan yang sehat.
Obat ini tidak menyembuhkan infeksi HIV atau AIDS, tapi akan membantu menurunkan risiko komplikasi HIV/AIDS dan meningkatkan kualitas hidup Anda.
Obat lopinavir dan ritonavir tergolong sebagai obat keras. Maka dari itu, obat ini harus Anda peroleh dengan resep dan di bawah pengawasan dokter.
Lopinavir + ritonavir tersedia dalam bentuk tablet oral dengan dosis 100/25 mg atau 200/50 mg untuk diminum melalui mulut.
Dokter bisa memberikan obat ini sebagai obat tunggal. Akan tetapi, dokter juga bisa meresepkannya bersama dengan obat antiretroviral lain.
Berikut ini merupakan aturan pemberian dosis obat yang perlu Anda perhatikan.
Dosis obat untuk orang dewasa dan remaja di atas 18 tahun yakni 400/100 mg sebanyak 2 kali sehari dengan atau tanpa makanan.
Dokter juga bisa memberikan dosis obat 800/200 mg sekali sehari dengan atau tanpa makanan.
Dosis lopinavir + ritonavir ditingkatkan hingga 500/125 mg sebanyak 2 kali sehari bila terapi dilakukan bersama obat lain, seperti efavirenz atau nevirapin.
Hal ini khususnya pada pasien yang diduga mengalami penurunan sensitivitas klinis terhadap lopinavir pada riwayat terapi sebelumnya.
Dosis 400/100 mg sebanyak 2 kali sehari dapat diberikan pada anak-anak berusia 2 tahun ke atas dengan berat badan 40 kg atau lebih dan luas permukaan tubuh (body surface area/BSA) lebih dari 1,4 m2.
Sementara itu, anak-anak dengan berat badan <25 kg atau BSA ≤1,4 m2 yang sudah bisa menelan tablet utuh bisa mengikuti aturan dosis berikut.
Hingga saat ini, keamanan dan kemanjuran obat lopinavir dan ritonavir pada anak-anak berusia kurang dari 2 tahun belum ditetapkan.
Dokter juga akan menyesuaikan dosis obat bila pasien mengalami gangguan hati, gangguan ginjal, sedang hamil, atau menyusui.
Ikuti anjuran dokter atau petugas medis selama menggunakan obat lopinavir + ritonavir.
Minumlah obat ini sesuai dosis yang diresepkan dokter. Hal ini bertujuan agar pengobatan lebih efektif serta untuk mengurangi kemungkinan tubuh tidak merespons terapi (resistensi).
Lopinavir + ritonavir tersedia dalam sediaan tablet yang diminum secara utuh, tidak dikunyah, dipecah, atau dihancurkan dengan bantuan air.
Di samping itu, obat HIV/AIDS ini bisa Anda minum dengan atau tanpa makanan sebelumnya.
Obat ini bekerja lebih baik saat jumlahnya dalam tubuh berada pada level yang konstan. Maka dari itu, minumlah obat ini pada waktu yang sama setiap hari.
Jangan meminum obat lebih banyak atau sedikit dari yang diresepkan. Hal ini bisa membuat jumlah virus meningkat dan infeksi lebih sulit diobati.
Berhati-hatilah untuk tidak melewatkan dosis obat. Di samping itu, berhenti minum obat juga akan menyebabkan infeksi HIV bertambah parah.
Konsultasikanlah dengan dokter untuk memperoleh saran penggunaan obat yang tepat.
Lopinavir + ritonavir tentu berpotensi memicu efek samping, sama halnya dengan obat-obatan lain. Meski begitu, tidak semua orang mengalami efek samping ini.
Berikut ini efek samping obat antiretroviral yang perlu Anda ketahui.
Penggunaan obat ini mungkin menimbulkan sejumlah efek samping umum, meliputi:
Segera berhenti minum lopinavir + ritonavir dan hubungi dokter bila Anda mengalami salah satu dari efek samping serius berikut.
Tidak semua orang mengalami efek samping dari penggunaan lopinavir dan ritonavir. Selain itu, mungkin ada beberapa efek samping yang tidak disebutkan dalam daftar di atas.
Segera cari bantuan medis bila Anda mengalami tanda-tanda reaksi alergi, seperti gatal-gatal, sulit bernapas, serta pembengkakan pada wajah, lidah, atau tenggorokan.
Apabila Anda memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau petugas medis yang merawat Anda.
Sebelum mendapatkan obat lopinavir + ritonavir, dokter atau petugas medis akan bertanya terkait gejala dan riwayat kesehatan yang Anda alami sebelumnya.
Di samping itu, beri tahu dokter bila Anda mengalami beberapa kondisi berikut.
Jika Anda tidak bisa memastikan kondisi tersebut, berkonsultasilah kepada dokter untuk menjalani pemeriksaan terlebih dahulu.
Lopinavir + ritonavir tidak memerlukan kondisi penyimpanan khusus. Obat tablet ini sebaiknya disimpan dalam suhu ruangan berkisar 25℃ yang jauh dari cahaya langsung.
Perhatikan instruksi penyimpanan dan tanggal kedaluwarsa obat pada kemasan produk. Jauhkan obat-obatan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.
Apabila Anda sedang hamil atau menyusui, sebaiknya beri tahu dokter sebelum mengonsumsi obat lopinavir + ritonavir.
Pada dasarnya, tidak ada penyesuaian dosis lopinavir dan ritonavir pada ibu hamil yang terinfeksi HIV. Akan tetapi, tetap konsultasikan dengan dokter untuk lebih jelasnya.
Dokter juga menyarankan ibu menyusui untuk tidak memberikan ASI selama meminum obat ini. Dikhawatirkan, ibu yang positif HIV bisa menularkan HIV ke bayi melalui ASI.
Meski begitu, obat ini mungkin bisa mencegah penularan HIV ke tubuh anak. Konsultasikan dengan dokter untuk mempertimbangkan manfaat dan risikonya.
Interaksi obat bisa mengubah kinerja obat atau meningkatkan risiko efek samping yang serius.
Beberapa jenis obat yang bisa menimbulkan interaksi dengan lopinavir + ritonavir antara lain:
Selain dari daftar tersebut, tentu masih ada obat-obatan lain yang bisa berinteraksi dan mungkin belum tercantum di atas.
Penting untuk berkonsultasi dengan dokter terkait semua produk yang sedang Anda gunakan, termasuk obat resep, nonresep, vitamin, dan produk herbal.
Lopinavir + ritonavir adalah obat yang digunakan dalam pengobatan infeksi virus HIV dan AIDS.
Untuk mengurangi risiko penularan HIV, Anda perlu rutin minum obat, menggunakan alat kontrasepsi, dan tidak berbagi peralatan pribadi dengan orang lain.
Konsultasikan dengan dokter atau perawat Anda untuk informasi lebih jelasnya.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.
Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar