Namun jika ibu memiliki HIV positif, memberikan ASI pada bayi dikhawatirkan dapat menularkan bayi. ASI dapat mengandung virus HIV yang ada di ibu yang kemudian ditularkan ke bayi. Setidaknya risiko anak tertular melalui pemberian ASI dari ibu yang positif HIV ke bayi, yaitu sebesar 15-45%. UNICEF menyatakan bahwa pada tahun 2001 sebanyak 800 ribu anak mengalami HIV akibat tertular dari ibunya yang posiif HIV.
Sebelumnya, WHO menganjurkan untuk tidak memberikan ASI kepada anak yang ibunya memiliki HIV positif. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa pemberian ASI eksklusif ketika 6 bulan pertama kehidupan meningkatkan 3 hingga 4 kali risiko penularan HIV dari ibu ke bayi, dibandingkan dengan anak yang diberikan susu formula. Namun sekarang tidak lagi seperti itu, karena sebuah pebelitian yang baru menyatakan bahwa dengan mengkonsumsi obat dan melakukan pengobatan, dapat mencegah virus HIV tertular ke tubuh anak.
Obat antiretroviral dapat mencegah penularan lewat ASI
Penelitian yang melibatkan 2.431 pasang ibu dan anak dilakukan di daerah Afrika Selatan, Malawi, Uganda, Tanzania, Zambia, Zimbabwe, dan India pada tahun 2011 hingga 2014. Kemudian, para peneliti memberikan obat antiretroviral kepada ibu yang memiliki HIV positif, sejak ibu tersebut mengandung, melahirkan, hingga menyusui. Obat tersebut merupakan salah satu obat yang diberikan pada pasien yang menderita HIV positif, namun tidak bisa membuatnya sembuh. Obat antiretroviral ini hanya bisa membuat pertumbuhan virus melambat dan mencegah penggandaan terjadi.
Pemberian obat ini dianggap cukup efektif untuk mencegah penularan terjadi, karena terbukti dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa di Malawi terjadi penurunan tingkat penularan sebesar 42% pada anak yang diberikan ASI dari ibu dengan HIV positif. Pada kelompok ibu tersebut, diberikan obat antiretroviral jenis nevirapine setiap harinya selama ia menyusui dalam waktu 6 bulan. Tidak hanya itu, penurunan tingkat penularan juga terjadi di Afrika Selatan yang menunjukkan penurunan hingga 18% .
Sampai saat ini mungkin banyak orang yang menganggap bahwa pemberian ASI dari ibu yang memiliki HIV positif berbahaya bagi bayi, namun tetap saja ASI merupakan makanan yang paling baik untuk bayi. Bahkan, WHO menyatakan bahwa bayi yang lahir dari ibu dengan HIV positif lebih sering meninggal akibat kekurangan gizi dan memiliki status kesehatan yang buruk akibat gizi buruk, bukan akibat virus HIV yang ditularkan. Atau, bayi lebih sering meninggal akibat penyakit infeksi yang sering dialami oleh balita, seperti diare, pneumonia, dan berbagai penyakit infeksi yang tidak berhubungan dengan HIV. Sementara, banyak penelitian yang telah membuktikan bahwa pemberian ASI dapat mencegah anak mengalami berbagai penyakit infeksi tersebut.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar