backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

3

Tanya Dokter
Simpan

Penyebab Tekanan Darah Naik Turun: Ketahui yang Normal dan yang Berisiko

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 27/10/2022

    Penyebab Tekanan Darah Naik Turun: Ketahui yang Normal dan yang Berisiko

    Melakukan cek tekanan darah atau tensi umumnya wajib saat Anda berkunjung ke dokter. Dokter membutuhkannya untuk mengetahui kondisi kesehatan Anda, sehingga memengaruhi jenis perawatan. Pada saat pemeriksaan, seseorang bisa mengalami penurunan atau kenaikan tekanan darah. Namun, tidak jarang, tekanan darah bisa naik turun sepanjang hari. Apakah ini normal? Apa penyebab dari tekanan darah naik turun tersebut? 

    Berbagai penyebab tekanan darah naik turun

    Tekanan darah adalah ukuran kekuatan aliran darah dalam mendorong dinding pembuluh darah arteri. Seseorang memiliki tekanan darah normal jika hasil pengukurannya berada di atas 90/60 mmHg dan pada kisaran 120/80 mmHg.

    Bila berada dibawah kisaran tersebut, seseorang mengalami tekanan darah rendah (hipotensi). Sementara bila angkanya lebih tinggi, ia tergolong hipertensi atau tekanan darah tinggi.

    Tekanan darah cenderung berubah-ubah setiap harinya. Terkadang, tekanan darah naik, kemudian turun, tergantung dari kondisi saat itu. Ini adalah hal yang wajar terjadi. Biasanya, ini disebabkan oleh respon tubuh terhadap perubahan kecil dalam kehidupan sehari-hari.

    Apa saja itu? Berikut ini merupakan penyebab tekanan darah naik turun yang umum terjadi pada seseorang: 

    1. Stres

    masalah perkembangan dewasa

    Tubuh mengalami berbagai perubahan saat Anda stres, salah satunya adalah kenaikan tekanan darah untuk sementara. Perubahan ini terjadi karena tubuh menghasilkan hormon kortisol saat stres, yang membuat detak jantung lebih cepat dan pembuluh darah menyempit. 

    2. Obat-obatan tertentu

    Konsumsi obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan tekanan darah meningkat atau menurun. Misalnya obat pereda nyeri (aspirin atau ibuprofen), dekongestan, obat antidepresan (fluoxetine), pil KB, dan beberapa suplemen herbal. Sementara beberapa obat lain, termasuk obat darah tinggi, dapat menurunkan tekanan darah Anda, seperti kelompok diuretik atau beta blocker. 

    3. Sensitivitas terhadap makanan tertentu

    Mengonsumsi makanan tertentu pun bisa menjadi penyebab tekanan darah Anda naik turun. Biasanya, ini terjadi pada beberapa orang yang memiliki sensitivitas terhadap makanan tertentu. Misalnya, makanan yang mengandung garam atau natrium tinggi bisa menaikkan tekanan darah. Biasanya, tekanan darah akan kembali normal dalam beberapa waktu.

    4. Konsumsi kafein

    Kopi, teh, atau minuman lain yang mengandung kafein tinggi juga bisa menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara. Beberapa ahli menduga, hal ini terjadi karena kafein menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Meski demikian, efek pembuluh darah terhadap kafein pada setiap orang bisa berbeda. 

    5. Kebiasaan merokok

    Bahan kimia dalam rokok dapat merusak lapisan dinding arteri Anda. Kondisi ini bisa menyebabkan arteri menyempit, sehingga meningkatkan tekanan darah Anda untuk sementara. Tak hanya itu, merokok terus menerus juga bisa meningkatkan risiko Anda terkena penyakit jantung.

    6. Dehidrasi

    Kekurangan cairan dalam tubuh atau dehidrasi bisa menyebabkan tekanan darah Anda turun. Ini biasanya terjadi saat Anda merasa terlalu lelah, pusing, diare yang parah, muntah, atau olahraga berat. Anda perlu minum lebih banyak air untuk meningkatkan volume darah sehingga tekanan darah naik kembali.

    7. Hipertensi jas putih

    Penyebab tekanan darah naik turun lainnya adalah hipertensi jas putih (white coat syndrome). Ini adalah kondisi ketika seseorang mengalami tekanan darah tinggi saat melakukan pengukuran di rumah sakit atau tempat lainnya oleh petugas medis, yang umumnya akibat faktor stres. Namun, tekanan darahnya akan kembali normal saat melakukan pengukuran di rumah.

    8. Demam

    Demam merupakan respon tubuh saat melawan infeksi. Saat demam, tekanan darah Anda bisa meningkat karena pembuluh darah menyempit sedangkan detak jantung Anda meningkat. Meski demikian, demam bisa menjadi tanda suatu kondisi medis lainnya dalam tubuh Anda.

    Kondisi medis serius bisa jadi penyebab tekanan darah naik turun

    mengontrol tekanan darah

    Merupakan hal yang normal jika tekanan darah mengalami peningkatan atau penurunan sepanjang hari, jika masih dalam batas yang wajar. Namun, akan berbeda ceritanya jika tekanan darah naik turun dalam rentang yang sangat jauh. Hal ini justru bisa menjadi tanda adanya peningkatan risiko penyakit jantung atau kondisi medis serius lainnya. 

    1. Penyakit jantung

    Sebuah penelitian dalam jurnal Annals of Internal Medicine menunjukkan bahwa tekanan darah atas (sistolik) yang naik turun lebih dari 14 mmHg berhubungan dengan peningkatan risiko gagal jantung sebesar 25%. Tekanan darah sistolik adalah angka teratas dalam pembacaan tekanan darah.

    Dibandingkan dengan orang yang tekanan darahnya stabil, orang yang memiliki tekanan darah naik turun dengan rata-rata selisih 15 mmHg, dikaitkan dengan peningkatan risiko serangan jantung sebesar 30% dan peningkatan risiko stroke sebesar 46%. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa tekanan darah yang naik turun bisa menjadi tanda meningkatnya kerusakan pembuluh darah arteri.

    2. Pheochromocytoma

    Selain risiko penyakit jantung, penyebab serius dari tekanan darah yang naik turun adalah pheochromocytoma. Ini adalah jenis tumor langka yang berkembang pada kelenjar adrenal.

    Tumor pheochromocytoma melepaskan hormon yang dapat menyebabkan fluktuasi tekanan darah. Tekanan darah bisa melonjak hingga 250/110 mmHg dalam suatu rentang waktu, kemudian menurun ke angka normal. Pada waktu lainnya, tekanan darah ini bisa kembali melonjak.

    Berkaca pada dua kondisi medis tersebut, Anda perlu mewaspadai bila tekanan darah naik turun terjadi dalam rentang yang jauh. Bisa jadi, hal tersebut menjadi tanda bahwa Anda memiliki kondisi medis yang serius.

    Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk rutin melakukan cek tekanan darah, meski tidak memiliki riwayat hipertensi. Apalagi, gejala hipertensi seringkali tidak terasa. Tak hanya itu, Anda pun perlu berupaya untuk mengontrol tekanan darah. Setidaknya, jaga tekanan darah Anda pada kisaran angka 120/80 mmHg. 

    Jika Anda memang mempunyai tekanan darah tinggi, pengobatan yang tepat dan perubahan gaya hidup dapat membantu menjaga tekanan darah Anda tetap stabil. Jadi, usahakan untuk menerapkan pola makan sehat dan olahraga teratur.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 27/10/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan