Kondisi urine berdarah ini disebut dengan hematuria. Salah satu penyebab utamanya adalah pecahnya kista di dalam ginjal, atau adanya pembuluh-pembuluh darah kecil di sekitar kista. Gejala darah tinggi yang satu ini biasanya berlangsung selama sehari atau beberapa hari.
7. Detak jantung tidak beraturan
Gejala lain dari darah tinggi atau hipertensi adalah detak jantung yang tidak beraturan. Kondisi ini umumnya terjadi ketika jantung berdebar terlalu cepat, tidak teratur, atau bahkan berhenti berdetak selama sepersekian detik.
Selain itu, Anda mungkin merasakan jantung Anda berdetak terlalu kuat atau dipaksakan. Terkadang, Anda juga akan merasakan sensasi tersebut di tenggorakan, leher, dan rahang.
Pada kondisi ini, umumnya tekanan darah tinggi yang Anda alami sudah berkembang menjadi aritmia. Adapun aritmia juga dapat meningkatkan risiko gagal jantung.
8. Hidung mengeluarkan darah atau mimisan
Mimisan atau hidung berdarah merupakan gejala hipertensi yang tidak terlalu umum. Hal ini bisa saja terjadi pada penderita hipertensi, tetapi kasusnya sangatlah jarang.
Para ahli pun masih memperdebatkan apa yang menyebabkan kondisi ini. Namun, dilansir dari Mayo Clinic, seseorang yang mengalami mimisan bisa semakin parah bila disertai dengan tekanan darah yang tinggi.
Pada orang dewasa yang lebih tua, mimisan bisa terjadi karena adanya pengerasan pada pembuluh darah atau yang disebut aterosklerosis. Adapun aterosklerosis bisa disebabkan oleh tekanan darah yang tinggi.
Beragam kondisi yang dapat menyertai gejala hipertensi
Tanda-tanda dan gejala tekanan darah tinggi lainnya yang mungkin muncul apabila kondisi Anda sudah cukup parah meliputi:
- Penglihatan buram.
- Rasa cemas yang berlebihan.
- Mual atau muntah.
- Tampak kebingungan.
- Nyeri di daerah dada.
- Mati rasa atau terasa lemah di bagian lengan, kaki, wajah, dan area tubuh lainnya.
- Kejang.
Seberapa sering Anda membutuhkan pemeriksaan tekanan darah berbeda-beda pada setiap kasus, tergantung pada keparahan gejala darah tinggi yang dialami. Secara umum, jika Anda khawatir tentang gejala-gejala tekanan darah tinggi Anda saat ini, segeralah periksa ke dokter.
Kapan harus memeriksakan diri ke dokter?

Apabila terdapat gejala-gejala tekanan darah tinggi yang muncul, seperti yang disebutkan di atas, Anda harus segera rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis. Pasalnya, gejala-gejala tersebut menunjukkan bahwa hipertensi yang Anda miliki sudah parah.
Kondisi ini umumnya disebut dengan krisis hipertensi atau hipertensi maligna, yaitu kenaikan tekanan darah secara cepat yang mencapai 180/120 mmHg atau lebih. Adapun krisis hipertensi biasanya ditangani dengan pemberian obat melalui infus. Bila tidak ditangani dengan segera dan tepat, ini bisa berkembang ke penyakit lainnya, seperti stroke atau serangan jantung.
Untuk mencegah hal tersebut, sebaiknya Anda melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin sedini mungkin. Bagi orang dewasa sehat, sebaiknya lakukan pemeriksaan tekanan darah setiap dua tahun sekali.
Pemeriksaan rutin tekanan darah
Jika Anda memiliki prehipertensi (tekanan darah di antara 120/80 mmHg dan 140/90 mmHg), sebaiknya Anda melakukan pemeriksaan tekanan darah satu tahun sekali atau sesuai anjuran dokter. Pasalnya, seseorang yang memiliki prehipertensi berisiko mengalami hipertensi pada masa mendatang.
Sementara itu, jika Anda tergolong hipertensi, dokter biasanya akan menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah lebih sering. Apalagi jika Anda merasakan gejala-gejala tertentu yang mengarah pada penyakit lain.
Apabila Anda tidak dapat mengunjungi dokter secara rutin, Anda mungkin dapat melakukan cek tekanan darah di puskesmas atau apotik terdekat. Anda juga dapat membeli alat pengukur tekanan darah untuk dapat digunakan di rumah. Namun, ada baiknya untuk selalu mengonsultasikan dengan dokter mengenai pemeriksaan tekanan darah yang tepat untuk Anda.
Bila Anda memiliki hipertensi, dokter biasanya akan memberikan pengobatan dengan dosis yang rendah terlebih dahulu. Beberapa obat darah tinggi yang biasa diresepkan dokter adalah obat diuretik, obat penghambat reseptor angiotensin, beta-blocker, dan obat pereda gejala darah tinggi lainnya.
Namun, dokter juga akan meminta Anda melakukan perubahan gaya hidup dan pola makan yang sehat untuk menurunkan tekanan darah. Gaya hidup sehat tersebut diantaranya melakukan olahraga rutin, diet hipertensi, serta makan lebih banyak sayur dan buah yang dapat membantu mengatasi gejala dan mencegah kenaikan tekanan darah semakin tinggi.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar