backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Konstipasi (Sembelit)

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 2 hari lalu

Konstipasi (Sembelit)

Pernahkan Anda mengalami sulit buang air besar, belum BAB selama beberapa hari, dan merasakan ketidaknyaman di perut? Mungkin Anda mengalami konstipasi atau disebut juga sembelit. Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor dan dapat ditangani dengan perubahan gaya hidup yang lebih sehat.

Definisi konstipasi (sembelit)

Konstipasi alias sembelit adalah gangguan pencernaan akibat penurunan kerja usus. Masalah pencernaan ini ditandai dengan keluhan susah buang air besar atau BAB tidak lancar dalam jangka waktu tertentu. 

Secara garis besar, konstipasi dapat diartikan dengan BAB yang tidak teratur, yaitu kurang dari 3 kali dalam seminggu. Meski begitu, frekuensi buang air besar akan berbeda pada setiap orang.

Beberapa orang mungkin buang air besar beberapa kali dalam sehari, sedangkan lainnya BAB satu sampai dua kali seminggu.

Seberapa umum kondisi ini? 

Konstipasi termasuk masalah pada sistem pencernaan yang umum. Normal bagi setiap orang untuk merasa sulit BAB sesekali.

Seseorang juga cenderung mengalami BAB susah keluar ketika mengganti atau mencoba makanan baru, stres, atau hal lainnya.

Walaupun demikian, kelompok usia yang paling berisiko mengalami sembelit yaitu:

  • ibu hamil,
  • orang dengan berat badan berlebih atau kegemukan,
  • lansia, dan
  • orang yang terlalu sering duduk berlama-lama.

Penyakit konstipasi dapat dicegah sedini mungkin dengan menurunkan faktor risiko. Bila ingin mengetahui informasi lebih lanjut, silakan konsultasikan dengan dokter. 

Tanda dan gejala konstipasi

akibat sembelit jika tidak diobati

Tanda dan gejala sembelit cukup beragam. Namun, orang yang mengalami konstipasi umumnya mengalami gejala meliputi: 

  • susah buang air besar, 
  • feses keras atau kering,
  • sakit perut dan terasa mual,
  • BAB kurang dari 3 kali dalam seminggu,
  • perut terasa kencang, keras, penuh, atau padat,
  • BAB berdarah atau keluar darah setelah buang air besar, serta
  • tidak puas setelah buang air besar atau merasa ada yang tersumbat

Bila Anda merasakan satu atau lebih gejala yang disebutkan dan berlangsung selama lebih dari 3 bulan, kondisi ini digolongkan sebagai sembelit kronis. 

Normalnya, frekuensi buang air besar yang sehat adalah 1 – 3 kali sehari. Bila kurang dari angka ini, Anda mengalami kondisi susah Buang Air Besar (BAB) atau sembelit. 

Selain frekuensi BAB yang menurun dari normal, kesulitan BAB karena feses yang keras dan membuat prosesnya tidak nyaman juga bisa disebut sembelit.

Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tak disebutkan di atas. Bila Anda mempunyai kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikan dengan dokter.

Kapan harus periksa ke dokter? 

Susah buang air besar biasanya akan sembuh dengan perawatan sederhana. Namun, BAB yang keras hingga mengganggu keseharian mungkin membutuhkan pengobatan dari dokter. 

Selain itu, bagi Anda yang memiliki riwayat keluarga kanker usus besar atau kanker usus juga diharapkan segera berkonsultasi dengan dokter. Waspadalah bila Anda mengalami gejala konstipasi seperti: 

  • demam,
  • BAB berdarah, 
  • mual dan muntah,
  • sakit perut yang terus-menerus, 
  • penurunan berat badan tiba-tiba,
  • nyeri punggung bagian bawah, serta
  • perdarahan dari rektum (tempat penyimpanan feses sementara).

Penyebab sembelit

Konstipasi menandakan kotoran yang melewati usus bergerak lebih lambat dari biasanya. Hal ini menyebabkan feses menjadi keras.

Penyebab sembelit yang dialami oleh setiap orang pun berbeda-beda. Berikut ini penjelasannya.

1. Pola makan yang buruk

Kurang makan sayur dan buah menjadi salah satu penyebab seseorang susah BAB. Buah dan sayur mengandung banyak serat yang dapat melunakkan feses sehingga mudah dikeluarkan. 

Sembelit juga bisa terjadi ketika Anda malas minum atau makan makanan penyebab sembelit

2. Malas gerak

Olahraga termasuk cara untuk melancarkan BAB karena usus perlu bergerak agar kotoran dapat melewati usus dengan lancar.

Bila Anda malas bergerak atau sering duduk dalam waktu lama, pergerakan usus akan melambat. Akibatnya, kotoran akan susah melewati usus sehingga Anda susah BAB. 

3. Penggunaan obat-obatan tertentu

Beberapa obat tertentu ternyata juga bisa menjadi penyebab sembelit, antara lain: 

4. Kehamilan

Sembelit saat hamil yaitu masalah pencernaan yang sering terjadi. Hal ini dapat terjadi akibat perubahan hormon yang mengendurkan otot usus, sehingga pergerakan usus melambat. 

5. Penyakit atau masalah kesehatan tertentu

Bagi Anda yang menderita penyakit di bawah ini ternyata juga dapat mengalami konstipasi. 

  • Diabetes.
  • Hipotiroid.
  • Penyakit Parkinson.
  • Hiperparatiroid.
  • Stroke.

6. Stres atau cemas

Cemas, khawatir, atau stres dapat memicu sembelit. Kondisi-kondisi tersebut memengaruhi pergerakan usus menjadi lebih lambat, sehingga menyulitkan kotoran keluar dari usus.

Haruskah tetap makan jika mengalami sembelit?

Sembelit memang sering menyebabkan ketidaknyamanan pada perut sehingga menurunkan nafsu makan. Meski begitu, dikutip dari Medline Plus Anda harus tetap makan meski sedang sembelit. Pastikan asupan mengandung cukup serat dan air, seperti buah-buahan dan sayur-sayuran.

Faktor risiko konstipasi

Semua orang memang bisa mengalami masalah pencernaan ini. Namun, beberapa kondisi tertentu bisa meningkatkan risiko konstipasi, yaitu:

  • lansia, 
  • ibu hamil, 
  • kurang konsumsi serat atau dehidrasi, 
  • jarang beraktivitas, 
  • kelebihan berat badan (obesitas), dan
  • melakukan perjalanan jauh. 
  • Komplikasi sembelit

    Bila dibiarkan dalam jangka panjang atau tidak diboati dengan tepat, sembelit dapat menyebabkan komplikasi.

    Beberapa komplikasi sembelit yang harus Anda waspadai, termasuk: 

    Diagnosis sembelit

    Selain pemeriksaan fisik, sembelit juga didiagnosis dengan beberapa tes dan prosedur untuk menemukan penyebabnya, sehingga bisa mendapatkan perawatan yang tepat. 

    1. Tes darah

    Pemeriksaan darah akan dilakukan untuk mencari kondisi sistemik, seperti tiroid rendah (hipotiroidisme) atau kadar kalsium yang tinggi. 

    2. X-ray

    X-ray bertujuan untuk membantu dokter menentukan, apakah usus tersumbat atau adanya feses yang menyumbat saluran hingga menyebabkan konstipasi. 

    3. Pemeriksaan lainnya

    Selain tes darah dan X-ray, ada beberapa prosedur yang digunakan dokter untuk mengetahui penyebab sembelit, yaitu: 

    • sigmoidoskopi,
    • kolonoskopi,
    • manometri anorektal,
    • studi transit usus,
    • skintigrafi, 
    • defekografi saat buang air besar, dan
    • defekografi MRI.

    Pengobatan konstipasi

    Ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi konstipasi, mulai dari pemakaian obat-obatan dari dokter hingga mengubah pola makan. 

    1. Obat pencahar

    Salah satu cara mengatasi sembelit dengan cepat adalah obat pencahar. Obat laksatif ini dapat diperoleh baik tanpa resep maupun dengan resep dokter.

    Beberapa laksatif yang biasanya diminum untuk mengobati konstipasi, yakni:

    • suplemen serat, Metamucil® dan Fibercon®, 
    • stimulan, seperti bisacodyl
    • laksatif osmotik dengan kandungan laktosa dan magnesium sitrat, 
    • lubrikan (pelumas), dan
    • pelunak feses.

    Perlu diketahui, obat pencahar sebaiknya digunakan dalam jangka pendek dan dihentikan setelah sembelit membaik.

    Penggunaannya jangka panjang berisiko menimbulkan efek samping, seperti reaksi alergi, mual, muntah, atau sakit perut.

    2. Pola hidup sehat

    Selain minum obat pencahar, Anda perlu mengubah pola hidup menjadi lebih sehat. Anda bisa mulai dari mengubah menu makanan dan kebiasaan, seperti: 

    • perbanyak makanan berserat, seperti bayam, kol, buah kiwi, dan jeruk, 
    • minum air lebih banyak, 
    • konsumsi suplemen serat sebagai tambahan, dan 
    • rutin olahraga untuk atasi sembelit

    3. Operasi

    Bila penyebab sembelit yaitu prolaps rektal atau pengobatan di atas tidak berhasil, dokter mungkin akan merekomendasikan operasi.

    Prosedur ini dilakukan untuk mengangkat usus besar jika otot usus besar tidak bekerja dengan baik.

    Perawatan rumahan sembelit

    cara agar tidak sembelit saat puasa

    Selain obat-obatan di atas, pencahar dari bahan herbal yang memiliki efek laksatif dapat digunakan untuk mengatasi sembelit.

    Anda bisa memilih minuman herbal dengan serat alami yang dapat melunakkan feses. Selain itu, berikut beberapa cara alami mengatasi sembelit.

    • Minum air yang cukup, terutama saat melakukan aktivitas berat.
    • Hindari obat-obatan tanpa resep yang dapat menyebabkan sembelit.
    • Terapkan pola makan yang sehat agar BAB lancar.
    • Rutin berolahraga, terutama setelah makan.
    • Kelola stres dengan meditasi atau menjalani hobi.
    • Tidak menahan BAB.

    Pencegahan konstipasi

    Sebenarnya, cara mencegah konstipasi hampir mirip dengan cara melancarkan BAB. Inilah gaya hidup yang perlu Anda terapkan untuk menyehatkan pencernaan.

    • Perbanyak makanan berserat, seperti sayuran dan buah-buahan.
    • Rutin berolahraga, seperti berjalan atau jogging
    • Penuhi kebutuhan cairan.
    • Konsumsi suplemen probiotik.

    Bila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, silakan konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan solusi yang tepat. 

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 2 hari lalu

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan