Setelah kekenyangan atau makan makanan pedas, tak jarang perut jadi penuh oleh rasa perih terbakar tepat di ulu hati. Biasanya juga disertai rasa asam atau pahit pada tenggorokan atau mulut. Apa sebenarnya yang sebabkan perut terasa panas?
Setelah kekenyangan atau makan makanan pedas, tak jarang perut jadi penuh oleh rasa perih terbakar tepat di ulu hati. Biasanya juga disertai rasa asam atau pahit pada tenggorokan atau mulut. Apa sebenarnya yang sebabkan perut terasa panas?
Penyebab rasa panas pada perut umumnya berasal dari kondisi yang memengaruhi fungsi lambung. Rasa panas juga bisa menjadi gejala dari berbagai gangguan pada sistem pencernaan. Berikut beberapa kondisi yang kerap menjadi penyebabnya.
Makanan pedas ternyata bukan satu-satunya jenis makanan yang dapat membuat lambung terasa panas. Beberapa orang mungkin mengalami reaksi yang sama karena sistem pencernaannya lebih sensitif terhadap zat tertentu pada makanan.
Berikut contoh makanan yang dapat memicu rasa panas pada perut dan orang-orang yang rentan mengalaminya.
Selain itu, minuman beralkohol juga dapat menimbulkan sensasi panas, bahkan pada orang-orang dengan sistem pencernaan yang sehat.
Makanan yang Anda konsumsi akan melewati kerongkongan dan turun ke lambung. Gerakan menelan ini membuat sfingter esofageal terbuka. Sfingter esofageal adalah otot yang membatasi kerongkongan dan lambung.
Sfingter akan menutup saat makanan telah berpindah ke dalam lambung. Namun, jika sfingter esofageal tidak menutup sempurna setelah Anda menelan, isi lambung yang bersifat asam bisa kembali naik menuju kerongkongan.
Aliran balik ini dikenal sebagai asam lambung naik atau refluks asam lambung.
Bila refluks terus terjadi, ini bisa menjadi gejala dari penyakit yang disebut gastroesophageal reflux disease (GERD). Gejala utama GERD yaitu nyeri dan panas pada perut serta ulu hati (heartburn).
Gastritis merupakan kondisi yang menyebabkan peradangan pada lapisan dalam lambung. Selain perut yang terasa panas, Anda mungkin juga akan mengalami mual, muntah, dan sakit perut.
Peradangan yang tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi seperti luka lambung, perdarahan lambung, hingga kanker lambung. Jika Anda mengalami gejala gastritis, segeralah berkonsultasi kepada dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Infeksi lambung umumnya disebabkan oleh bakteri H. pylori. Bakteri ini sebenarnya hidup secara alamiah di dalam lambung dan tidak selalu menimbulkan gejala. Gejala baru akan muncul begitu pertumbuhan bakteri sudah di luar batas wajarnya.
Gejala utama infeksi lambung yaitu sakit perut dan rasa panas pada perut. Banyak penderita juga mengeluhkan perut kembung, sering sendawa, mual dan muntah, serta penurunan berat badan secara mendadak.
Irritable bowel syndrome alias sindrom iritasi usus besar merupakan sekumpulan gejala gangguan pencernaan yang memengaruhi fungsi usus besar. Penyebabnya diduga berasal dari masalah saraf yang berdampak pada kemampuan kontraksi usus besar.
IBS dapat membuat perut terasa panas dan tidak nyaman. Gejala lain yang sering menyertainya yakni diare, sembelit, perut kembung, mual, dan muntah. Tak hanya itu, Anda mungkin juga akan lebih sering ingin buang air besar.
Tukak lambung adalah luka yang terbentuk pada lapisan dalam lambung dan bagian atas usus halus. Pembentukan luka dapat disebabkan oleh infeksi H. pylori, konsumsi obat pereda nyeri, kebiasaan merokok, dan terapi radiasi pada area perut.
Gejala utama dari tukak lambung adalah rasa panas pada perut. Beberapa penderita juga kerap mengeluhkan heartburn, mual, serta nyeri dada. Luka lambung yang parah dapat menyebabkan perdarahan yang ditandai dengan feses berwarna hitam.
Rasa panas pada perut bisa disebabkan oleh banyak faktor. Perut yang terasa panas akibat pola dan kebiasaan makan dapat diatasi dengan perubahan gaya hidup, tapi keluhan terkait gangguan pencernaan biasanya perlu diatasi dengan obat.
Berikut berbagai cara yang dapat Anda lakukan untuk meredakan sensasi panas pada lambung.
Banyak dari kita tunduk oleh rasa kantuk akibat kekenyangan dan akhirnya memilih untuk tiduran setelah makan. Akan tetapi, Anda sebaiknya menunda dulu keinginan Anda. Langsung berbaring setelah makan dapat memperparah rasa panas pada perut.
Jika Anda merasa ngantuk setelah makan, Anda dapat berjalan-jalan singkat atau melakukan berbagai aktivitas ringan selama kurang lebih 30 menit. Mencuci piring atau berjalan di sekitar kompleks pun mungkin dapat menjadi pilihan yang baik.
Waktu yang paling baik untuk berbaring adalah dua jam setelah makan. Agar perut terasa nyaman hingga malam hari, hindari juga mengonsumsi makanan ringan sesaat sebelum tidur.
Ikat pinggang atau aksesori pakaian lain yang ketat dapat menekan perut sehingga memperburuk rasa panas pada ulu hati. Kendurkan semua pakaian yang terasa ketat setelah makan. Atau, Anda bisa berganti baju dan memakai baju yang lebih longgar.
Kebiasaan merokok setelah makan bisa memperparah perut yang terasa panas. Ini karena merokok melemahkan kinerja otot lambung yang berfungsi mencegah asam lambung naik ke tenggorokan. Kafein dan alkohol juga akan memberi efek yang sama.
Meninggikan bagian atas tubuh Anda sebanyak kurang lebih 10 – 15 cm saat rebahan dapat mencegah refluks asam lambung dan perut panas. Ini karena saat tubuh bagian atas dinaikkan, gravitasi akan mencegah isi lambung naik kembali ke kerongkongan.
Namun, Anda perlu berhati-hati jika mengganjal tubuh Anda dengan tumpukan bantal. Pastikan tubuh tidak menekuk, sebab tubuh yang tertekuk akan menambah tekanan pada perut dan justru memperparah rasa mulas serta sensasi terbakar pada ulu hati.
Tidur dengan bantal cekung yang dirancang khusus juga merupakan pilihan lain yang cukup efektif. Selain itu, Anda dapat menggunakan bantal ini dengan posisi miring atau tidur telentang tanpa khawatir akan menekan leher atau kepala Anda.
Selain mengubah kebiasaan setelah makan, Anda juga perlu mengurangi konsumsi makanan rendah lemak. Pasalnya, asupan lemak berlebih dapat memperburuk kondisi perut yang terasa panas dan mulas.
Rasa panas pada perut akibat gangguan pencernaan biasanya akan kambuh kembali bila kondisi penyebabnya tidak diobati. Pengobatan tentu perlu disesuaikan dengan gangguan pencernaan yang Anda alami.
Sebelum mulai mengonsumsi obat, langkah pertama yang perlu Anda lakukan yaitu berkonsultasi kepada dokter. Dokter akan melakukan berbagai pemeriksaan untuk mendiagnosis kondisi Anda dan menentukan pengobatan yang tepat.
Berikut beberapa contoh obat dan pengobatan untuk mengatasi perut yang terasa panas.
Sesekali, wajar bila perut Anda terasa panas. Rasa panas mungkin disebabkan oleh makanan yang Anda konsumsi atau kebiasaan yang Anda lakukan setelah makan. Namun, waspadalah bila kondisi ini berlangsung secara terus-menerus.
Cobalah berkonsultasi kepada dokter untuk menemukan penyebabnya. Dengan cara ini, dokter juga dapat membantu Anda dengan memberikan obat yang sesuai dengan kondisi Anda.
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar