Rokok memiliki berbagai jenis, mulai dari elektrik atau vape hingga kretek. Rokok kretek merupakan produk asli Indonesia yang dikenal banyak orang hingga mancanegara. Namun, tahukah Anda apa sebenarnya rokok kretek dan apa saja bahaya yang bisa ditimbulkan? Mari simak ulasan berikut mengenai rokok kretek.
Apa itu rokok kretek?
Rokok kretek adalah rokok dengan atau tanpa filter yang menggunakan tembakau rajangan. Rokok jenis ini juga dicampur dengan cengkeh rajangan dan digulung dengan kertas sigaret.
Sebagai ciri pembeda antara rokok filter dan kretek, biasanya rokok kretek memiliki bau yang khas serta bunyi “kretek-kretek” dari hasil pembakaran cengkeh.
Bunyi kretek inilah yang juga menjadi alasan penamaan rokok.
Rokok kemudian dinikmati dengan menghirup asap dari hasil pembakaran tembakau dan cengkeh serta bahan campuran lain di dalamnya.
Kandungan rokok kretek
Rokok kreteknya umumnya terdiri dari dua kandungan utama, yaitu tembakau dan cengkeh.
Rokok kretek biasanya terdiri dari 60—80% tembakau dan 20—40% tunas cengkeh dan minyak cengkeh.
Semakin tinggi kandungan cengkeh di dalamnya, maka akan semakin kuat rasa, bau, dan bunyinya.
Selain itu, rokok kretek terkadang mengandung bahan tambahan seperti jinten, kayu manis, atau pala.
Dalam asap rokok kretek, terdapat lima senyawa yang tidak terdapat dalam asap rokok putih (rokok filter), yaitu eugenol (minyak cengkeh) dan turunannya.
Minyak cengkeh dan turunannya sebenarnya memberikan efek terapeutik sebagai antiradang. Bahan ini bekerja dengan menghambat pembuatan prostaglandin, memicu antibakteri, dan sebagai anestesi oles.
Akan tetapi, bila rokok kretek dikonsumsi dalam waktu yang lama dan konsentrasi yang tinggi, bahan ini bisa menyebabkan bahaya berupa nekrosis (matinya sel dan jaringan tubuh).
Selain cengkeh, rokok kretek mengandung nikotin sama seperti kandungan rokok jenis lainnya. Bahkan, kadar nikotin di dalam rokok ini biasanya mencapai 3—5 kali lipat.
Tak hanya itu, rokok ini menghasilkan kandungan tar yang lebih tinggi dibandingkan dengan rokok filter biasa.
Tar yang dihasilkan dari rokok ini berkisar antara 34—65 miligram (mg) dengan rincian yakni nikotin sebesar 1,9—2,6 mg dan karbon monoksida sekitar 18—28 mg per batangnya.
Hal tersebut juga menjadi salah satu alasan rokok kretek punya bahaya tersendiri yang mengancam kesehatan tubuh.
Tingginya produksi tar ini kemungkinan karena kombinasi dari empat faktor, yaitu:
- tembakau,
- berat rokok,
- jumlah embusan saat merokok, dan
- residu tar yang ditinggalkan oleh kuncup cengkeh.
Bahaya rokok kretek untuk kesehatan
Semua jenis rokok memiliki bahaya untuk kesehatan, termasuk kretek. Berikut berbagai bahaya atau masalah kesehatan yang ditimbulkan dari rokok kretek.
1. Menimbulkan kecanduan
Kadar nikotin yang lebih tinggi di dalam rokok kretek dibandingkan rokok filter biasa membuat bahaya kecanduan nikotin menjadi sangat besar.
Pasalnya, nikotin adalah zat yang sangat candu sehingga membuat seseorang ingin terus terusan membakar rokoknya.
Seorang perokok biasanya mengisap rokok 10 kali atau lebih pada setiap batangnya.
Oleh karena itu, seseorang yang merokok sekitar satu bungkus (25 batang rokok) per hari bisa mendapat 250 kali pukulan atau lonjakan nikotin.
Jumlah sebanyak ini cukup mampu membiasakan otak untuk terus menggunakan nikotin. Efeknya akan terus ada, bahkan semakin kuat ketika Anda terus menerus menggunakan nikotin.
Selain nikotin, eugenol diduga kuat punya efek psikotropis ringan. Beberapa studi menemukan bahwa banyak para penggunanya yang merasakan euforia tertentu saat menghirup asap rokok.
2. Masalah pada paru-paru dan sistem pernapasan
Merokok kretek dapat meningkatkan bahaya risiko cedera paru-paru akut, seperti:
- penurunan oksigen,
- cairan di paru,
- kebocoran dari kapiler darah, dan
- peradangan.
Kondisi ini utamanya rentan menyerang orang dengan asma atau infeksi saluran pernapasan.
Perokok kretek juga memiliki risiko mengalami kondisi paru yang abnormal 13—20 kali lipat dibandingkan dengan orang yang tidak merokok. Beberapa kondisi tersebut meliputi berikut ini.
- Emfisema, yaitu kondisi saat kantung udara di paru-paru atau alveoli rusak yang terjadi salah satunya karena paparan asap rokok dalam waktu lama.
- Bronkitis kronis, yaitu peradangan pada tabung bronkial (bagian yang membawa udara ke paru-paru). Kondisi ini tidak dapat disembuhkan, tetapi gejalanya bisa dikelola salah satunya dengan berhenti merokok, termasuk rokok kretek.
3. Edema paru
Edema paru adalah kondisi yang disebabkan oleh kelebihan cairan di paru-paru. Cairan ini terkumpul di banyak kantung udara di paru sehingga seseorang menjadi sulit bernapas.
Edema paru akut atau yang terjadi secara tiba-tiba adalah keadaan darurat medis yang membutuhkan perawatan segera.
Bahaya ini dikarenakan seseorang menghirup asap rokok kretek, yang kemudian dapat merusak membran antara kantung udara dan kapiler.
Akibatnya, ada kemungkinan cairan akan masuk ke paru-paru seorang perokok sehingga menyebabkan penyakit edema paru.
4. Meningkatkan risiko kanker
Baik rokok elektrik atau vape, filter, maupun kretek, mengandung bahan kimia yang bisa memengaruhi seluruh bagian tubuh.
Bahkan, sebagian di antara bahan kimia tersebut dapat merusak DNA dan menyebabkan penumpukan sel yang berujung kanker.
Selain itu, bahan kimia di dalam asap tembakau dapat merusak sistem detoksifikasi alami pada tubuh, sehingga tubuh kurang mampu membuang racun yang ada di dalamnya.
Itu sebabnya, bahaya rokok kretek juga berupa meningkatkan risiko beragam jenis penyakit kanker.
CDC menyatakan bahwa di Amerika Serikat, rokok menjadi penyebab 90% kematian akibat kanker paru-paru.
Namun tak hanya itu, sejumlah kanker lainnya juga bisa muncul dan meningkat risikonya akibat merokok, di antaranya kanker pada:
- mulut,
- kerongkongan,
- serviks (leher rahim),
- ginjal,
- hati,
- pankreas,
- kandung kemih,
- usus 12 jari, dan
- perut.
5. Masalah pada jantung
Karbon monoksida adalah gas berbahaya yang dihirup saat merokok. Ketika karbon monoksida masuk ke dalam paru, senyawa ini akan berpindah secara otomatis ke aliran darah.
Hal ini sangat berbahaya karena karbon monoksida mengurangi jumlah oksigen yang dibawa oleh sel darah merah.
Selain itu, karbon monoksida bisa meningkatkan jumlah kolesterol yang disimpan ke dalam lapisan arteri. Semakin lama, tumpukan ini bisa menyebabkan arteri mengeras.
Akibatnya, kondisi ini bisa meningkatkan risiko penyakit jantung, penyakit arteri, dan serangan jantung.
Selain karbon monoksida, nikotin yang terkandung di dalam rokok juga bisa merusak jantung.
Pasalnya, nikotin bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah, detak jantung, aliran darah ke jantung, dan penyempitan pembuluh darah.
Senyawa ini bisa bertahan di dalam tubuh sekitar 6—8 jam tergantung seberapa sering Anda merokok.
6. Masalah pada sistem reproduksi
Pria dan wanita perokok cenderung memiliki masalah kesuburan dibandingkan dengan yang orang tidak merokok.
Bahaya yang satu ini berlaku bagi mereka yang menggunakan rokok jenis apa pun mulai dari vape hingga kretek.
Zat kimia di dalam rokok kretek bisa merusak sel telur dan sperma sehingga memengaruhi kesehatan bayi. Hal ini dikarenakan merokok berpengaruh pada:
- DNA dalam telur dan sperma,
- produksi hormon pria dan wanita,
- kemampuan sel telur yang dibuahi untuk mencapai rahim, dan
- lingkungan di dalam rahim.
Pria yang merokok bisa mengalami masalah saat melakukan ereksi dan mempertahankannya atau dikenal dengan nama disfungsi ereksi. Merokok juga merusak DNA dalam sperma yang ditransfer ke bayi.
Bahkan, bagi para perokok berat (lebih dari 20 batang per hari), pembuahan yang dilakukan meningkatkan risiko leukemia pada janin yang tumbuh nantinya.
7. Masalah pada kehamilan
Wanita yang merokok saat hamil juga rentan mengalami keguguran dibandingkan dengan yang tidak merokok. Setiap rokok yang diisap meningkatkan risiko keguguran sebesar 1%.
Tak hanya itu, semua rokok termasuk rokok kretek juga dapat menyebabkan bahaya pada ibu hamil dan janinnya, seperti:
- berat badan bayi lahir rendah,
- bayi berisiko dilahirkan prematur,
- risiko bayi mengalami cacat lahir,
- pecah ketuban dini,
- plasenta terpisah dari rahim sebelum waktunya, dan
- kerusakan paru-paru, otak, dan sistem saraf janin.
Merokok juga meningkatkan risiko wanita mengalami kehamilan ektopik, yaitu kondisi saat bayi berkembang di luar rahim.
Setelah mengetahui masalah kesehatan akibat rokok kretek di atas, dapat disimpulkan bahwa tidak ada rokok yang aman untuk kesehatan.
Kebiasaan merokok hanya akan menghabiskan uang, merusak kesehatan tubuh, dan menurunkan kualitas hidup.
Agar kebiasaan buruk ini bisa segera berhenti, Anda bisa mencoba cara berhenti merokok secara alami maupun menggunakan obat untuk berhenti merokok.
Bahkan, beragam terapi berhenti merokok juga bisa Anda lakukan bersamaan dengan kedua upaya tersebut, misalnya dengan terapi pengganti nikotin.
Kesimpulan
- Rokok kretek merupakan jenis rokok yang umumnya mengandung tembakau dan cengkeh rajangan. Jenis rokok ini digulung menggunakan kertas sigaret dengan atau tanpa filter.
- Rokok kretek diketahui memiliki kadar nikotin yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis rokok lainnya. Ada juga kandungan cengkeh yang bisa meningkatkan bahaya rokok kretek karena bisa menyebabkan matinya sel dan jaringan tubuh jika dikonsumsi terus-menerus.
- Bahaya rokok kretek bisa meningkatkan risiko masalah kesehatan, di antaranya kecanduan, penyakit paru-paru dan sistem pernapasan, edema paru, kanker, penyakit jantung, gangguan sistem reproduksi, dan masalah kehamilan.
[embed-health-tool-bmi]