backup og meta
Kategori
Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi

9 Bahaya yang Muncul Jika Ibu Merokok dan Menghirup Asapnya Saat Hamil

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 27/01/2022

    9 Bahaya yang Muncul Jika Ibu Merokok dan Menghirup Asapnya Saat Hamil

    Merokok merupakan kebiasaan yang sebaiknya Anda hentikan, apalagi jika Anda sedang hamil. Tidak hanya buruk bagi kesehatan ibu, merokok saat hamil juga dapat mengancam keselamatan bayi dalam kandungan. Simak penjelasan berikut untuk mengetahui bahaya rokok saat hamil.

    Mengapa rokok berbahaya bagi ibu hamil?

    Merokok saat hamil memengaruhi kesehatan Anda dan bayi baik sebelum masa kehamilan, selama hamil, dan setelah ia dilahirkan. 

    Nikotin, karbon monoksida, dan berbagai racun lain dari rokok yang Anda isap dapat terbawa ke aliran darah hingga menuju ke bayi yang berada di dalam rahim.

    Menurut Robert Welch, dokter kandungan sekaligus ketua Departemen Obstetri dan Ginekologi di Providence Hospital di Southfield, Michigan, merokok bisa jadi merupakan faktor paling utama yang BISA memberikan dampak buruk untuk kesehatan dan keselamatan bayi.

    Selain itu, ibu hamil yang merokok akan mengalami kekurangan oksigen. Ini karena saat diisap, rokok akan melepaskan gas karbon monoksida. Zat ini dapat menghambat penyerapan oksigen oleh tubuh.

    Jika tubuh kekurangan oksigen, tidak hanya membuat Anda menjadi sesak tapi juga berefek buruk pada pertumbuhan dan perkembangan bayi.

    Tidak ada jumlah rokok yang aman saat hamil sebab tubuh perokok sudah sensitif terhadap paparan nikotin. Jika sudah menjadi kebiasaan, meskipun mengisap satu atau dua batang rokok saja tetap akan mengerutkan pembuluh darah secara dramatis.

    Semakin banyak rokok yang Anda isap, semakin besar pula peluang janin mengalami masalah kesehatan yang lebih serius. Oleh karena itu, sebaiknya Anda berhenti total dari rokok.

    Penyakit yang dapat terjadi pada bayi jika ibu merokok saat hamil

    merokok saat hamil

    Merokok dapat membawa berbagai masalah kesehatan baik bagi ibu hamil maupun janin yang dikandung. Berikut beberapa penyakit yang dapat disebabkan oleh rokok.

    1. Berat badan bayi lahir rendah

    Melansir penelitian yang diterbitkan American Journal of Epidemiology terhadap 441 ibu yang baru melahirkan, disimpulkan bahwa 95% ibu yang merokok saat hamil melahirkan bayi dengan berat badan yang rendah.

    2. Bayi lahir prematur

    Selain menyebabkan berat badan bayi rendah, penelitian dari jurnal Obstetrics and Gynecology terhadap 25 juta wanita hamil juga menunjukkan bahwa mereka yang tetap merokok saat hamil lebih berisiko melahirkan bayi prematur.

    3. Cacat jantung bawaan

    Bayi yang ibunya merokok pada trimester pertama kehamilan lebih mungkin untuk memiliki cacat jantung saat lahir.

    Menurut data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), bayi yang dihamilkan oleh ibu perokok berisiko memiliki beberapa jenis cacat jantung bawaan sebesar 20-70 persen lebih tinggi dari bayi yang ibunya tidak merokok.

    4. Kematian mendadak

    Racun dari rokok juga dapat membuat denyut jantung bayi berdetak lebih cepat dari batas normal, alias tarkikardia. 

    Detak jantung yang terlalu cepat ketika seseorang sedang berisitirahat dapat meningkatkan risiko serangan jantung atau kematian mendadak. Risiko bayi meninggal mendadak (SIDS) akan semakin tinggi jika ia lahir dengan berat badan rendah.

    5. Cacat paru bawaan

    Jika ibu merokok saat hamil, paru-paru bayi dalam kandungan akan mengalami keracunan nikotin. Hal ini menyebabkan organ vitalnya itu tidak berfungsi dengan optimal.

    Akibatnya, bayi dapat menghabiskan minggu pertama kehidupannya dengan menggunakan alat bantu napas. Bahkan meskipun telah lepas dari alat bantu tersebut, ia tetap berpotensi memiliki gangguan pernapasan yang terbawa hingga ia dewasa.

    6. Kerusakan otak

    Merokok saat hamil dapat memiliki efek yang bertahan seumur hidup pada otak si kecil. Ketika memasuki usia sekolah, ia cenderung memiliki gangguan belajar, masalah perilaku, dan IQ yang relatif rendah.

    Ini karena otak bayi mengalami kekurangan oksigen saat berada dalam kandungan. Akibatnya, otaknya gagal berkembang dan tidak berfungsi dengan optimal.

    7. Lahir mati atau keguguran

    Merokok saat hamil meningkatkan kemungkinan keguguran dini dan bayi lahir mati. Ini diakibatkan oleh campuran puluhan racun dan bahan kimia yang masuk ke dalam plasenta sehingga menghambat suplai oksigen dan nutrisi si bayi. 

    Berdasarkan penelitian dari Peking Union Medical College terhadap ibu hamil di Cina, ibu yang merokok saat hamil meningkatkan risiko mengalami keguguran dan kelahiran mati.

    8. Bayi terlahir dengan bibir sumbing

    Mengutip March Of Dimes, laporan dari U.S. Surgeon General menunjukkan adanya hubungan antara ibu perokok dan anak yang lahir dengan bibir sumbing.

    Dinyatakan bahwa bayi lahir dengan bibir sumbing berisiko lebih tinggi 30 hingga 50 persen terjadi pada ibu yang merokok saat hamil.

    9. Komplikasi kehamilan

    Merokok saat hamil dapat menyebabkan kehamilan ektopik, masalah plasenta seperti abrupsi plasenta atau plasenta previa sehingga menyebabkan kehamilan dan persalinan menjadi bermasalah.

    Saya tidak merokok saat hamil, tapi suami saya perokok. Adakah bahayanya untuk kehamilan saya?

    sakit kepala setelah merokok

    Orang yang menghirup asap rokok disebut juga sebagai perokok pasif. Ia akan menerima kombinasi asap dari rokok yang terbakar dan asap diembuskan oleh perokok. 

    Asap dari pembakaran ujung rokok atau cerutu sebenarnya mengandung lebih banyak zat berbahaya (tar, karbon monoksida, nikotin, dan lain-lain) daripada asap yang dihirup oleh perokok.

    Jika Anda sering terkena asap rokok saat hamil, Anda berisiko lebih besar untuk mengalami keguguran, kelahiran bayi mati, kehamilan tuba, berat badan lahir rendah, dan komplikasi lainnya dari kehamilan.

    Selain itu, mengutip penelitian dari International Journal of Environmental Research and Public Health. bayi yang menjadi perokok pasif juga dapat berisiko terkena asma, alergi, infeksi paru-paru dan telinga kambuhan, bahkan kematian bayi mendadak (SIDS).

    Apa yang akan Anda alami jika berhenti merokok saat hamil

    Jika Anda perokok, berhentilah saat ini juga. Satu-satunya cara untuk menghindari komplikasi kehamilan akibat rokok adalah dengan menghentikan kebiasaan tersebut dan berada di lingkungan yang bebas dari asap rokok. 

    Semakin cepat Anda berhenti merokok akan lebih baik. Berikut ini beberapa kondisi yang akan Anda alami jika berhenti merokok saat hamil.

    1. Anda akan melahirkan bayi yang sehat

    Menurut studi yang diterbitkan jurnal Obstetrics and Gynecology, ibu hamil yang berhenti merokok di trimester pertama memiliki peluang yang cukup besar untuk melahirkan bayi yang sehat dan memiliki berat badan normal. 

    Selain itu, si kecil akan terhindar dari berbagai penyakit fatal seperti penyakit pada paru-paru dan jantung.

    2. Anda mungkin akan mengalami gejala “sakau”

    Perlu Anda ketahui bahwa beberapa beberapa gejala akan Anda alami saat memutuskan berhenti merokok, seperti:

    • terus menerus merasa butuh rokok, 
    • merasa sangat lapar, 
    • frekuensi batuk meningkat, 
    • sakit kepala, dan 
    • kesulitan berkonsentrasi.

    Tapi Anda tak perlu khawatir, gejala-gejala tersebut akan hilang setelah kira-kira 10 hingga 14 hari. 

    Kuatkan tekad untuk berhenti merokok dan tanamkan dalam pikiran bahwa alasan berhenti adalah demi keselamatan bayi Anda.

    Gejala-gejala “sakau” tersebut tentu tidak sebanding dengan dampak yang akan Anda dan si kecil rasakan, bila Anda memutuskan untuk tetap merokok

    Jika Anda bukan perokok tetapi suami adalah perokok maka, bantulah suami untuk berhenti merokok. Jika Anda berada di ruangan bersama dengan orang yang merokok, jangan ragu untuk meminta ia mematikan rokoknya.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 27/01/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan