Meskipun terlihat seperti gejala penyakit, Mayo Clinic menyebutkan bahwa ini menandakan paru-paru Anda mulai pulih karena silia dalam saluran pernapasan telah bekerja normal kembali.
Silia, rambut kecil yang berbentuk seperti rambut halus, bertugas untuk mengeluarkan kotoran dan lendir guna menjaga paru-paru tetap bersih.
Merokok dalam jangka panjang dapat mengganggu fungsi kerja silia untuk mencegah masuknya bakteri ke saluran pernapasan.
Saat Anda tidak merokok, silia dapat berangsur-angsur bekerja secara normal mendorong endapan racun dalam bentuk lendir dan dikeluarkan melalui batuk.
Mungkin Anda terus berpikir berhenti merokok malah membuat Anda jadi sakit. Tenang saja, gejala batuk ini akan berangsur reda ketika Anda berhenti merokok selama setahun.
Gejala penarikan nikotin lainnya hampir menyerupai tanda flu. Kondisi ini biasanya diawali dengan:
- demam,
- batuk-batuk,
- meriang atau tidak enak badan,
- batuk, dan
- pegal linu.
Hal tersebut memicu sistem imun memberikan respon yang sama saat seperti melawan bakteri atau virus akibat ketidakhadiran nikotin dalam tubuh.
Biasanya, flu ini hanya berlangsung dua hari saja dan tubuh juga mampu beradaptasi lagi seperti sedia kala.
Tak hanya batuk dan flu, dalam beberapa kasus berhenti merokok juga menimbulkan sakit kepala berulang sehingga menyebabkan nyeri pada area mata atau salah satu sisi kepala.
Meski malah menimbulkan sakit, ini merupakan indikasi baik dari penarikan nikotin saat berhenti merokok.

Mengatasi penarikan nikotin saat berhenti merokok
Berhenti merokok tak hanya berpengaruh secara fisik, tetapi juga psikologis. Sebagai contohnya, terjadi perubahan suasana hati (mood) dan timbulnya godaan untuk kembali merokok.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar