backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Manfaat Mengonsumsi Suplemen Melatonin untuk Tidur dan Efek Sampingnya

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 17/05/2021

    Manfaat Mengonsumsi Suplemen Melatonin untuk Tidur dan Efek Sampingnya

    Masalah sulit tidur nyenyak sering terjadi akibat ketidakseimbangan hormon melatonin dalam tubuh. Fungsi melatonin adalah sebagai hormon pemicu rasa ngantuk dan menjaga Anda agar tetap terlelap sepanjang malam. Oleh sebab itu, suplemen melatonin sering digunakan sebagai bala bantuan untuk meningkatkan jumlah hormon ngantuk dalam tubuh. Namun, apakah suplemen ini aman untuk dikonsumsi?

    Manfaat suplemen melatonin untuk tidur

    suplemen testosteron

    Otak memproduksi hormon melatonin sebagai respons terhadap kegelapan. Keberadaan hormon ini dapat membantu Anda mempertahankan ritme sirkadian dan kualitas tidur.

    Jika terpapar cahaya, produksi melatonin akan terhambat. Oleh sebab itu, untuk meningkatkan jumlahnya dalam tubuh, Anda bisa mengonsumsi suplemen melatonin.

    Berikut adalah beberapa masalah tidur yang bisa Anda atasi saat mengonsumsi suplemen ini:

    1. Jet lag

    Biasanya, saat bepergian jauh hingga melalui berbagai zona waktu yang berbeda, Anda akan mengalami jet lag. Jika sudah demikian, jam tidur dan kualitas tidur Anda mungkin akan terganggu. Alhasil, Anda menjadi kurang tidur.

    Untuk mengatasinya, Anda bisa mengonsumsi suplemen melatonin. Pasalnya, suplemen tersebut dapat membantu meredakan gejala yang Anda alami saat jet lag.

    Alhasil, Anda bisa meningkatkan kualitas tidur, mengembalikan ritme sirkadian tubuh, dan mengatasi masalah kurang tidur setelah melakukan perjalanan lintas zona waktu.

    2. Gangguan siklus tidur yang tertunda

    Orang yang mengalami kondisi ini biasanya tidak bisa tidur dan bangun seperti biasanya. Umumnya, orang yang mengalaminya baru bisa tidur saat memasuki jam dua pagi, dan baru bisa bangun saat memasuki jam 10 pagi.

    Nah, suplemen melatonin dapat membantu mengatasi gangguan tidur ini. Biasanya, orang yang mengalami kondisi ini bisa tidur kurang dari 22 menit setelah mengonsumsinya.

    Jika mengalami kondisi ini, Anda boleh mengonsumsi suplemen melatonin kurang lebih satu jam sebelum waktu tidur. Tak hanya membantu Anda cepat tidur, suplemen ini juga dapat membantu Anda agar terus terlelap hingga pagi.

    3. Insomnia

    Insomnia atau gangguan sulit tidur merupakan salah satu jenis gangguan tidur yang menyiksa. Bayangkan, Anda tidak bisa tidur meski sudah lelah dan mengantuk. Bahkan, tak jarang Anda terbangun tengah malam dan tidak bisa tidur lagi.

    Untuk mengatasi insomnia, Anda bisa mengonsumsi suplemen melatonin. Ya, suplemen ini diduga dapat membantu Anda tidur lebih cepat dan tidur nyenyak pada malam hari.

    Suplemen hormon ini mungkin juga dapat memberikan manfaat bagi lansia yang mulai mengalami defisiensi melatonin atau tidak memiliki cukup hormon melatonin dalam tubuhnya.

    4. Gangguan tidur pada anak-anak

    Suplemen melatonin juga berpotensi membantu mengatasi gangguan tidur yang terjadi pada anak-anak. Meski begitu, ini bukan cara utama yang disarankan untuk mengatasi masalah tidur pada anak.

    Lebih baik membiasakan anak untuk memiliki rutinitas tidur yang baik demi mencegah gangguan tidur daripada memberikan suplemen.

    Tak hanya itu, jika Anda ingin memberikan suplemen ini pada anak, konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter anak, aman atau tidak bagi anak mengonsumsi suplemen tersebut.

    Efek samping mengonsumsi suplemen melatonin

    Pada umumnya, suplemen ini tergolong aman untuk Anda konsumsi dalam jangka pendek. Tidak seperti suplemen dan obat tidur lainnya, Anda tidak akan memiliki ketergantungan pada suplemen ini.

    Namun, sama halnya dengan mengonsumsi obat dan suplemen lainnya, suplemen melatonin juga berpotensi menimbulkan efek samping tertentu. Beberapa efek samping yang umum dan mungkin bersifat sementara dari suplemen ini, yaitu:

  • Sakit kepala.
  • Depresi jangka pendek.
  • Mengantuk dan lemas pada siang hari.
  • Pusing.
  • Kram perut.
  • Perubahan suasana hati (mood).
  • Oleh sebab itu, para ahli tidak menyarankan Anda untuk melakukan aktivitas yang membutuhkan konsentrasi saat menggunakan suplemen ini. Contohnya, mengemudi atau mengoperasikan mesin berat.

    Selain efek samping ringan, ada beberapa risiko efek samping yang lebih serius dan perlu lebih Anda waspadai. Efek samping suplemen melatonin yang lebih serius, termasuk:

    Cara tepat mengonsumsi suplemen melatonin

    Idealnya, Anda harus berkonsultasi dengan dokter mengenai masalah tidur terlebih dahulu. Tujuannya untuk mengetahui apa penyebab pasti dan cara terbaik mengatasinya.

    Jika dokter telah menyetujui atau bahkan menyarankan penggunaan suplemen melatonin, ikuti aturan penggunaan serta dosis yang telah dokter tentukan untuk Anda.

    Menurut National Health Security (NHS), dosis umum bagi orang dewasa untuk suplemen ini adalah dua miligram (mg). Setidaknya, minum suplemen ini satu hingga dua jam sebelum tidur.

    Selain itu, dokter juga menyarankan untuk mengonsumsi obat ini setelah makan. Hindari membagi tablet atau mengunyahnya. Lebih baik, telan langsung tablet dan dorong dengan satu gelas air.

    Hati-hati, tidak semua orang boleh menggunakan obat melatonin

    Suplemen melatonin tidak boleh digunakan pada orang-orang yang baru saja menerima cangkok organ atau menerima transfusi darah.

    Pasalnya, melatonin dapat meningkatkan fungsi kekebalan tubuh dan mungkin mengganggu efektivitas terapi imunosupresif. Terapi ini khusus untuk orang-orang yang menerima transplantasi.

    Wanita yang sedang program hamil juga sebaiknya tidak menggunakan suplemen ini. Hormon melatonin bisa mengganggu masa ovulasi, yang bisa mempersulit peluang sukses hamil Anda.

    Sementara itu, anak-anak hanya boleh mengonsumsi suplemen melatonin versi obat minumnya saja. Masalahnya, suplemen versi suntik dilaporkan bisa mengganggu tumbuh kembang anak dan remaja.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 17/05/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan