backup og meta
Kategori

3

Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi

Fakta Seputar Masa Subur Pria dan Wanita

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Atifa Adlina · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    Fakta Seputar Masa Subur Pria dan Wanita

    Mengetahui masa subur serta masa ovulasi sangatlah penting dalam merencanakan kehamilan. Begitu sudah mengetahui masa subur, Anda pun dapat memprediksi kapan saat tepat untuk berhubungan intim.

    Apakah yang sebenarnya dimaksud masa subur pada pria dan wanita? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!

    Masa subur pada wanita

    Masa subur merupakan rentang waktu ketika peluang hamil sedang paling tinggi. Pada umumnya, masa subur wanita simulai ketika siklus menstruasi telah selesai.

    Pada masa subur ini, juga terdapat jendela subur yang tergantung pada lamanya siklus menstruasi, sehingga setiap wanita mempunyai waktu yang berbeda-beda.

    Dikutip dari laman Your Fertility, jendela subur atau ovulasi merupakan hari ketika sel telur dilepaskan dari ovarium (indung telur).

    Maka dari itu, Anda perlu mengetahui bagaimana cara menghitung masa subur. Rata-rata wanita dengan siklus menstruasi normal (28 hari) mengalami masa subur antara hari ke-10 sampai hari ke-17 setelah hari pertama menstruasi terakhir.

    Apabila Anda perlu membuat kalender masa subur, salah satu cara mempermudahnya adalah dengan bantuan kalkulator masa subur agar perhitungan lebih tepat.

    Tanda-tanda wanita sedang dalam masa subur

    masa tidak subur wanita

    Dikutip dari laman American Pregnancy Association, tanda-tanda masa subur setiap wanita bervariasi. Bahkan, ada pula yang tidak mengalami tanda atau ciri apa pun.

    Untuk mengetahui kapan waktu subur Anda, perhatikan tanda-tanda atau ciri-ciri berikut.

    1. Alat tes masa subur menunjukkan hasil positif

    Salah satu ciri dari masa subur yaitu alat tes yang Anda gunakan untuk menghitung masa subur menunjukkan hasil positif.

    Maka, ini merupakan waktu yang tepat untuk melakukan hubungan intim dengan pasangan demi mendapatkan momongan.

    Namun, hal ini mungkin tidak berlaku jika Anda memiliki kondisi yang disebut polycystic ovarian syndrome (PCOS). Bisa saja Anda tetap mendapatkan hasil positif meski tidak mengalami ovulasi.

    2. Lendir serviks seperti putih telur

    Lendir serviks merupakan cairan yang keluar dari serviks mendekati masa ovulasi. Biasanya, cairan vagina yang keluar pada masa subur ini tampak jernih seperti putih telur.

    Lendir serviks akan membantu sperma untuk lebih mudah berenang ke dalam rahim dan bertemu dengan sel telur sehingga mempermudah proses pembuahan.

    Berikut ini merupakan perubahan kondisi lendir pada mulut rahim selama masa subur.

    • Mendekati masa ovulasi: lendir lebih lengket, jumlahnya lebih banyak, dan berwarna keruh seperti keputihan.
    • Selama masa ovulasi: lendir basah, licin, elastis, dan transparan seperti putih telur. Ini biasanya berlangsung 3 atau 4 hari, yaitu saat Anda memiliki kemungkinan besar untuk hamil.
    • Setelah ovulasi: lendir lebih kering dan lebih sedikit keluar.

    3. Gairah untuk berhubungan intim meningkat

    Gairah seks wanita yang lebih tinggi dari biasanya bisa saja menjadi tanda atau ciri dari masa subur. Pada dasarnya, libido wanita memang cenderung meningkat menjelang ovulasi.

    Meski mungkin bukan ciri yang akurat, hasrat seks yang lebih besar ini merupakan tanda alami dari tubuh Anda.

    Artinya, tubuh Anda sebenarnya mengerti kapan waktu yang tepat untuk melakukan hubungan intim.

    4. Perubahan suhu basal tubuh

    Suhu basal tubuh merupakan suhu tubuh ketika beristirahat atau tidur. Rata-rata suhu tubuh basal berkisar antara 35,5–36,6°C.

    Pada saat berovulasi, kadar hormon progesteron di dalam tubuh meningkat. Kadar hormon progesteron yang tinggi membuat suhu tubuh Anda mengalami peningkatan.

    Jika suhu tubuh naik sekitar 0,4–0,8°C dari suhu biasanya, mungkin tubuh sudah melakukan ovulasi dalam 12 sampai 24 jam terakhir.

    Saat itu, suhu tubuh Anda membuat rahim siap melepaskan telur yang sudah matang dan siap dibuahi. Maka, setelah masa subur berlalu, suhu tubuh akan lebih rendah.

    5. Perubahan posisi leher rahim

    Tepat sebelum terjadinya ovulasi, serviks Anda akan berubah posisi menjadi lebih tinggi. Bahkan, saat disentuh, serviks menjadi lebih lembut dan akan sedikit lebih terbuka.

    Sebaliknya, saat tidak dalam masa subur, serviks atau leher rahim terletak lebih rendah dan lebih keras apabila disentuh. Di samping itu, serviks akan lebih tertutup.

    Apabila belum terbiasa memeriksa serviks, Anda bisa memeriksakan kondisinya ke dokter kandungan. Anda mungkin bisa bertanya kepada dokter bagaimana cara memeriksa kondisi serviks secara mandiri di rumah.

    6. Payudara terasa nyeri

    Rasa nyeri pada payudara juga bisa menjadi tanda bahwa Anda sedang berada dalam masa subur. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh perubahan hormon saat ovulasi.

    Sama dengan ciri lainnya yang bisa menjadi penanda dalam masa subur, kondisi ini tidak bisa menunjukkan secara jelas kapan Anda akan mengalami ovulasi.

    7. Sakit ovulasi

    Pernahkah Anda mendengar nyeri ovulasi atau mittelschmerz? Kondisi ini biasanya ditandai dengan rasa sakit yang amat kuat seperti ditusuk pada bagian bawah perut.

    Rasa sakit ovulasi ini bisa saja dialami setiap bulan, tetapi tidak pada semua wanita. Lalu, Anda mungkin juga tidak bisa melakukan hubungan intim saat masa paling subur.

    Di samping itu, nyeri ovulasi juga bisa menjadi pertanda dari endometriosis. Maka dari itu, Anda harus segera memberitahu dokter jika mengalaminya.

    Masa subur pada pria

    ciri tanda sperma sehat

    Di kalangan awam, kebanyakan orang hanya menganggap masalah kesuburan sebagai urusan perempuan. Padahal, pria juga memiliki masa subur yang akan menentukan sukses atau tidaknya program hamil.

    Pada sebuah studi dalam jurnal The Journal of Biological and Medical Rhythm Research, disebutkan bahwa kondisi air mani di pagi hari, tepatnya sebelum jam 7:30 pagi, merupakan yang terbaik dibandingkan waktu lainnya.

    Sperma hasil ejakulasi bisa bertahan pada dinding rahim wanita sekitar dua sampai tiga hari. Semakin banyak sperma yang keluar, kemungkinannya untuk bertahan di dinding rahim juga semakin besar.

    Kualitas sperma dalam tubuh seorang pria tidak selalu sama dari waktu ke waktu. Akan tetapi, secara garis besar, kualitas terbaik bisa didapatkan pada rentang masa subur, yaitu antara 25–40 tahun.

    Maka dari itu, kesuburan pria umumnya menurun pada usia 40–45 tahun ketika kualitas sperma menurun.

    Ada beberapa hal yang memengaruhi masa subur pria, yaitu:

  • merokok,
  • berat badan berlebih,
  • banyak pikiran sehingga stres memengaruhi kesuburan,
  • aktif mengonsumsi alkohol,
  • terlalu sering berada di ruangan yang panas,
  • duduk terlalu lama,
  • aktivitas fisik melelahkan sehingga menekan testis dan penis,
  • obat-obatan yang menyebabkan ketidakseimbangan hormon dan gangguan pada saluran sperma, serta
  • paparan beberapa kandungan kimia berbahaya, seperti benzene, pestisida, dan herbisida.
  • Tanda-tanda pria sedang dalam masa subur

    Berbeda dengan wanita, pria tidak mempunyai tanda-tanda spesifik yang menunjukkan kesuburannya.

    Hal ini karena sperma terus terbentuk, disimpan dalam testis, dan siap digunakan kapan saja.

    Namun, ada beberapa kondisi yang bisa diperhatikan, misalnya bagaimana kondisi air mani pada pagi hari. Dalam sebuah studi, disebutkan bahwa kualitas sperma terbaik merupakan pada waktu tersebut.

    Maka dari itu, yang harus diperhatikan oleh pria adalah menjaga gaya hidup sebaik mungkin sehingga kualitas sperma tidak menurun.

    Apabila dalam jangka waktu tertentu Anda dan pasangan belum mengalami perubahan, langkah yang bisa Anda lakukan yakni mencoba tes kesuburan.

    Masalah seputar masa subur

    Ada beberapa alasan yang membuat wanita mengalami masalah pada masa ovulasi atau jendela subur.

    1. Masalah berat badan

    American Society for Reproductive Medicine menjelaskan bahwa wanita yang memiliki berat badan rendah cenderung memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur.

    Begitu pula dengan wanita dengan berat badan berlebih yang dapat mengalami ketidakseimbangan hormonal pada tubuh.

    2. Sindrom ovarium polikistik

    Sindrom ovarium polikistik atau PCOS merupakan kondisi pembesaran ovarium yang disertai pembentukan kista kecil berisi cairan.

    Kondisi ini bisa menyebabkan ketidakseimbangan hormon dan mengganggu kesuburan. Gejala lain dari PCOS yakni resistensi insulin, obesitas, pertumbuhan rambut yang tidak normal, juga jerawat.

    3. Disfungsi hipotalamus

    Disfungsi hipotalamus dapat mengganggu hormon yang merangsang gangguan masa subur dan ovulasi.

    Penyebabnya antara lain stres fisik, stres emosional, berat badan yang kurang atau berlebihan, serta olahraga yang berlebihan.

    4. Insufisiensi ovarium prematur

    Masalah kesuburan ini terjadi ketika produksi sel telur berhenti sebelum waktunya akibat penurunan hormon estrogen.

    Insufisiensi ovarium prematur bisa disebabkan oleh penyakit autoimun, kelainan genetik, atau racun dari lingkungan. Biasanya, kondisi ini terjadi pada wanita sebelum usia 40 tahun.

    5. Kelebihan prolaktin atau hiperprolaktinemia

    Kondisi ini dipengaruhi oleh penggunaan obat-obatan atau kelainan pada kelenjar hipofisis.

    Kelenjar tersebut berperan sebagai produsen beberapa jenis hormon dan bertindak sebagai pengendali berbagai fungsi tubuh manusia.

    Kelebihan prolaktin ini bisa menurunkan hormon estrogen. Meski begitu, kasusnya sangat jarang terjadi dan terbilang langka.

    Pentingnya berhubungan intim pada masa subur

    Jika sedang menjalani program kehamilan, Anda mungkin berpikir untuk melakukan hubungan intim setiap hari dan saat ovulasi. Padahal, tidak mesti seperti itu.
    Masa paling subur wanita adalah lima hari sebelum serta saat ovulasi (pelepasan sel telur). Oleh karena itu, Anda disarankan untuk melakukan hubungan intim dua hari sebelum ovulasi agar cepat hamil.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Atifa Adlina · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan