Postingan Utama
Lihat selanjutnya
Punya pertanyaan seputar kesehatan?
Tanya dokter secara gratis
Posting berbagi
Diskusi Menarik
Perasaan cemas serta khawatir yang menghantui pikiran dan hati yang tidak mudah hilang
Saya mengalami gangguan depresi sampai terpengaruh dengan bau di badan saya
Sering nangis tiba tiba , suka cemas berlebihan , takut suara besar , susah tidur
Halo sehat, saya usia 28 tahun, saya sangat depresi sejak ibu saya meninggal 1 tahun yang lalu. Apalagi ditambah saya sekarang harus menghadapi tingkah laku ayah saya dan kakak-kakaknya perempuan yang tidak nikah. Mereka ini tidak normal, yaitu saling mencintai sekalipun saudara kandung. Saya sudah tidak sanggup lagi mengikuti tingkah laku mereka yang semakin ngawur, sebab mereka ini sudah jompo usia 70+. Saya mohon tolong saya, agar saya tidak terus menerus diperbudak oleh mereka. Mental saya sudah capek banget rasanya. Tapi saya dinasihati oleh orang lain, saya disuruh bertahan menghadapi mereka. Tapi bukankah itu malah jadi racun buat saya? Bukannya jalan terbaik adalah pergi dari situasi yang menekan ini?
Dok, pacar saya menggesek gesekkan penis nya pada saya tapi saya masih memakai celana dalam dan sot dan dia tidak mengeluarkan sperm nya di dekat area kewanitaan saya. Apakah itu akan membuat saya hamil dok? Saya sangat takut dok
Terbaru
Populer
Saya selalu ingin bunuh diri dok, merasa tidak ada tempat berlindung. Suami selalu silent treatment dan sibuk bekerja. Walaupun kami sering jalan berdua beberapa waktu tapi itu tidak ada bedanya. Malah kadang makin terbebani karena kondisi keuangan buruk. Apalagi seluruh keluarga besar suami tidak senang dengan pernikahan saya. Dan hubungan saya dan orang tua saya juga tidak baik karena saya mempertanyakan perlakuan mereka disaat saya kecil yang menimbulkan trauma tapi orang tua saya merasa saya anak yang durhaka karena selalu membahas masa lalu. Sementara ibu mertua saya selalu merasa saya menantu yanv jahat dan tidak baik karena tidak bisa menuruti kemauannya yang selalu memberinya materi. Sedangkan rumah tangga kami masih belum di titik yang berlebih. Tekanan dari beberapa hal ini membuat saya ingin bunuh diri. Karena saya sudah tidak diijinkan bekerja oleh suami. Ruang gerak saya juga dibatasi oleh suami. Bahkan saya juga tidak memiliki teman bercerita.
Saya ibu dari satu anak diusia 25 tahun, anak saya sekarang berumur 3 tahun
Saya ingin bertanya, bagaimana cara nya menghadapi pasangan yang gampang marah dan yang sibuk dengan dunianya sendiri sementara anak dan istri tidak dikasih perhatian dan waktu luang bersama keluarga kecil nya,
Ketika marah taunya hanya mengancam dan tidak mau kalah, kalau berdebat selalu saja ada alasan seolah olah istri nya lah yang selalu salah,
Datang dan tidur bareng hanya pas lagi ada maunya
Menuntut istri seperti ini dan itu, bahkan kalau istri lagi tidak bisa memenuhi nafsu nya dia akan marah tanpa bertanya baik baik kenapa, malah mencari pelampiasan melalui hp.
Kalau istri lagi sakit bahkan tidak mau libur kerja barang sehari untuk menjaga istri dan anak, terpaksa istri minta anterin kerumah adek
Izin bertanya dok saya sering kali jantung kaget ketika tiba tiba ada suara lonceng atau klakson atau suara lain yg mendadak. Dan itu menyebabkan leher kaku dan mempengaruhi rasa takut dan kondisi mental gampang down.
Terkadang juga kena silau cahaya mata gampang jd buram di pandangan jauh dan ketika kepala pusing.
Sering curiga dengan orang sekitar serta ada riwayat gerd dan jantung lemah.
Nafas pendek pendek dan keringat di telapak tangan.
Kondisi apa yang saya alami dong?
Terimakasih jawabannya
Halo dok saya mau tanya apakah saya mengalami depresi apabila saya seperti ini ???
Yaitu pada malam hari saat tidak bisa tidur saya memikirkan berbagai hal negatif tentang diri saya yang tidak berharga, ingin mati. Kadang juga membayangkan seperti apa cara mati tersebut.
Saya suda menikah, tinggal serumah mertua, punya anak tapi posisi sebagai ibu selalu diambil alih mertua, punya suami yang tidak peka, tidak perhatian, tidak peduli, dan tidak bisa jadi tempat bersandar. Sebelum menikah saya cerita ke suami mungkin saya ini depresi, tapi dia seakan menganggap remeh kondisi saya. Mungkin baginya depresi itu sama dengan gila.
Saya orang yg sangat haus kasih sayang dan cinta, karena saya sering dimarahi ibu saya. sejak saya lulus sekolah, usia 19 tahun.
Sekarang saya 28 tahun, apesnya saya dapat suami yg tidak tau apa itu kasih sayang dan cinta. Dari 19 sampai 28 tahun saya selalu berpikir untuk segera mati. Dan 3 tahun terakhir sejak menikah inilah yg sangat parah.
Anak saya 14 th,didignosa depresi.Banyak bicara tanpa memikirkan dampak. Kalau senang terlalu senang ,kalau sedih terlalu sedih.Gampang emosional kalau keinginanny tidak terpenuhi.Kecanduan hp,kalau sudah main hp ,d suruh berhenti marah2. Kalau kelamaan main hp kena emosiny sering histeris...
Pertanyaan:
1. Saya sbg ortu harus bagaimana agar anak yg kecanduan hp bisa dihilangkan kecanduanny agar tdk memperparah kondisiny?
2. Saya harus bagaimana menghadapi anak dg kondisi yg demikian?
Atas jawabanny d ucapkn banyak terimakasih 🙏🙏..
IklanIklanIklanIklanIklanIklanIklanIklanIklanIklan
Anda sekarang bisa mulai memposting cerita dan komentar.
Dapatkan saran dari dokter, pakar, dan duta komunitas.
Bagikan pengalaman Anda dengan orang lain yang mungkin membutuhkan.
Terus aktif dan jadilah Duta Komunitas dengan mengumpulkan poin
