Selamat malam Dok
Izin bertanya, saya dilahirkan dari keluarga bahagia. Bapak saya tentara, ibu rumah tangga, saya anak pertama dari 3 bersaudara. Tapi saya punya kaka yang beda bapak, dari kecil saya mengalami kekerasan yang saya dapat dari ibu saya sendiri. Baik fisik maupun verbal, tapi semua terasa aman ketika bapak saya pulang dinas. Masalah itu terjadi sampai saya lulus sekolah. Setelah lulus, saya ikut bapak saya. Muncul masalah ketika bapak saya meninggal dok. Setelah itu saya merasa asing, karena tidak mendapatkan pengakuan, kasih sayang utuh atau bahkan perhatian. Dan itu terjadi sampao detik ini, dan yang simpulkan, saya merasa kehilangan segalanya. Saya merasa terbuang, kasarnya saya matipun ke depan tidak ada yang tau. Hal itu mendasari saya merasa selalu sendiri dan asing sampai sekarang dok. Pertanyaan saya, saya merasa depresi dan apakah mental saya ini baik atau bahkan buruk dok. Karena sering sekali pada moment tertentu, saya lebih memilih untuk menyakiti dir
Halo Nur Hanisa, terima kasih untuk pertanyaannya.
Pada dasarnya, perasaan cemas sangat wajar dialami oleh setiap individu sebagai bentuk kewaspadaan terhadap sesuatu. Namun, apabila perasaan cemas berlangsung secara berlebihan, terus-menerus, dan tanpa alasan yang kuat, serta dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, maka perlu segera meminta bantuan professional jika sudah tidak dapat diatasi secara mandiri.
Dalam diri individu terjadi proses mental yang saling berkaitan antara pikiran, perasaan, perilaku, dan sensasi tubuh/ fisik. Dengan anda mengelola pikiran yang menyebabkan munculnya kecemasan, secara tidak langsung juga akan meminimalisir keluhan lainnya yang anda alami.
Adapun yang dapat anda lakukan, yaitu menuliskan seluruh isi pikiran anda pada kertas secara berkala tanpa terkecuali. Kegiatan ini dikenal dengan istilah jurnaling, di mana dapat dilakukan setiap hari sehingga pikiran tidak hanya menumpuk dalam diri anda. Lalu anda juga dapat mengidentifikasi dan mengevaluasi kembali pikiran yang sering muncul dengan menanyakan ke diri anda mengenai pikiran tersebut “apakah hal yang dikhawatirkan didukung oleh fakta sehingga perlu dipikirkan secara
berlebihan atau hanya kekhawatiran tanpa alasan yang jelas?”, sehingga anda dapat melihat secara objektif sumber pikiran anda. Jangan lupa untuk melatih diri berpikir positif dan lebih rasional. Lakukan relaksasi pernapasan saat ketidaknyamanan tersebut muncul (fokus pada napas masuk dan napas keluar), sehingga anda lebih rileks dan tenang dalam menyikapi yang anda alami. Selain itu, anda tetap terkoneksi dengan sekitar agar tidak merasa sendiri.
Jangan ragu untuk memeriksakan diri anda ke psikolog/ psikiater jika keluhan berlanjut atau bertambah parah agar tertangani dengan tepat.
... Lihat Lainnya