Ciri siklus haid yang normal salah satunya adalah jumlah darah yang keluar biasanya selalu sama atau tidak berubah setiap bulannya. Bila jumlah darah haid tiba-tiba berkurang, siklus haid mungkin juga akan ikut terganggu. Ketahui penyebab darah haid keluar sedikit dan cara mengatasinya.
Berbagai penyebab darah haid sedikit
Darah haid keluar sedikit atau dikenal juga dengan istilah hipomenorea umumnya normal terjadi dan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti stres, menggunakan alat kontarsepsi hormonal, atau kehamilan.
Meski begitu, kangan sepelekan perubahan yang terjadi pada siklus haid Anda. Apabila darah haid yang keluar sedikit diikuti dengan gejala lainnya bisa menjadi pertanda gangguan kesehatan tertentu.
Untuk lebih lengkapnya, berikut ini beberapa penyebab darah menstruasi sedikit.
1. Efek stres
Banyak orang yang mengaitkan stres dan perubahan pada siklus menstruasi.
Nyatanya, stres dapat menjadi pemicu produksi hormon kortisol yang kemudian akan menghambat kerja hormon dalam tubuh, salah satunya hormon estrogen yang berperan dalam siklus ovulasi.
Penurunan kadar estrogen inilah yang membuat volume menstruasi sedikit atau bahkan tertunda sementara. Setelah stres pergi, biasanya menstruasi bisa kembali normal.
2. Penurunan atau kenaikan berat badan drastis

Perubahan berat badan yang drastis bisa memengaruhi siklus haid, baik penuruan maupun kenaikan berat badan.
Saat berat badan bertambah, tubuh akan menyimpan lebih banyak lemak. Hal ini bisa memengaruhi kadar hormon di dalam tubuh menjadi tidak seimbang.
Sementara itu, penurunan berat badan dengan membatasi asupan kalori bisa menyebabkan tubuh merasa stres sehingga juga memengaruhi keseimbangan hormon tubuh.
3. Kelenjar tiroid terlalu aktif
Produksi hormon tiroid yang terlalu banyak (hipertiroid) bisa berdampak buruk bagi jantung, otot, dan tekanan darah.
Di sisi lain, kondisi ini dapat memengaruhi kelancaran menstruasi Anda. Akibatnya, aliran darah haid jadi lebih sedikit dari biasanya.
4. Polycystic ovary syndrome (PCOS)
Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) adalah gangguan reproduksi yang disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon dalam tubuh wanita.
Wanita dengan PCOS biasanya memiliki kadar hormon seks (estrogen dan progesteron) yang tidak seimbang, kelebihan hormon androgen (hormon seks pria), dan ada kista kecil di ovariumnya.
Semua kondisi ini yang memengaruhi proses ovulasi normal sehingga membuat aliran menstruasi tidak lancar dan kurang teratur.
Gejalanya bisa meliputi darah menstruasi sedikit atau bahkan tidak menstruasi selama beberapa waktu.
5. Kehamilan
Seharusnya wanita yang hamil tidak akan mengalami menstruasi. Namun, Anda mungkin saja mengalami bercak darah yang sering dikira sebagai darah haid keluar sedikit
Padahal ini bukanlah darah haid, melainkan tanda awal kehamilan yang disebut perdarahan implantasi.
Perdarahan implantasi adalah perdarahan yang terjadi saat sel telur yang telah dibuahi menempel di lapisan dinding rahim selama 6—12 hari setelah pembuahan.
Selain itu, bercak darah juga bisa mengindikasikan kehamilan ektopik atau hamil di luar kandungan.
6. Penggunaan alat kontrasepsi

Dilansir dari Cleveland Clinic, pemakaian alat kontrasepsi bisa mempersingkat hari menstruasi Anda karena volume darah haid yang dihasilkan relatif lebih sedikit.
Baik yang berbentuk pil minum ataupun KB spiral, banyak jenis alat kontrasepsi yang berisiko mengganggu kestabilan hormon dalam tubuh.
Beberapa wanita mengalami haid lama tapi sedikit atau bahkan tidak mengalami menstruasi sama sekali. Jika Anda merasa terganggu, segera konsultasi ke dokter.
Dokter mungkin menganjurkan kontrasepsi nonhormon misalnya kondom atau IUD berlapis tembaga.
Pastikan Anda bertanya lebih dulu dengan dokter atau bidan untuk saran terbaik bagi kondisi kesehatan Anda.
7. Sedang menyusui
Faktanya, menyusui bisa membuat masa ovulasi jadi tidak normal yang berimbas pada volume darah haid keluar sedikit atau bahkan menunda menstruasi sementara.
Bila Anda menyusui ASI eksklusif, maka menstruasi pertama baru akan terjadi 6 bulan setelah melahirkan.
Sementara bila tidak menyusui, maka menstruasi bisa datang lebih cepat dalam 6—8 minggu setelah melahirkan.
Pasalnya selama menyusui, tubuh akan memproduksi hormon prolaktin, alfa-laktalbumin, dan sintesis laktosa, yang dapat menekan hormon reproduksi pemicu ovulasi.
Siklus normal baru akan kembali setelah masa menyusui selesai. Namun, hal ini juga tergantung dari kondisi tubuh masing-masing wanita.
8. Penuaan
Faktor pertambahan usia bisa menjadi alasan lain mengapa aliran darah menstruasi semakin sedikit, terutama bila Anda telah memasuki masa preimenopause.
Perimenopause adalah masa transisi sebelum menopause yang membuat tubuh Anda mengalami perubahan hormonal secara perlahan.
Penurunan jumlah darah hadi biasanya terjadi di usia 40—50 tahun dan memakan waktu hingga sekitar 4—6 tahun sebelum akhirnya Anda benar-benar mengalami menopause.
9. Konsumsi obat-obatan
Tidak hanya alat kontrasepsi, minum obat-obatan juga bisa memengaruhi siklus menstruasi Anda. Hal ini disebabkan oleh kandungan bahan kimia di dalam obat-obatan dapat memengaruhi kerja hormon.
Contohnya, obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) seperti ibuprofen, naproxen, atau advil dapat mempengaruhi aliran darah menstruasi karena dapat menghambat produksi prostaglandin yang berperan dalam peluruhan dinding rahim.
Selain itu, obat antidepresan tertentu dapat mengganggu fungsi hormon di otak yang mempengaruhi siklus haid sehingga menstruasi menjadi tidak teratur.
Obat steroid juga diketahui dapat mengacaukan siklus menstruasi dapat membuat darah haid yang keluar menjadi lebih sedikit.
Kapan harus pergi ke dokter?
Pertimbangkan untuk memeriksakan diri ke dokter jika darah haid keluar sedikit disertai dengan gejala berikut ini.
- Haid tiba-tiba terasa ringan atau menstruasi berhenti tanpa sebab yang jelas.
- Siklus haid tidak teratur.
- Nyeri pada panggul.
- Penurunan berat badan drastis.
- Adanya riwayat gangguan hormon seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS) atau gangguan tiroid.
Jika ada pertanyaan lebih lanjut seputar penyebab darah haid atau menstruasi Anda yang jadi sedikit, sebaiknya konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.
Kesimpulan
Berikut ini penyebab darah haid keluar sedikit. - Efek stres.
- Penurunan atau kenaikan berat badan drastis.
- Kelenjar tiroid terlalu aktif.
- Sindrom ovarium polikistik (PCOS).
- Kehamilan.
- Penggunaan alat kontrasepsi.
- Sedang menyusui.
- Penuaan.
- Konsumsi obat-obatan.
[embed-health-tool-ovulation]