Hampir setiap orang pernah mengalami sakit kepala, termasuk sakit kepala di bagian depan. Jenis sakit kepala ini pun terjadi kambuhan dari waktu ke waktu, yang disebut sebagai episodik, atau bisa menjadi kronis (berlangsung lama).
Artikel ini akan mengupas tuntas semua penyebab, gejala, dan cara mengatasi sakit kepala di bagian depan.
Tanda-tanda dan gejala sakit kepala bagian depan
Hal yang biasanya akan Anda rasakan saat terjadi nyeri kepala depan adalah seperti ada yang menekan di bagian kedua sisi kepala bagian depan atas.
Nyeri atau sakit yang dirasakan pun terasa ringan, sedang, sampai parah.
Tidak hanya itu, gejala yang dirasakan pun adalah area tubuh yang lebih sensitif seperti kepala, kulit kepala, dan otot bahu.
Selain itu, berikut ini adalah beberapa tanda bila Anda mengalami sakit kepala bagian depan.
- Rasa sakit yang konstan dan dirasakan di seluruh kepala.
- Rasa sakit yang sering dimulai dari area dahi, pelipis, dan belakang mata.
- Terasa sesak atau ada tekanan di sekitar kepala.
- Ada perasaan gelisah.
- Hidung menjadi tersumbat.
- Mata menjadi berair dan bisa bengkak.
- Tubuh terasa pegal, kepala terasa nyeri juga berdenyut.
- Demam disertai hidung tersumbat.
- Sakit gigi.
- Rasa sakit saat sedang mengunyah atau berbicara.
- Penglihatan terasa kabur.
- Berat badan jadi menurun.
- Nyeri otot.
- Tubuh jadi lebih mudah lelah.
Berbagai penyebab sakit kepala bagian depan
Nyeri kepala di dahi dapat disebabkan oleh berbagai kondisi kesehatan tertentu. Berikut adalah berbagai kondisi yang bisa menjadi penyebab timbulnya sakit kepala di bagian depan.
1. Tension headache (sakit kepala tegang)
Sakit kepala tegang adalah salah satu penyebab nyeri kepala di dahi yang paling sering dialami.
Sakit kepala tegang terasa di seluruh bagian kepala. Namun, rasa nyeri biasanya dimulai dari bagian depan kepala, pelipis, atau belakang mata sebelum menjalar ke bagian lain dari kepala.
Rasa nyeri ini ditandai dengan sensasi seperti kepala sedang diikat dengan erat hingga menimbulkan rasa seperti tertekan.
Gejala tersebut juga didampingi dengan gejala lain seperti kepala, kulit kepala, dan otot di sekitar leher, wajah, dan bahu terasa lunak.
Tingkat keparahan dari kondisi ini bisa berbeda-beda tiap orang, mulai dari ringan hingga yang cukup parah. Rasa sakitnya bisa bertahan antara 30 menit hingga beberapa jam.
Akan tetapi pada kasus tertentu, rasa sakitnya bisa berlangsung hingga beberapa hari. Bahkan, rasa sakit ini mungkin muncul beberapa kali dalam satu bulan.
Kondisi ini bisa dipicu oleh stres, kecemasan, dan juga kelelahan fisik. Anda mungkin merasakan tension headache saat merasa kecapekan atau saat Anda memiliki gangguan muskuloskeletal di area leher.
Selain itu, kebiasaan mempraktikkan postur tubuh yang kurang baik juga bisa meningkatkan potensi Anda merasakan nyeri kepala ini.
2. Mata lelah
Sakit kepala di bagian depan juga bisa disebabkan oleh kondisi kesehatan lainnya. Salah satunya adalah mata lelah.
Biasanya, saat Anda mengalami mata lelah, Anda juga akan merasakan nyeri kepala depan. Gejala dari rasa sakit yang Anda alami tidak berbeda jauh dengan sakit kepala tegang.
Rasa sakit tersebut mungkin muncul karena astigmatisma, masalah penglihatan, atau keduanya.
Mata lelah bisa disebabkan oleh beberapa hal, termasuk menggunakan mata untuk menatap layar komputer dalam waktu yang lama.
Selain itu, hal lainnya adalah berkonsentrasi menatap sesuatu dalam waktu yang relatif lama, stres, hingga kebiasaan mempraktikkan postur tubuh yang tidak baik.
3. Sakit kepala kluster
Penyebab sakit kepala depan lainnya adalah sakit kepala kluster. Meski tergolong jarang, jika Anda mengalami jenis nyeri kepala yang satu ini, kepala Anda akan terasa amat sakit.
Biasanya, rasa sakit akan terasa di salah satu sisi kepala, di sekitar mata, pelipis, atau bagian depan kepala.
Rasa sakit ini biasanya tiba-tiba muncul tanpa peringatan atau gejala yang semakin kuat. Lalu, rasa sakit ini bisa bertahan selama beberapa jam.
Jika rasa sakit ini muncul, Anda mungkin akan mengalaminya lebih dari satu kali dalam sehari. Rasa sakit ini bisa terjadi selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan dan akan muncul di waktu-waktu yang sama setiap harinya.
Kondisi ini biasanya ditandai dengan keluarnya cairan dari dalam hidung dan hidung akan terasa seperti tersumbat.
Selain itu, mata Anda akan membengkak atau mengeluarkan air mata terus-menerus. Anda juga akan cenderung banyak bergerak dan seolah tidak bisa diam.
Masih belum dapat diketahui pasti apa penyebab nyeri kepala kluster. Namun, ada kemungkinan bahwa kondisi ini adalah kondisi yang diturunkan oleh anggota keluarga Anda dari waktu ke waktu atau penyakit keturunan.
Meski begitu, kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol mungkin menjadi pemicu dari munculnya rasa sakit yang satu ini.
4. Migrain
Migrain adalah salah satu jenis sakit kepala yang berpotensi menimbulkan sakit kepala depan.
Pasalnya, meski gejala migrain yang dirasakan oleh orang bisa berbeda-beda, rasa sakit yang dialami penderita migrain sering kali berasal dari pelipis.
Rasa sakit awalnya akan terpusat di salah satu pelipis dan baru tersebar ke pelipis lainnya. Jika Anda tidak melakukan pengobatan, migrain bisa bertahan antara 4 hingga 24 jam.
Gejala lain dari migrain adalah rasa lelah, depresi, mual, muntah, rasa sensitif terhadap cahaya atau suara. Selain itu, mata dan hidung Anda akan lebih banyak mengeluarkan air dibanding biasanya.
5. Sakit kepala sinus
Sinus bisa mengalami iritasi akibat infeksi atau alergi. Kondisi ini disebut sebagai sinusitis.
Saat terjadi, sinus akan membengkak dan menyebabkan sakit kepala depan serta pipi, mata, dan kepala Anda akan terasa lunak.
Untuk membedakan nyeri kepala depan karena sinusitis atau sakit kepala lainnya, Anda harus memahami gejala yang mungkin muncul jika mengalami sinusitis.
Sinusitis biasanya disertai dengan demam atau flu. Namun, kedua kondisi ini mungkin akan hilang dengan sendiri setelahnya.
6. Arteritis temporalis (Giant cell arteritis)
Arteritis temporalis adalah kondisi di mana pembuluh darah yang posisinya mengarah ke luar kepala mengalami peradangan.
Biasanya, kondisi ini ditandai dengan munculnya rasa sakit yang terus-menerus muncul. Rasa sakit ini biasanya akan terasa sangat amat sakit di pelipis.
Itu sebabnya, kondisi ini juga bisa menimbulkan nyeri kepala bagian depan. Meski begitu, kondisi ini masih tergolong jarang terjadi pada orang dengan usia di bawah 50 tahun.
Cara mengatasi sakit kepala bagian depan yang efektif
Sakit kepala depan kemungkinan akan mengganggu kelancaran dari aktivitas Anda sehari-hari. Oleh sebab itu, rasa sakit ini harus diatasi.
Ada banyak sekali alternatif pengobatan yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi kondisi ini.
Biasanya, efektivitas dari pengobatan dari sakit kepala depan ini ditentukan berdasarkan penyebabnya.
Berikut adalah beberapa jenis pengobatan untuk nyeri kepala depan yang bisa Anda coba lakukan.
1. Penggunaan obat-obatan
Ada banyak pilihan obat-obatan yang bisa Anda beli secara bebas di apotek maupun yang diresepkan oleh dokter untuk meredakan sakit kepala bagian depan.
Namun, masing-masing penyebab memiliki jenis obat yang berbeda, seperti berikut ini.
- Ibuprofen dan acetaminophen adalah obat-obatan pereda nyeri yang bisa digunakan untuk mengatasi tension headache, migrain, dan gejala demam dan flu yang menyebabkan sinusitis.
- Obat-obatan triptan seperti sumatriptan bisa digunakan untuk mengatasi migrain dan nyeri kepala kluster akut.
- Calcium channel blockers, topiramate, melatonin, terapi oksigen, dan lithium bisa digunakan untuk mengatasi nyeri kepala cluster.
- Obat-obatan antibiotik dapat digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri yang menyebabkan sinusitis.
- Antihistamin bisa digunakan untuk mengatasi alergi yang juga mungkin menyebabkan sinusitis.
- Kortikosteroid bisa digunakan untuk mengatasi sakit kepala kluster dan arteritis temporalis. Pada penderita arteritis temporalis, penggunaan obat ini mungkin berlangsung satu hingga dua tahun, bergantung pada kondisinya.
2. Penggunaan kacamata atau lensa kontak
Mengingat salah satu penyebab sakit kepala depan adalah penyakit mata lelah, maka kondisi ini mungkin bisa diatasi jika Anda menggunakan kacamata atau lensa kontak.
Apalagi jika penyebab dari mata lelah Anda adalah kondisi mata seperti astigmatisme dan adanya gangguan penglihatan.
3. Akupunktur
Akupunktur bisa menjadi salah satu pereda sakit kepala depan, khususnya rasa sakit yang timbul akibat tension headache. Akupuntur biasanya dilakukan menggunakan jarum yang sangat tipis.
Jarum ini mampu memberikan rasa sakit dan rasa tak nyaman. Namun, teknik ini diduga dapat mengurangi rasa sakit untuk sementara.
4. Pijat
Anda bisa memijat diri sendiri jika memang Anda paham bagaimana cara memijat yang baik dan benar.
Namun, jika tidak, Anda bisa meminta bantuan orang yang lebih ahli untuk membantu meredakan nyeri pada kepala bagian depan.
Pijat memijat memang bisa membuat Anda lebih rileks. Selain itu, pijat juga bisa mengurangi stres dan ketegangan.
Tidak hanya itu saja, pijat bisa mengurangi sakit kepala depan jika dilakukan di otot yang lemas di bagian belakang kepala, leher, maupun bahu.
Cara mencegah sakit kepala di bagian depan
Selain mengobati, Anda juga bisa mencegah munculnya sakit kepala depan. Ada banyak cara yang mungkin Anda lakukan, misalnya dengan mengubah gaya hidup jadi lebih sehat.
Ada beberapa gaya hidup sehat yang bisa Anda praktikkan dalam kehidupan sehari-hari untuk mengurangi kemungkinan rasa nyeri di kepala bagian depan.
1. Istirahat yang cukup
Cobalah untuk mengurangi kebiasaan begadang. Pasalnya, kurang tidur dapat memicu timbulnya sakit, termasuk di dahi.
Oleh karena itu, tidurlah pada waktu yang sama setiap harinya dan pastikan waktu tidur Anda tercukupi. Waktu ideal tidur untuk orang dewasa adalah 6—8 jam setiap harinya.
Hindari pula keinginan untuk tidur lebih lama dari waktu ideal, sebab terlalu banyak tidur juga bisa memberikan efek nyeri di kepala yang sama.
2. Rutin berolahraga
Untuk menghindari kondisi ini, termasuk sakit kepala bagian depan, Anda dapat membiasakan diri berolahraga. Kebiasaan ini akan membuat Anda lebih segar dan bugar.
Anda tidak perlu melakukan olahraga yang berat untuk menjaga kebugaran. Anda bisa cukup berjalan kaki, berenang, dan bersepeda. Lakukan kegiatan olahraga yang sederhana tapi rutin.
Jangan lupa untuk melakukan pemanasan setiap hendak berolahraga. Sebab, olahraga yang terlalu berat dan terlalu cepat nyatanya bisa menyebabkan nyeri kepala bagian depan.
3. Praktikkan postur tubuh yang baik
Hampir setiap orang memiliki kebiasaan mempraktikkan postur tubuh yang buruk.
Padahal, berkomitmen untuk selalu mempraktikkan postur tubuh yang baik dapat mengurangi kemungkinan otot-otot Anda untuk menegang.
Salah satu contoh postur tubuh yang baik adalah berdiri dengan tegak dan kepala menghadap ke depan saat berdiri. Lalu, tarik otot perut dan pantat Anda agar tidak kendur.
4. Kendalikan stres
Stres merupakan penyebab sakit kepala. Stres biasanya dipicu oleh terlalu banyak beban pikiran yang menumpuk.
Jika Anda merasakan stres karena banyaknya hal yang harus dihadapi dan tangani, cobalah untuk mengurangi stres dengan melakukan perencanaan.
Misalnya, Anda merencanakan apa saja yang hendak Anda lakukan hari itu dan bagaimana mengatur waktu dengan baik.
5. Terapkan pola makan sehat
Mengonsumsi makanan sehat tentu memiliki segudang manfaat, termasuk dalam mengurangi potensi sakit kepala.
Tak hanya itu, dengan makan makanan sehat pun Anda bisa mencegah terjadinya masalah kesehatan seperti pengeroposan tulang, tekanan darah tinggi, dan juga diabetes.
Kondisi-kondisi ini bisa menyebabkan terjadinya arteritis temporalis. Perbanyak asupan makanan sehat seperti buah dan sayuran segar, gandum, daging, dan ikan serta batasi asupan garam, gula, dan alkohol.
6. Kurangi menatap layar terlalu lama
Selain membuat mata lelah, menatap layar ponsel atau komputer terlalu lama bisa menyebabkan nyeri kepala di dahi. Oleh karenanya, Anda harus mengurangi kegiatan tersebut.
Jika Anda terpaksa melakukannya karena adanya tuntutan kerja, coba berikan jeda setiap beberapa waktu. Misalnya, setiap menatap layar selama 20 menit, tataplah sesuatu yang jaraknya jauh selama 20 detik.
Selain itu, atur pencahayaan layar komputer atau ponsel Anda agar tidak terlalu membuat mata Anda bekerja lebih keras saat menatapnya.
Sakit jenis ini jangan dianggap remeh, terutama apabila rasa sakit sudah menimbulkan rasa tidak nyaman ataupun mengganggu aktivitas sehari-hari.
Apabila hal ini terjadi, maka sebaiknya Anda segera memeriksakan diri ke dokter untuk mendapat penanganan dan pengobatan yang tepat.
Kesimpulan
- Saat mengalami sakit kepala bagian depan, Anda bisa merasakan seperti ada yang menekan di bagian kedua sisi kepala bagian depan atas.
- Ada berbagai penyebab sakit kepala bagian depan, yaitu sakit kepala tegang, mata lelah, sakit kepala kluster, sakit kepala sinus, migrain, dan arteritis temporalis.
- Untuk mengatasi nyeri kepala bagian depan, Anda bisa mengonsumsi obat seperti ibuprofen atau melakukan akupuntur dan pijat.
- Sementara untuk mencegah jenis sakit kepala ini, Anda perlu melakukan perubahan gaya hidup, termasuk istirahat yang cukup, rutin berolahraga, hingga mengelola stres.
[embed-health-tool-bmi]