backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

4

Tanya Dokter
Simpan

Kupas Tuntas Penyebab Migrain dan Berbagai Hal yang Dapat Memicu Serangannya

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 09/11/2021

    Kupas Tuntas Penyebab Migrain dan Berbagai Hal yang Dapat Memicu Serangannya

    Migrain adalah serangan sakit kepala sebelah ekstrem dan melemahkan, yang sering didahului atau disertai dengan gangguan panca indera dan pencernaan. Bila tidak dikontrol, serangan tersebut akan terus berulang, semakin sering, bahkan bisa menjadi kronis. Oleh karena itu, mengetahui apa penyebab sakit kepala migrain beserta pemicu yang membuat Anda sering kambuh dapat membantu mengendalikan penyakit ini.

    Apa penyebab migrain?

    Migrain adalah salah satu jenis sakit kepala yang umum terjadi. NHS menyebut, satu dari lima orang wanita mengidap penyakit ini, sedangkan kemungkinan pada pria sebesar satu dari 15 orang.

    Meski umum, hingga saat ini akar penyebab penyakit migrain masih belum bisa dipastikan. Kemungkinan, migrain disebabkan oleh gangguan neurologis dan perubahan aktivitas otak yang memengaruhi sinyal saraf, bahan kimia, dan pembuluh darah di otak.

    Dilansir dari Mayo Clinic, perubahan pada batang otak dan interaksinya dengan saraf trigeminal (jalur nyeri utama) mungkin terlibat dalam terjadinya migrain. Selain itu, ketidakseimbangan bahan kimia otak, termasuk serotonin, juga berperan dalam mengontrol rasa sakit di sistem saraf.

    Serotonin memainkan banyak peran dalam tubuh manusia, dan dapat berpengaruh pada pembuluh darah. Saat kadar serotonin tinggi, pembuluh darah menjadi mengerut (menyusut), sedangkan ketika kadar serotonin menurun, pembuluh darah menjadi membesar (membengkak). Pembengkakan inilah yang kemudian menimbulkan rasa nyeri pada penderita migrain.

    Selain serotonin, pelepasan zat kimia prostaglandin juga disebut menyebabkan pembengkakan pembuluh darah di sekitar ujung saraf, sehingga menimbulkan rasa nyeri pada penderita migrain. Meski demikian, penyebab pasti terjadinya perubahan aktivitas otak dan bahan kimia tersebut masih belum diketahui.

    Para peneliti menduga, ada faktor genetik yang mungkin bisa memicu migrain. Artinya, migrain mungkin merupakan penyakit keturunan atau ada gen tertentu yang diturunkan dalam keluarga. Namun, faktor lingkungan dan gaya hidup juga disebut berperan dalam menyebabkan penyakit ini.

    Berbagai penyebab dan pemicu Anda sering migrain

    Penyebab paling mendasar dari migrain itu sendiri memang belum diketahui. Namun, ada beberapa faktor, baik lingkungan maupun gaya hidup, yang dapat memicu kambuhnya serangan migrain. Bila Anda tidak menghindari faktor-faktor ini, serangan migrain akan sering Anda alami pada kemudian hari.

    Namun, perlu diketahui, setiap penderita migrain mungkin memiliki faktor pemicu yang berbeda. Oleh karena itu, penting bagi Anda mengenali apa saja faktor yang bisa memicu kekambuhan serangan pada Anda untuk mencegah migrain pada masa berikutnya.

    Berikut ini beberapa hal yang bisa menjadi penyebab Anda sering migrain:

    1. Perubahan hormon

    Perubahan hormon merupakan penyebab sakit kepala migrain, baik sebelah kiri maupun kanan, pada wanita yang paling umum. Ini terjadi ketika wanita memasuki masa menstruasi karena adanya perubahan pada tingkat hormon estrogen. Biasanya ini terjadi dua hari sebelum hingga tiga hari setelah menstruasi.

    Selain menstruasi, perubahan hormon pada masa kehamilan dan memasuki masa menopause juga bisa menjadi pemicu migrain pada wanita, dan umumnya akan membaik setelah masa menopause. Kemudian, penggunaan obat-obatan yang mengandung hormon, seperti pil KB atau terapi penggantian hormon, juga berpotensi memperparah sakit kepala yang sedang Anda alami.

    2. Perubahan cuaca ekstrem

    cuaca memengaruhi suasana hati

    Tidak ada yang tahu persis apa yang menjadi penyebab seseorang sakit migrain. Namun, banyak ilmuwan percaya bahwa otak penderita migrain cenderung lebih sensitif terhadap perubahan cuaca.

    Badai, panas yang berlebihan, suhu yang sangat dingin, dan perubahan tekanan udara disebut menjadi menyebabkan serangan migrain pada sebagian orang. Pasalnya, kelembaban dan panas yang tinggi dapat dengan mudah menyebabkan dehidrasi, yang merupakan pemicu migrain lainnya.

    Mengendus aroma yang aneh, kuat, dan menyengat bisa menjadi penyebab migrain beberapa orang sering kambuh. Sebab, bau-bauan ini dapat mengaktifkan reseptor saraf tertentu di saluran hidung yang dapat memicu serangan migrain atau memperburuk yang sudah dimulai.

    Sekitar setengah dari penderita migrain melaporkan intoleransi terhadap bau selama serangan. Fenomena ini dikenal sebagai osmopobia dan khas hanya tampak pada penderita migrain. Parfum, aroma makanan yang tajam seperti duren, bau bensin, dan asap rokok merupakan beberapa sumber bau yang paling sering memicu migrain.

    4. Paparan cahaya

    Bagi banyak pasien migrain, pancaran sinar atau cahaya adalah musuh. Kondisi ini disebut fotofobia, dan menjadi salah satu kriteria untuk mendiagnosis migrain.

    Sumber cahaya yang jadi penyebab migrain dapat berupa sinar buatan, seperti lampu neon, lampu strobe, lampu kedip, lampu hias kelap-kelip, hingga sinar alami terik matahari dan pantulannya. Hal ini membuat penderita merasa sulit menghabiskan waktu di luar atau berada di lingkungan kantor.

    5. Stres

    Melansir American Migraine Foundation, stres merupakan pemicu serangan migrain terbesar. Satu studi mengungkapkan bahwa 50-70 persen orang lebih mudah mengalami sakit kepala saat stres.

    Pasalnya, saat stres, otak melepaskan senyawa kimia yang menyebabkan perubahan pada fungsi tubuh, seperti ketegangan otot dan penyempitan pembuluh darah di otak, yang bisa membuat migrain semakin parah. Adapun stres itu sendiri dapat berasal dari banyak hal, mulai dari aspek rumah tangga, kehidupan pribadi, hingga pekerjaan. Tubuh Anda juga bisa stres jika terlalu lama berolahraga atau kurang tidur.

    6. Perubahan kebiasaan tidur

    Tidur yang cukup dan berkualitas merupakan hal yang penting dilakukan untuk menjaga tubuh tetap sehat. Pasalnya, dengan tidur yang cukup, semua bagian tubuh, termasuk otak, dapat diperbarui dan diperbaiki.

    Oleh karena itu, bila tidur Anda kurang, berlebihan, atau jadwal tidur Anda tidak teratur, termasuk bila terlalu lelah, Anda akan lebih rentan terserang penyakit, termasuk sering mengalami serangan migrain. Perubahan kebiasaan tidur yang menjadi sebab migrain ini juga termasuk jet lag setelah bepergian jauh dengan pesawat atau tertidur pada pagi hari.

    7. Dehidrasi

    bahaya dehidrasi pada diabetesi

    Sekitar sepertiga penderita migrain melaporkan, dehidrasi adalah penyebab mereka sering mengalami kekambuhan serangan. Bahkan, sebagian dari orang tersebut mengatakan, dehidrasi sedikit saja dapat menjadi jalur yang cepat untuk menimbulkan sakit kepala.

    Hal ini memang mungkin terjadi. Pasalnya, dehidrasi memengaruhi fungsi tubuh di semua tingkatan. Adapun kondisi ini dapat menyebabkan pusing, kebingungan, dan bahkan bisa menjadi keadaan medis yang darurat. Oleh karena itu, mengonsumsi banyak air putih dapat menjadi salah satu cara untuk mengatasi migrain pada diri Anda.

    8. Melewatkan makan

    Makan yang terlambat atau terlewat seringkali menyebabkan penurunan gula darah secara relatif, yang bisa menjadi pemicu migrain. Ini biasanya terjadi pada anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan atau yang melakukan olahraga berat. Namun, hal ini juga bisa menjadi penyebab kepala sering migrain pada orang dewasa.

    Umumnya, jika Anda melewatkan sarapan, ini bisa menjadi pemicu migrain pada pagi menjelang siang hari, sedangkan terlambat makan pada siang hari bisa memicu serangan pada sore hari. Namun, jika Anda melewatkan makan pada malam hari, ini bisa menjadi penyebab sakit kepala saat bangun pagi keesokan harinya.

    9. Penggunaan obat tertentu

    Mengonsumsi obat tertentu juga bisa menjadi salah satu faktor penyebab Anda sering migrain. Oleh karena itu, jika Anda merasa serangan migrain muncul setelah mengonsumsi obat tertentu, sebaiknya Anda segera berkonsultasi ke dokter. Namun, secara umum, obat-obatan yang sering menjadi pemicu migrain, yaitu beberapa obat tidur, pil kontrasepsi, obat vasodilator seperti nitrogliserin, hingga kokain dan ganja.

    Selain itu, penggunaan obat sakit kepala migrain yang berlebihan pun bisa menyebabkan serangan migrain lebih sering terjadi. Jadi, sebaiknya gunakan obat-obatan ini sesuai dosis dan ketentuan yang dokter berikan.

    10. Layar komputer atau ponsel

    Bekerja di depan komputer terlalu lama atau sering main ponsel (handphone/HP) bisa menjadi penyebab sering migrain pada Anda. Ini diduga karena paparan cahaya atau lampu berkedap-kedip dari layar ponsel dan komputer. Postur tubuh yang salah saat bekerja di depan komputer atau menggunakan ponsel juga bisa menjadi penyebabnya.

    Daftar makanan dan minuman yang bisa menjadi penyebab atau pemicu migrain

    Tidak hanya melewatkan makan, mengonsumsi makanan tertentu pun dapat menjadi pemicu migrain. Oleh karena itu, jika Anda curiga mengalami serangan migrain setelah mengonsumsi makanan tertentu, sebaiknya Anda menghindari konsumsi makanan tersebut. Berikut beberapa makanan yang umumnya dapat menjadi penyebab migrain:

    1. Minuman beralkohol

    efek alkohol pada otak

    Alkohol merupakan minuman yang sering dilaporkan menjadi pemicu utama serangan migrain. Jenis alkohol tertentu, termasuk anggur merah (wine) mengandung senyawa tertentu yang dapat secara langsung memengaruhi pembuluh darah dan memicu pelepasan bahan kimia penyebab migrain.

    2. Minuman berkafein

    Mengonsumsi minuman berkafein, seperti kopi, teh, atau soda, secara berlebihan bisa menyebabkan migrain pada sebagian orang. Namun, beberapa orang lainnya justru menemukan fakta bahwa menghentikan konsumsi kafein secara tiba-tiba juga bisa menjadi faktor pemicu. Oleh karena itu, jika Anda sering mengonsumsi kafein, sebaiknya Anda menghentikan konsumsi minuman ini secara bertahap.

    3. Makanan mengandung MSG

    Makanan kemasan yang mempunyai rasa gurih pada umumnya mengandung MSG (monosodium glutamat). Beberapa orang melaporkan bahwa MSG sering menjadi penyebab migrain. The American Migraine Foundation mencatat sebanyak 10-15% orang mengalami sakit kepala migrain setelah mengonsumsi makanan yang mengandung MSG.

    4. Makanan dan minuman berpemanis buatan

    Dalam beberapa penelitian menemukan bahwa, beberapa orang mengalami peningkatan frekuensi migrain setelah mengonsumsi makanan yang mengandung pemanis buatan, yaitu aspartam, dalam jumlah besar. Namun, pada penderita migrain lainnya justru tidak mengalami hal tersebut. Pengaruh pemanis buatan ini mungkin berbeda antar individu.

    5. Cokelat

    Cokelat bisa menjadi makanan penyebab migrain, terutama pada orang-orang yang sensitif. Menurut American Migraine Foundation, cokelat merupakan pemicu migrain paling umum kedua setelah alkohol, dengan persentase sebesar 22 persen. Kandungan feniletilamin dan kafein dalam cokelat bisa menjadi alasan mengapa cokelat memicu migrain.

    6. Keju

    Keju merupakan makanan yang mengandung tiramin dan dapat menjadi pemicu migrain, terutama bagi yang sensitif terhadap tiramin. Tiramin adalah asam amino yang dapat memicu perubahan pada pembuluh darah yang khas pada penderita migrain. Selain keju, tiramin juga ditemukan di makanan lainnya, seperti yoghurt, kacang-kacangan, pisang, buah sitrus (jeruk), acar, daging yang diawetkan, dan ikan yang diasapkan.

    7. Daging olahan

    Sosis dan ham merupakan contoh daging olahan yang dapat menjadi penyebab migrain. Kandungan nitrat dan nitrit sebagai pengawet pada daging olahan dapat memperlebar pembuluh darah sehingga dapat memicu migrain pada beberapa orang. Jadi, mungkin tidak semua orang akan mengalami migrain setelah mengonsumsi daging olahan.

    Selain daftar di atas, makanan lainnya juga disebut bisa menjadi pemicu migrain pada beberapa orang, seperti makanan atau minuman yang beraroma kuat atau menyengat, makanan berlemak, serta makanan dan minuman dingin.

    Namun perlu diingat, faktor pemicu setiap penderita migrain bisa berbeda. Untuk mengenali dan mencegah serangan migrain, Anda dapat membuat catatan atau daftar tertulis mengenai faktor pemicu, termasuk gejala, durasi, waktu terjadinya, apa yang sedang Anda lakukan, dan kondisi lingkungan selama serangan berlangsung.

    Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya migrain

    penyebab sering migrain

    Migrain dapat terjadi siapapun dan kapanpun. Namun, ada kondisi atau faktor tertentu yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena migrain. Memiliki faktor risiko ini bukan berarti Anda akan pasti mengidap migrain. Sebaliknya, bagi yang tidak memiliki faktor risiko pun tidak pasti akan terbebas dari penyakit ini. Berikut adalah faktor-faktor risiko tersebut:

    1. Riwayat keluarga

    Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, para peneliti menduga faktor genetik mungkin terkait dengan penyebab migrain pada seseorang. The American Migraine Foundation menyebut, jika salah satu orangtua Anda memiliki riwayat migrain, Anda memiliki 50 persen peluang untuk memiliki kondisi yang sama. Namun, jika kedua orangtua Anda memiliki riwayat penyakit ini, peluang Anda dapat meningkat hingga 75 persen.

    2. Usia

    Migrain memang penyakit yang dapat terjadi pada siapapun, termasuk anak-anak. Meski demikian, penyakit ini lebih sering dimulai pada remaja atau dewasa muda, yang kemudian memuncak pada sekitar usia 30 tahun. Namun, secara bertahap, penyakit ini mulai membaik dan jarang terjadi serangan pada tahun-tahun setelahnya.

    3. Jenis kelamin

    Migrain adalah penyakit yang lebih sering dialami oleh wanita. Bahkan, wanita disebut berpotensi tiga kali lebih besar mengalami sakit kepala migrain ketimbang pria. Migrain pada wanita umumnya terkait dengan perubahan hormon estrogen yang dialaminya ketika menstruasi, memasuki masa menopause, dan saat kehamilan.

    4. Kondisi medis tertentu

    Memiliki kondisi medis tertentu juga disebut dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami migrain. Beberapa kondisi medis yang kerap berkaitan, seperti depresi, kecemasan, gangguan bipolar, gangguan tidur, dan epilepsi.

    Tak hanya itu, gangguan pencernaan juga disebut berkaitan erat dengan kemungkinan migrain pada seseorang. Dalam sebuah penelitian disebutkan, orang yang sering mengalami gangguan pada sistem pencernaan berisiko tinggi mengalami migrain daripada yang tidak. Kondisi tersebut mengarah pada sindrom iritasi usus besar (IBS) dan penyakit Celiac (intoleransi terhadap gluten).

    Selain itu, anak dengan sindrom tertentu dan mengalami gejala muntah, pusing, dan sakit perut juga bisa terkena migrain pada kemudian hari. Kondisi ini dikenal dengan sindrom periodik masa kanak-kanak (childhood periodic syndromes).

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 09/11/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan