backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

6

Tanya Dokter
Simpan

Penyebab Sakit Kepala Bagian Depan, Gejala, dan Cara Mengatasinya

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 28/01/2021

    Penyebab Sakit Kepala Bagian Depan, Gejala, dan Cara Mengatasinya

    Hampir setiap orang pernah mengalami sakit kepala, termasuk sakit kepala di bagian depan. Dikutip dari Healthline, sakit kepala depan terjadi ketika Anda merasakan sakit ringan hingga parah di area dahi atau pelipis. Jenis sakit kepala ini pun terjadi kambuhan dari waktu ke waktu, yang disebut sebagai episodik, atau bisa menjadi kronis (berlangsung lama). Artikel ini akan mengpas tuntas semua penyebab, gejala, dan cara mengatasi sakit kepala di bagian depan.

    Berbagai penyebab sakit kepala bagian depan

    Sakit kepala di dahi dapat disebabkan oleh berbagai kondisi kesehatan tertentu. Berikut adalah berbagai kondisi yang bisa menjadi penyebab timbulnya sakit kepala di bagian depan.

    1. Tension headache (sakit kepala tegang)

    Sakit kepala tegang adalah salah satu penyebab sakit kepala di dahi yang paling sering dialami. Sakit kepala tegang sering disebut sebagai sakit kepala sehari-hari karena memang terjadi cukup umum.

    Sakit kepala tegang terasa di seluruh bagian kepala. Namun, rasa sakit biasanya dimulai dari bagian depan kepala, pelipis, atau belakang mata sebelum menjalar ke bagian lain dari kepala.

    Sakit ini ditandai dengan sensasi seperti kepala sedang diikat dengan erat hingga menimbulkan rasa seperti tertekan.

    Gejala tersebut juga didampingi dengan gejala lain seperti kepala, kulit kepala, dan otot di sekitar leher, wajah, dan bahu terasa lunak.

    Tingkat keparahan dari kondisi ini bisa berbeda-beda tiap orang, mulai dari ringan hingga yang cukup parah. Rasa sakitnya bisa bertahan antara 30 menit hingga beberapa jam. Akan tetapi pada kasus tertentu, rasa sakitnya bisa berlangsung hingga beberapa hari. Bahkan, rasa sakit ini mungkin muncul beberapa kali dalam satu bulan.

    Kondisi ini bisa dipicu oleh stres, kecemasan, dan juga kelelahan fisik. Anda mungkin merasakan rasa sakit kepala tegang saat merasa sangat kecapekan. atau saat Anda memiliki gangguan muskuloskeletal di area leher.

    Selain itu, kebiasaan mempraktikkan postur tubuh yang kurang baik juga bisa meningkatkan potensi Anda merasakan sakit kepala ini.

    2. Penyakit mata lelah

    Tidak hanya berasal dari jenis sakit kepala, sakit kepala di bagian depan juga bisa disebabkan oleh kondisi kesehatan lainnya. Salah satunya adalah penyakit mata lelah.

    Biasanya, saat Anda mengalami penyakit mata lelah, Anda juga akan merasakan sakit kepala depan. Gejala dari rasa sakit yang Anda alami tidak berbeda jauh dengan sakit kepala tegang.

    Rasa sakit tersebut mungkin muncul karena astigmatisma, masalah penglihatan, atau keduanya.

    Mata lelah bisa disebabkan oleh beberapa hal, termasuk menggunakan mata untuk menatap layar komputer dalam waktu yang lama.

    Selain itu, hal lainnya adalah berkonsentrasi menatap sesuatu dalam waktu yang relatif lama, stres, hingga kebiasaan mempraktikkan postur tubuh yang tidak baik.

    3. Sakit kepala kluster

    Sakit kepala lain yang bisa menjadi penyebab sakit kepala depan adalah sakit kepala kluster. Meski tergolong jarang, jika Anda mengalami jenis sakit kepala yang satu ini, kepala Anda akan terasa amat sakit.

    Biasanya, rasa sakit akan terasa di salah satu sisi kepala, di sekitar mata, pelipis, atau bagian depan kepala.

    Rasa sakit ini biasanya tiba-tiba muncul tanpa peringatan atau gejala yang semakin kuat. Lalu, rasa sakit ini bisa bertahan selama beberapa jam.

    Jika rasa sakit ini muncul, Anda mungkin akan mengalaminya lebih dari satu kali dalam sehari. Rasa sakit ini bisa terjadi selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan dan akan muncul di waktu-waktu yang sama setiap harinya.

    Kondisi ini biasanya ditandai dengan keluarnya cairan dari dalam hidung dan hidung akan terasa seperti tersumbat.

    Selain itu, mata Anda akan membengkak atau mengeluarkan air mata terus-menerus. Anda juga akan cenderung banyak bergerak dan seolah tidak bisa diam.

    Masih belum dapat diketahui pasti apa penyebab dari sakit kepala kluster. Namun, ada kemungkinan bahwa kondisi ini adalah kondisi yang diturunkan oleh anggota keluarga Anda dari waktu ke waktu atau penyakit keturunan.

    Meski begitu, kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol mungkin menjadi pemicu dari munculnya rasa sakit kepala yang satu ini.

    4. Sakit kepala sinus

    Sinus bisa mengalami iritasi akibat infeksi atau alergi. Kondisi ini disebut sebagai sinusitis. Saat terjadi, sinus akan membengkak dan menyebabkan sakit kepala depan serta pipi, mata, dan kepala Anda akan terasa lunak.

    Untuk membedakan sakit kepala depan karena sinusitis atau sakit kepala lainnya, Anda harus memahami gejala yang mungkin muncul jika mengalami sinusitis.

    Sinusitis biasanya disertai dengan demam atau flu. Namun, kedua kondisi ini mungkin akan hilang dengan sendiri setelahnya.

    5. Migrain

    Migrain adalah salah satu jenis sakit kepala yang berpotensi menimbulkan sakit kepala depan. Pasalnya, meski gejala migrain yang dirasakan oleh orang bisa berbeda-beda, rasa sakit yang dialami penderita migrain sering kali berasal dari pelipis.

    Rasa sakit awalnya akan terpusat di salah satu pelipis, dan baru tersebar ke pelipis lainnya. Jika Anda tidak melakukan pengobatan, migrain bisa bertahan antara empat hingga dua puluh empat jam.

    Gejala lain dari migrain adalah rasa lelah, depresi, mual, muntah, rasa sensitif terhadap cahaya atau suara. Selain itu, mata dan hidung Anda akan lebih banyak mengeluarkan air dibanding biasanya.

    6. Arteritis temporalis (Giant cell arteritis) 

    Arteritis temporalis adalah kondisi di mana pembuluh darah yang posisinya mengarah ke luar kepala mengalami peradangan. Biasanya, kondisi ini ditandai dengan munculnya rasa sakit yang terus-menerus muncul.

    Rasa sakit ini biasanya akan terasa sangat amat sakit di pelipis. Itu sebabnya, kondisi ini juga bisa menimbulkan sakit kepala depan. Meski begitu, kondisi ini masih tergolong jarang terjadi pada orang dengan usia di bawah 50 tahun.

    Tanda-tanda dan gejala sakit kepala bagian depan

    Hal yang biasanya akan Anda rasakan saat terjadi sakit kepala depan adalah seperti ada yang menekan di bagian kedua sisi kepala bagian depan atas. Nyeri atau sakit yang dirasakan pun terasa ringan, sedang, sampai parah.

    Tidak hanya itu saja, gejala yang dirasakan pun adalah area tubuh yang lebih sensitif seperti kepala, kulit kepala, dan otot bahu.

    Gejala sakit kepala tegang:

    • Rasa sakit yang konstan dan dirasakan di seluruh kepala.
    • Rasa sakit yang sering dimulai dari area dahi, pelipis, dan belakang mata.
    • Sensitivitas di sekitar kepala, kulit kepala, wajah, leher, dan bahu.
    • Terasa sesak atau ada tekanan di sekitar kepala.

    Gejala sakit kepala kluster:

    • Ada perasaan gelisah.
    • Keluarnya cairan dari hidung.
    • Hidung menjadi tersumbat.
    • Mata menjadi berair dan bisa bengkak.

    Gejala sakit kepala bagian depan akibat sinus:

    • Tubuh terasa pegal, kepala terasa sakit juga berdenyut, dan semakin sakit apabila kepala bergerak.
    • Terdapat cairan di dalam hidung
    • Demam disertai hidung tersumbat.
    • Sakit gigi

    Gejala sakit kepala bagian depan akibat arteritis temporalis:

    Kondisi yang satu ini ditandai dengan sakit kepala yang parah, berulang, dan nyeri di area pelipis. Selain itu, gejala lainnya adalah:

    • Rasa sakit saat sedang mengunyah atau berbicara.
    • Penglihatan terasa kabur.
    • Berat badan jadi menurun.
    • Nyeri otot.
    • Tubuh jadi lebih mudah lelah.

    Cara mengatasi sakit kepala depan yang efektif

    Sakit kepala depan kemungkinan akan mengganggu kelancaran dari aktivitas Anda sehari-hari. Oleh sebab itu, rasa sakit ini harus diatasi. Ada banyak sekali alternatif pengobatan yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi kondisi ini.

    Biasanya, efektivitas dari pengobatan dari sakit kepala depan ini ditentukan berdasarkan penyebabnya.

    Berikut adalah beberapa jenis pengobatan untuk sakit kepala depan yang bisa Anda coba lakukan.

    1. Penggunaan obat-obatan

    Ada banyak pilihan obat-obatan yang bisa Anda beli secara bebas di apotek maupun yang diresepkan oleh dokter untuk meredakan sakit kepala depan. Namun, masing-masing penyebab memiliki jenis obat yang berbeda, seperti berikut.

    • Ibuprofen dan acetaminophen adalah obat-obatan pereda nyeri yang bisa digunakan untuk mengatasi tension headache, migrain, dan gejala demam dan flu yang menyebabkan sinusitis.
    • Obat-obatan triptan seperti sumatriptan, bisa digunakan untuk mengatasi migrain dan sakit kepala kluster akut.
    • Calcium channel blockers, topiramate, melatonin, terapi oksigen, dan lithium bisa digunakan untuk mengatasi sakit kepala cluster.
    • Obat-obatan antibiotik dapat digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri yang menyebabkan sinusitis.
    • Antihistamin bisa digunakan untuk mengatasi alergi yang juga mungkin menyebabkan sinusitis.
    • Kortikosteroid, bisa digunakan untuk mengatasi sakit kepala kluster dan arteritis temporalis. Pada penderita arteritis temporalis, penggunaan obat ini mungkin berlangsung satu hingga dua tahun, bergantung pada kondisinya.

    2. Penggunaan kacamata atau lensa kontak

    Mengingat salah satu penyebab sakit kepala depan adalah penyakit mata lelah, maka kondisi ini mungkin bisa diatasi jika Anda menggunakan kacamata atau lensa kontak.

    Apalagi jika penyebab dari mata lelah Anda adalah kondisi mata seperti astigmatisme dan adanya gangguan penglihatan.

    3. Akupunktur

    Akupunktur bisa menjadi salah satu pereda sakit kepala depan. Khususnya, rasa sakit yang timbul akibat tension headache. Akupuntur biasanya dilakukan menggunakan jarum yang sangat tipis.

    Jarum ini mampu memberikan rasa sakit dan rasa tak nyaman. Namun, teknik ini diduga dapat mengurangi rasa sakit untuk sementara.

    4. Pijat

    Anda bisa memijat diri sendiri jika memang Anda paham bagaimana cara memijat yang baik dan benar. Namun, jika tidak, Anda bisa meminta bantuan orang yang lebih ahli untuk membantu meredakan sakit kepala depan.

    Pijat memijat memang bisa membuat Anda lebih rileks. Selain itu, pijat juga bisa mengurangi stres dan ketegangan.

    Tidak hanya itu saja, pijat bisa mengurangi sakit kepala depan jika dilakukan di otot yang lemas di bagian belakang kepala, leher, maupun bahu.

    Cara mencegah sakit kepala di bagian depan

    Selain mengobati, Anda juga bisa mencegah munculnya sakit kepala depan. Bagaimana caranya? Tentu ada banyak cara yang mungkin Anda lakukan, misalnya dengan mengubah gaya hidup yang biasa Anda lakukan.

    Ada beberapa gaya hidup sehat yang bisa Anda praktikkan dalam kehidupan sehari-hari untuk mengurangi kemungkinan rasa sakit di kepala bagian depan.

    1. Istirahat yang cukup

    Cobalah untuk mengurangi kebiasaan begadang, pasalnya kurang tidur dapat memicu timbulnya sakit kepala, termasuk sakit kepala di bagian dahi.

    Bayangkan jika otak Anda harus bekerja selama berjam-jam dan tidak memiliki waktu yang cukup untuk beristirahat. Oleh sebab itu, tidur itu adalah kegiatan yang penting dan tidak boleh disepelekan.

    Tidurlah di waktu yang sama setiap harinya dan pastikan waktu tidur Anda tercukupi. Waktu ideal tidur untuk orang dewasa adalah 6-8 jam setiap harinya.

    Hindari pula keinginan untuk tidur lebih lama dari waktu ideal sebab terlalu banyak tidur juga bisa memberikan efek sakit kepala yang sama.

    2. Rutin berolahraga

    Untuk menghindari sakit kepala, termasuk sakit kepala bagian depan, Anda dapat membiasakan diri berolahraga. Kebiasaan ini akan terasa lebih segar dan bugar. Rasa mudah lelah mungkin timbul karena Anda malas berolahraga.

    Anda tidak perlu melakukan olahraga yang berat untuk menjaga kebugaran. Misalnya, Anda bisa melakukan olahraga seperti berjalan kaki, berenang, dan mengendarai sepeda. Lakukan kegiatan olahraga yang sederhana namun rutin.

    Jangan lupa untuk melakukan pemanasan setiap hendak berolahraga. Sebab, olahraga yang terlalu berat dan terlalu cepat nyatanya bisa menyebabkan sakit kepala, termasuk sakit kepala bagian depan.

    3. Praktikkan postur tubuh yang baik

    Hampir setiap orang memiliki kebiasaan mempraktikkan postur tubuh yang buruk.

    Padahal, berkomitmen untuk selalu mempraktikkan postur tubuh yang baik dapat mengurangi kemungkinan otot-otot Anda untuk menegang.

    Salah satu contoh postur tubuh yang baik adalah berdiri dengan tegak dan kepala menghadap ke depan saat berdiri. Lalu, tarik otot perut dan pantat Anda agar tidak kendur.

    4. Kendalikan stres

    Stres merupakan salah satu penyebab sakit kepala. Stres biasanya dipicu oleh terlalu banyak beban pikiran yang menumpuk. Jika Anda merasakan stres karena banyaknya hal yang harus dihadapi dan tangani, cobalah untuk mengurangi stres dengan melakukan perencanaan.

    Misalnya, Anda merencanakan apa saja yang hendak Anda lakukan hari itu, dan bagaimana mengatur waktu dengan baik.

    Jika Anda bisa mengurangi hal-hal yang berpotensi menimbulkan stres, maka Anda bisa mengurangi kemungkinan terjadinya stres. Secara otomatis hal ini akan mencegah terjadinya sakit kepala.

    5. Terapkan pola makan sehat

    Mengonsumsi makanan sehat tentu memiliki segudang manfaat, termasuk dalam mengurangi potensi sakit kepala.

    Tak hanya itu saja, dengan makan makanan sehat pun Anda bisa mencegah terjadinya masalah kesehatan seperti pengeroposan tulang, tekanan darah tinggi, dan juga diabetes.

    Kondisi-kondisi ini bisa menyebabkan terjadinya arteritis temporalis. Perbanyak asupan makanan sehat seperti buah dan sayuran segar, gandum, serta daging dan ikan. Batasi asupan garam, gula, dan alkohol.

    6. Kurangi menatap layar terlalu lama

    Selain menyebabkan penyakit mata lelah, menatap layar ponsel atau komputer terlalu lama bisa menyebabkan sakit  kepala di dahi. Oleh karenanya, Anda harus mengurangi kegiatan tersebut.

    Jika Anda terpaksa melakukannya karena adanya tuntutan kerja, lakukan dengan cara memberi jeda setiap beberapa waktu. Misalnya, setiap menatap layar selama 20 menit, tataplah sesuatu yang jaraknya jauh selama 20 detik.

    Selain itu, atur pencahayaan layar komputer atau ponsel Anda agar tidak terlalu membuat mata Anda bekerja lebih keras saat menatapnya.

    Sakit kepala jenis ini jangan dianggap remeh, terutama apabila rasa sakit sudah menimbulkan rasa tidak nyaman ataupun mengganggu aktivitas sehari-hari.

    Apabila hal ini terjadi, maka sebaiknya segera Anda segera memeriksakan diri ke dokter untuk penanganan dan pengobatan yang tepat.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 28/01/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan