backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

3

Tanya Dokter
Simpan
Konten

10 Jenis Makanan Penyebab Jerawat yang Sebaiknya Anda Hindari

Ditinjau secara medis oleh dr. Dinda Saraswati Murniastuti, Sp.DV · Spesialis Kulit dan Kelamin · Mydervia Dermatology


Ditulis oleh Annisa Nur Indah Setiawati · Tanggal diperbarui 3 minggu lalu

10 Jenis Makanan Penyebab Jerawat yang Sebaiknya Anda Hindari

Jerawat cukup umum terjadi pada siapa saja. Masalah kulit ini umumnya disebabkan penyumbatan pori oleh sel kulit mati, bakteri, dan minyak berlebih. Beberapa jenis makanan juga diketahui berkontribusi menimbulkan jerawat. Ketahui makanan apa saja yang mungkin menjadi penyebab jerawat dalam ulasan ini.

Benarkah makanan termasuk penyebab jerawat?

Hubungan antara makanan dan jerawat sebenarnya belum dapat dipastikan. Ada dugaan bahwa makanan bisa memicu timbulnya jerawat jika dikonsumsi berlebihan. 

Sejumlah penelitian melaporkan makanan tertentu dapat memengaruhi hormon pertumbuhan, misalnya insulin-like growth factor 1 (IGF-1), dan meningkatkan produksi sebum (minyak alami kulit). Kondisi ini lebih sering terjadi pada remaja dalam masa pubertas.

Salah satu studi laboratorium dalam jurnal Annals of Dermatology menjelaskan bahwa IGF-1 dapat meningkatkan produksi minyak dan memperburuk kondisi jerawat.

Produksi minyak berlebih memang akan menyumbat pori-pori kulit, lalu menyebabkan peradangan yang menimbulkan benjolan jerawat.

Jenis makanan yang menyebabkan jerawat

Berikut ini beberapa makanan yang bisa menimbulkan atau memperparah jerawat.

1. Produk susu sapi

Susu, termasuk susu rendah lemak, dan produk olahan susu sapi, seperti yoghurt dan es krim, termasuk makanan penyebab jerawat. Mengapa demikian?

Susu sapi mengandung hormon alami seperti estrogen, progesteron, dan testosteron. Susu juga dapat mengandung hormon pertumbuhan yang diproduksi oleh tubuh sapi.

Hormon tersebut dapat memicu produksi sebum berlebihan dan akhirnya berkontribusi pada perkembangan jerawat.

Selain itu, umumnya susu dan produknya memiliki indeks glikemik yang tinggi. 

Konsumsi makanan atau minuman dengan indeks glikemik tinggi dapat menyebabkan lonjakan gula darah. Kondisi ini dapat memicu pelepasan insulin oleh tubuh. 

Tingkat insulin yang tinggi dapat merangsang produksi hormon yang berkontribusi pada peradangan dan produksi sebum, yang pada gilirannya dapat menyebabkan jerawat.

2. Cokelat

Konsumsi cokelat telah lama dihubungkan dengan jerawat meskipun hubungan keduanya tidak sepenuhnya dipahami. 

Sudah banyak penelitian yang membahas tentang masalah ini, tetapi hasilnya masih belum dapat disimpulkan.

Salah satu penelitian dalam  The Journal of Clinical and Aesthetic Dermatology mengatakan bahwa konsumsi cokelat dapat memicu terjadinya perkembangan bakteri pada permukaan kulit wajah. 

Hal inilah yang membuat seseorang yang sering mengonsumsi cokelat lebih berisiko mengalami jerawat. 

Namun, efek cokelat dengan jerawat masih perlu diteliti lebih lanjut. Pasalnya, masih banyak faktor pemicu jerawat lain yang harus dipertimbangkan.

3. Makanan dan minuman tinggi gula

Makanan manis diabetes

Terlalu banyak makan makanan dan minuman yang mengandung gula dan karbohidrat di bawah ini bisa meningkatkan risiko kulit berjerawat.

  • Nasi putih.
  • Minuman kemasan.
  • Roti putih dan kue (keik).
  • Sereal instan.
  • Permen .
  • Pasta dan mi yang terbuat dari tepung terigu.

Begini, makanan yang mengandung karbohidrat olahan dan gula cenderung memiliki indeks glikemik tinggi. Konsumsinya akan meningkatkan produksi insulin.

Seperti yang telah dijelaskan, peningkatan insulin memengaruhi kadar hormon lain yang membuat produksi minyak kulit ikut bertambah. 

Nah, produksi sebum yang berlebih bisa memunculkan berbagai jenis jerawat.

4. Makanan cepat saji

Makanan cepat saji umumnya mengandung gula, garam, dan olahan susu yang cukup tinggi. Ini yang membuat makanan cepat saji diduga sebagai penyebab jerawat. 

Hal ini tertulis dalam studi pada jurnal JAMA dermatology yang melaporkan bahwa 46% peserta yang mengonsumsi makanan cepat saji mengalami jerawat.

Peneliti menduga kandungan susu, gula, garam, dan produk hewani yang ada di dalam makanan cepat saji cukup tinggi sehingga dapat memicu jerawat.

Perlu diingat, sebagian besar studi yang ada menunjukkan hubungan pola konsumsi makanan cepat saji dengan risiko jerawat. Bukan berarti jerawat pasti muncul setelah Anda makan fast food.

5. Whey protein

Whey protein adalah salah satu jenis protein yang sering digunakan dalam makanan dan suplemen olahraga. 

Sumber whey protein mengandung hormon pertumbuhan IGF-1 yang dapat memicu peningkatan produksi sebum dan peradangan pada kulit. Hal inilah yang berpotensi menyebabkan jerawat.

Selain itu, efek IGF-1 dalam mengurangi suatu protein yang disebut FOXO1 di sel kulit dapat mempengaruhi kesehatan kulit dan meningkatkan risiko jerawat.

Hormon IGF-1 juga mengurangi protein FOXO1 di sel kulit. Kulit yang berjerawat biasanya kekurangan FOXO1 dan berkaitan erat dengan faktor pemicu jerawat, seperti perubahan hormon dan produksi sebum. 

Jadi, kebiasaan meminum susu protein dapat mengurangi FOXO1, sehingga kesehatan kulit menurun dan kulit cenderung mudah berjerawat.

6. Makanan tinggi omega-6

Makanan yang kaya akan omega-6, seperti jagung dan minyak kedelai, juga diduga menjadi penyebab jerawat. 

Di zaman yang sudah modern ini, sebagian masyarakat lebih condong mengonsumsi makanan tinggi omega-6 dan sedikit omega-3. 

Namun, ketidakseimbangan antara asam lemak omega-6 dan omega-3 mendorong tubuh mengalami peradangan yang dapat memperburuk jerawat, sehingga bisa terjadi infeksi jerawat

Sementara itu, suplemen dengan asam lemak omega-3 dapat mengurangi peradangan dan terbukti membantu mengatasi jerawat. 

Namun, tentu saja diperlukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan hal ini. 

7. Lemak trans

Selain menyumbat pembuluh arteri di jantung, makanan yang mengandung lemak trans juga dapat menjadi pemicu pertumbuhan jerawat. 

Lemak trans biasanya berasal dari minyak sayur yang telah digunakan untuk memasak dan biasa ditemukan dalam makanan olahan, seperti biskuit dan mentega. 

Jika dikonsumsi secara berlebihan, lemak trans bisa menyebabkan peradangan yang memicu jerawat. 

Hal ini ternyata juga berlaku pada makanan tinggi lemak jenuh lainnya, seperti daging merah, keju, dan mentega. 

Makanan yang tinggi akan lemak jenuh sering dihubungkan dengan peningkatan insulin. 

Sayangnya, insulin yang meningkat drastis dapat merangsang produksi hormon seks yang juga meningkatkan risiko jerawat. 

Bagaimana cara mencegah jerawat?

  • Rutin membersihkan wajah.
  • Hindari terlalu sering menyentuh wajah.
  • Cukup minum air putih.
  • Hindari stres berlebihan.
  • Gunakan produk perawatan kulit yang tepat.
  • Tidur cukup.

8. Makanan tertentu dengan reaksi sensitif yang berbeda

Pada beberapa kasus, tubuh dapat bereaksi lebih sensitif terhadap makanan tertentu. Sensitivitas ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh keliru mengenali makanan sebagai ancaman. 

Jika hal ini terjadi, tubuh akan memicu peradangan di seluruh tubuh. Akibatnya, kondisi jerawat yang sudah ada semakin buruk, dan bermunculan jerawat yang baru. 

Mungkin tidak semua orang mengalami masalah ini, tapi Anda yang memiliki sistem imun sensitif lebih rentan mengalami jerawat.

Anda dapat mengetahui makanan apa yang menjadi pemicu jerawat ini dengan melakukan diet eliminasi yang diawasi oleh ahli diet atau spesialis gizi.

9. Minuman bersoda

Minuman bersoda mengandung gula tambahan memiliki indeks glikemik yang tinggi. Hal ini tertulis dalam salah satu penelitian dalam jurnal The Journal of pediatrics. 

Penelitian ini mengatakan bahwa remaja yang mengonsumsi minuman bersoda yang mengandung gula 100 gram per hari memiliki risiko jerawat lebih tinggi.

Konsumsi minuman bersoda yang tinggi gula dapat menyebabkan lonjakan gula darah dan peningkatan kadar insulin dalam tubuh.

Peningkatan kadar insulin dapat merangsang produksi sebum berlebihan dalam kelenjar minyak kulit. Kondisi ini dapat menyumbat pori-pori dan mengarah pada perkembangan jerawat.

10. Minuman beralkohol

Makanan penyebab jerawat lainnya yaitu alkohol. Minuman ini bersifat diuretik yang menyebabkan tubuh kehilangan cairan lebih cepat dari biasanya hingga dehidrasi. 

Dehidrasi dapat mengakibatkan kulit kering dan pecah-pecah, lalu memicu produksi sebum berlebihan. Akibatnya, terjadi penyumbatan pori dan perkembangan jerawat.

Selain itu, konsumsi alkohol dalam jumlah besar dapat menyebabkan peradangan dalam tubuh. Kondisi ini dapat memengaruhi kesehatan kulit dan meningkatkan risiko jerawat.

Alkohol juga menurunkan kadar vitamin A yang penting untuk regenerasi sel kulit dan produksi kolagen. Hal ini menyebabkan kulit kering sehingga rentan berjerawat.

Hal yang perlu diketahui

umur berapa jerawat hilang

Perlu diingat bahwa jerawat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang kompleks, dan tidak selalu mudah untuk menentukan penyebab pastinya. 

Faktor genetik, ketidakseimbangan hormon, kebiasaan perawatan kulit, lingkungan, dan pola makan dapat berkontribusi pada perkembangan jerawat.

Beberapa penelitian memang menunjukkan korelasi antara pola makan tertentu dengan jerawat pada sebagian individu. Namun, bukti ilmiah belum sepenuhnya mendukung bahwa makanan menjadi penyebab pasti, atau satu-satunya, untuk jerawat. 

Lagi pula, setiap orang bisa menunjukkan respons yang berbeda-beda terhadap makanan. Hal ini membuat hubungan konsumsi makanan dengan timbulnya jerawat semakin kompleks.

Meski demikian, mengetahui makanan yang bisa memicu jerawat atau memperparah kondisinya bisa jadi langkah awal pencegahan dan perawatan kulit berjerawat.

Tidak ada salahnya jika Anda ingin mencoba membatasi atau menghindari konsumsi makanan tersebut untuk melihat pengaruhnya pada kulit Anda.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Dinda Saraswati Murniastuti, Sp.DV

Spesialis Kulit dan Kelamin · Mydervia Dermatology


Ditulis oleh Annisa Nur Indah Setiawati · Tanggal diperbarui 3 minggu lalu

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan