backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Mengenal Karbohidrat Olahan dan Bahayanya bagi Kesehatan

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 02/02/2022

    Mengenal Karbohidrat Olahan dan Bahayanya bagi Kesehatan

    Karbohidrat berperan penting dalam menyediakan energi bagi tubuh, tapi rupanya tidak semua jenis karbohidrat sama. Karbohidrat olahan tidak memberikan energi yang bertahan lama dan justru dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan jika dikonsumsi berlebihan.

    Apa itu karbohidrat olahan?

    Karbohidrat merupakan zat gizi yang memberikan energi bagi tubuh. Makanan sumber karbohidrat biasanya juga mengandung serat, vitamin, dan mineral yang bermanfaat. Namun, lain halnya dengan karbohidrat olahan.

    Karbohidrat olahan (refined carbs) adalah karbohidrat yang telah melewati serangkaian proses pengolahan sehingga kehilangan kandungan serat, vitamin, dan mineralnya.

    Itu sebabnya refined carbs tergolong sebagai makanan tinggi kalori yang miskin zat gizi. Jenis-jenis makanan yang termasuk karbohidrat olahan adalah tepung, gula pasir, sirup jagung tinggi fruktosa, dan konsentrat jus buah.

    Ada tiga metode yang dilakukan produsen untuk membuat refined carbs, yakni sebagai berikut.

    • Memisahkan biji-bijian dari kulitnya, lalu menggiling biji-bijian hingga halus untuk menghasilkan tepung.
    • Mengekstrak sukrosa dari tebu untuk membuat gula pasir.
    • Menghaluskan buah-buahan, lalu memisahkan airnya untuk membuat konsentrat jus buah.

    Produk-produk karbohidrat olahan kini menjadi salah satu sumber karbohidrat utama di berbagai belahan dunia.

    Hal ini amat disayangkan, konsumsi refined carbs dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko banyak penyakit.

    Karbohidrat utuh vs. refined carbs

    karbohidrat

    Perbedaan utama refined carbs dan karbohidrat utuh ada pada kemampuannya dalam menyebabkan kenaikan gula darah.

    Secara umum, karbohidrat yang Anda konsumsi terbagi menjadi karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks.

    Refined carbs seperti gula dan konsentrat jus termasuk karbohidrat sederhana. Jenis karbohidrat ini mudah dicerna oleh tubuh.

    Sebaliknya, karbohidrat kompleks lebih sulit dicerna karena struktur kimianya lebih rumit serta masih mengandung serat, vitamin, dan mineral yang lengkap. Ini sebabnya karbohidrat kompleks disebut sebagai karbohidrat utuh (whole carbs).

    Struktur kimia refined carbs lebih simpel sehingga organ pencernaan tidak butuh waktu lama untuk mengubahnya menjadi glukosa.

    Usus lalu menyerap glukosa dan mengedarkannya ke seluruh tubuh melalui darah. Hal ini akan membuat gula darah cepat melonjak setelah makan.

    Tak jarang, gula darah yang naik dengan cepat memicu lapar dan rasa ngidam akan makanan manis.

    Sementara itu, proses pencernaan karbohidrat kompleks lebih panjang. Tubuh perlu menguraikannya menjadi karbohidrat sederhana dulu, lalu barulah usus bisa menyerap glukosa dan mengedarkannya melalui darah.

    Makanan yang meningkatkan gula darah secara perlahan lebih aman untuk mengontrol gula darah.

    Itu sebabnya Anda dianjurkan untuk lebih banyak mengonsumsi karbohidrat kompleks dan membatasi karbohidrat olahan. 

    Bahaya karbohidrat olahan bagi kesehatan

    ngidam makanan manis

    Konsumsi makanan mengandung refined carbs bisa berdampak negatif terhadap berat badan, gula darah, dan kesehatan jantung. Berikut gangguan kesehatan yang mungkin terjadi.

    1. Makan berlebihan dan sugar craving

    Anda mungkin menyadari bahwa makanan manis tidak bikin kenyang. Ini karena rasa kenyang dari karbohidrat olahan hanya bertahan sebentar.

    Setelah itu, gula darah akan naik dengan cepat dan turun kembali dalam 2–3 jam.

    Menurut studi dalam The American Journal of Clinical Nutrition, gula darah yang turun akan menimbulkan lapar serta merangsang area otak yang mengatur rasa senang dan ngidam. Inilah yang membuat Anda ngidam makanan manis alias sugar craving.

    2. Meningkatkan risiko obesitas

    Refined carbs dapat menimbulkan peradangan dalam tubuh. Lambat laun, peradangan akan membuat otak tidak lagi peka pada hormon kenyang yang disebut leptin.

    Alhasil, otak mengira bahwa Anda masih lapar meski telah makan banyak.

    Penelitian lama dalam Journal of The American Dietetic Association juga menemukan bahwa asupan karbohidrat olahan berkaitan dengan meningkatnya lemak perut. Ini merupakan salah satu faktor risiko utama dari obesitas.

    3. Meningkatkan risiko diabetes tipe 2

    Studi menunjukkan bahwa konsumsi karbohidrat olahan meningkatkan gula darah dan risiko resistensi insulin.

    Resistensi insulin merupakan kondisi ketika sel tidak merespons insulin dengan baik sehingga kadar gula darah tetap tinggi.

    Seiring waktu, hormon insulin yang diproduksi pankreas tidak lagi mampu menstabilkan gula darah yang tinggi. Kondisi ini lama-kelamaan berujung menyebabkan diabetes melitus tipe 2.

    4. Meningkatkan risiko penyakit jantung

    Karbohidrat olahan dapat menyebabkan kenaikan kadar trigliserida darah. Trigliserida merupakan jenis kolesterol yang ditemukan dalam darah.

    Kadar trigliserida yang tinggi dapat membuat Anda berisiko terkena diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.

    Hal ini telah didukung oleh banyak penelitian, salah satunya terbit di American Journal Of Epidemiology (2013). Para peneliti menemukan bahwa orang yang sering makan karbohidrat olahan berisiko 2–3 kali lipat lebih tinggi untuk terkena penyakit jantung.

    Mengurangi karbohidrat olahan dari makanan sehari-hari

    cara mengurangi konsumsi gula

    Menghindari refined carbs sepenuhnya memang tidak mudah, mengingat karbohidrat ini terkandung dalam sebagian besar makanan yang beredar di pasaran.

    Meski demikian, Anda bisa memulainya dengan membatasi konsumsi makanan berikut.

    • Roti tawar dan roti putih.
    • Sebagian besar produk es krim.
    • Permen dan cokelat olahan.
    • Kue, keik, pastry, dan sejenisnya yang tinggi gula.
    • Kentang goreng, keripik kentang, dan makanan ringan sejenisnya.
    • Makanan yang tinggi pemanis tambahan. Waspadai nama lain gula seperti sirup, fruktosa, maltosa, dekstrosa, dan sweetener.
    • Minuman manis seperti soda, konsentrat jus, dan minuman yang mengandung sirup jagung tinggi fruktosa.

    Karbohidrat merupakan zat gizi yang penting dan bermanfaat. Akan tetapi, tidak semua jenis karbohidrat memiliki efek yang sama.

    Pastikan Anda lebih banyak mengonsumsi karbohidrat utuh dan membatasi karbohidrat olahan demi hidup yang lebih sehat.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Andreas Wilson Setiawan

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 02/02/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan