Penyakit diare sungguh mengganggu aktivitas, sebab penderitanya kerap harus bolak-balik ke toilet untuk buang air besar. Sebetulnya, apa hal-hal yang bisa menjadi penyebab diare?
Apa saja penyebab sakit diare?
Selain membuat frekuensi buang air besar menjadi lebih sering, gangguan pencernaan yang satu ini juga menimbulkan gejala lain seperti perut mulas, kembung, mual, dan muntah.
Umumnya, orang-orang mengalami diare setelah mengonsumsi makanan yang telah terkontaminasi, baik karena sudah kedaluwarsa atau karena tingkat kematangan yang kurang baik.
Pada diare kronis yang terjadi dalam waktu yang cukup lama, kemunculannya bisa jadi adalah tanda dari penyakit pencernaan lain yang diderita.
Berikut adalah berbagai penyebab diare.
1. Infeksi bakteri penyebab diare
Bakteri penyebab diare biasanya masuk ke dalam tubuh lewat makanan dan minuman yang tidak higienis. Bakteri juga dapat masuk ke dalam tubuh jika Anda mengonsumsi makanan yang tidak matang sempurna, entah itu sayuran, daging, atau pun ikan.
Berbagai bakteri yang bisa menyebabkan timbulnya gejala diare adalah sebagai berikut.
Escherichia coli (E. coli)
Sebenarnya, bakteri ini sebagian besar hidup di dalam usus manusia dan hewan, seringkali keberadaannya tidak berbahaya. Namun, terdapat beberapa jenis E. coli yang dapat menimbulkan infeksi parah.
Bakteri E. coli yang berbahaya bisa masuk ke dalam tubuh melalui konsumsi daging sapi yang kurang matang atau ketika Anda tidak mencuci tangan setiap sebelum dan sesudah makan serta sehabis pergi ke toilet.
Salmonella
Salmonella bisa mengontaminasi manusia melalui makanan seperti daging sapi, unggas, susu, atau telur yang sudah terkontaminasi. Bisa juga disebabkan oleh konsumsi buah dan sayuran mentah yang tidak dicuci dengan baik.
Tak hanya diare, infeksi salmonella dapat menyebar dari usus ke aliran darah atau ke organ tubuh lainnya.
Shigella
Infeksinya juga dikenal sebagai shigellosis, bakteri ini melepaskan racun yang dapat mengiritasi usus sehingga dapat menyebabkan diare.
Bakteri ini banyak ditemukan pada air atau makanan yang terkontaminasi kotoran. Infeksi shigella lebih sering menjadi penyebab diare pada anak atau balita.
Campylobacter
Bakteri Campylobacter biasa ditemui di burung dan ayam. Bila unggas yang terinfeksi tersebut tidak dimasak dengan matang, maka infeksinya bisa menular ke manusia yang memakannya.
Vibrio cholerae
Infeksi bakteri ini juga disebut dengan penyakit kolera. Kolera adalah penyakit menular yang menyebabkan diare parah, sehingga bisa menimbulkan dehidrasi pada penderitanya.
Sumber-sumber penularan bakteri ini yaitu pasokan air atau es yang terkontaminasi, sayuran yang ditanam dengan air kotor, serta ikan dan makanan laut mentah yang ditangkap di perairan yang telah tercemar limbah.
2. Infeksi virus
Diare tidak hanya disebabkan oleh bakteri, tapi juga virus. Jenis virus yang menjadi penyebab diare adalah rotavirus dan norovirus.
Jalur penularannya kebanyakan sama dengan infeksi bakteri, yaitu lewat konsumsi makanan dan minuman yang tidak higienis atau kontak langsung dengan orang yang sakit diare.
Seseorang yang terinfeksi virus penyebab diare dapat mulai menularkan penyakitnya bahkan sebelum merasakan gejala diare.
Bersalaman dengan orang lain, membuka gagang pintu, atau memencet tombol lampu adalah beberapa contoh aktivitas yang melibatkan sentuhan tangan sehingga bisa memindahkan berbagai kuman penyebab diare.
Pada orang dewasa, infeksi rotavirus tidak selalu menyebabkan diare. Bahkan beberapa tidak memunculkan gejala apapun. Namun, infeksi rotavirus rentan menjadi penyebab diare yang parah pada anak kecil dan bayi.
Diare anak yang disebabkan oleh rotavirus bisa berlangsung hingga 8 hari.
3. Infeksi parasit atau jamur
Selain bakteri dan virus, diare juga dapat disebabkan oleh konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi jamur atau parasit. Giardia duodenalis merupakan parasit yang dapat menjadi penyebab diare pada manusia.
Diare yang disebabkan oleh infeksi parasit umum terjadi terutama di tempat-tempat yang sanitasi airnya buruk, lingkungannya tidak steril, dan orang-orangnya tidak menjaga kebersihan.
Bahan makanan atau air dapat terkontaminasi oleh parasit sewaktu masa pengolahan, produksi, persiapan, pengiriman, atau penyimpanan.
Infeksi parasit tidak hanya menjadi penyebab diare, tapi juga memicu kram perut, kembung, mual, dan feses berbau busuk dalamsatu hingga dua minggu setelah terpapar.
4. Berwisata ke tempat tertentu
Bepergian alias traveling adalah salah satu cara untuk melepas stres. Namun jika tidak hati-hati, destinasi favorit Anda bisa jadi penyebab mencret saat liburan.
Dalam dunia kedokteran, diare yang hanya terjadi saat liburan disebut dengan diare wisatawan. Saat liburan, diare dapat disebabkan oleh kecenderungan mencicipi makanan di area wisata yang belum tentu terjamin kebersihannya.
Selain melalui makanan, kuman penyebab diare juga bisa tersebar dalam air minum maupun di perairan atau kolam renang di tempat wisata yang Anda kunjungi.
Berdasarkan laporan CDC, berenang di perairan yang terkontaminasi dapat menjadi penyebab diare. Jenis kuman yang biasanya ada di dalam kolam adalah Cryptosporidium dan Giardia.
5. Efek samping obat tertentu
Bagi beberapa orang, efek samping antibiotik yang diresepkan dokter dapat menjadi penyebab mencret. Pasalnya, meski bertugas untuk membunuh bakteri, obat ini tidak bisa membedakan mana bakteri jahat penyebab infeksi dan mana bakteri baik yang hidup alami dalam tubuh.
Maka itu, mengonsumsi antibiotik dapat ikut membunuh bakteri baik yang melindungi usus. Ketidakseimbangan koloni bakteri baik dalam usus akibat konsumsi antibiotik dapat menyebabkan diare.
Selain antibiotik, diare juga dapat disebabkan oleh efek samping obat tekanan darah, obat kanker, dan obat antasida.
6. Intoleransi makanan
Penyebab Anda diare mungkin karena Anda memiliki intoleransi makanan tertentu. Pada kondisi ini, tubuh tidak bisa mencerna nutrisi atau zat tertentu dalam suatu akanan karena tidak memiliki enzim khusus.
Seseorang yang memiliki intoleransi makanan akan mengalami gejala seperti diare, mual, perut kram, dan kembung yang biasanya muncul dalam kurun waktu 30 menit hingga dua jam setelah makan.
7. Kondisi medis tertentu yang jadi penyebab diare
Terkadang, diare juga bisa berlangsung dalam waktu yang lama. Bila gejalanya masih Anda rasakan sampai lebih dari dua minggu, maka diare termasuk dalam jenis kronis.
Bila diare akut sering ditimbulkan dari konsumsi makanan yang tidak higienis, diare kronis disebabkan oleh adanya penyakit peradangan pada saluran pencernaan Anda. Berikut beberapa penyakitnya.
Irritable Bowel Syndrome (IBS)
IBS menandakan adanya gangguan pada usus besar Anda, yang umumnya dipicu oleh stress. Usus teriritasi tidak dapat bekerja maksimal untuk menyerap nutrisi sekaligus cairan, sehingga memicu gejala diare.
Selain diare, IBS biasanya disertai dengan gejala lainnya seperti perut kembung, bergas, sembelit, kram perut, dan feses berlendir.
Inflammatory Bowel Disease (IBD)
IBD digunakan untuk menggambarkan beberapa penyakit gangguan usus kronis seperti Crohn disease dan kolitis ulseratif.
Kedua kondisi ini ditandai dengan adanya peradangan pada saluran pencernaan. Peradangan biasanya menyebar dari saluran pencernaan ke jaringan di sekitarnya dan menyebabkan luka di sepanjang lapisan usus besar.
Itu sebabnya, diare yang disebabkan oleh penyakit ini bisa disertai dengan darah.
Penyakit Celiac
Jika Anda memiliki penyakit Celiac, mengonsumsi makanan yang mengandung gluten akan memicu respon sistem imun untuk menyerangan jaringan sehat di usus kecil Anda.
Lama-lama kondisi ini dapat merusak lapisan usus yang pada akhirnya dapat mengganggu proses penyerapan nutrisi penting di dalam tubuh (malabsorbsi). Akibatnya, Anda pun akan lebih rentan mengalami diare karena kinerja usus bermasalah.
8. Minum alkohol jadi penyebab diare
Harvard Medical School menyebutkan bahwa minum alkohol bisa menjadi penyebab mencret. Apalagi bila dibarengi dengan konsumsi makanan yang tinggi serat atau berminyak.
Dalam porsi sedikit, alkohol dapat memicu usus bergerak lebih cepat untuk mencerna makanan.
Namun di sisi lain, dua jenis makanan tersebut membuat usus besar tidak maksimal menyerap air. Akibatnya, feses akan mengandung banyak air dan membuat teksturnya encer.
9. Pilihan makanan yang tidak tepat
Seiring bertambahnya usia, sistem pencernaan akan jadi lebih sensitif dengan makanan tertentu.
Itu artinya, pilihan makanan yang tidak tepat bisa jadi penyebab terjadinya masalah pencernaan, salah satunya diare. Bahkan, bisa juga memperparah diare yang sudah terjadi.
Ada beberapa jenis makanan yang rentan menjadi penyebab mencret karena diare, antara lain:
- makanan pedas yang mengandung capsaicin, mengiritasi usus dan mempercepat proses penyerapan sehingga perut jadi mulas dan diare,
- makanan bergula, merangsang usus untuk mengeluarkan air dan elektrolit dari tubuh sehingga membuat seseorang buang air lebih mudah,
- susu dan keju pada beberapa orang bisa menjadi penyebab diare karena sulit dicerna, bahkan membuat gejalanya jadi lebih parah,
- makanan yang digoreng atau berlemak karena sulit dicernasehingga menyebabkan adanya cairan asam lemak di feses, serta
- minuman berkafein yang bisa mempercepat proses penyerapan sehingga dapat memicu diare.
10. Pembedahan pada perut
Jika Anda baru-baru ini menjalani prosedur pembedahan pada organ cerna, terutama usus, ini bisa jadi pemicu diare muncul.
Efek samping pascaoperasi pada organ cerna dapat memengaruhi kinerja usus dalam menyerap nutrisi makanan untuk sementara. Diare akan membaik sejalan dengan proses pemulihan tubuh setelah operasi.
Jika Anda tidak merasa yakin mana yang jadi penyebab diare (mencret) Anda, konsultasikan ke dokter. Dokter mungkin akan menyarankan Anda menjalani pemeriksaan medis untuk memastikan penyebab mencret yang tepat plus perawatannya.
[embed-health-tool-bmr]