Penyebab diare kronis pada umumnya adalah infeksi pencernaan jangka panjang atau masalah medis tertentu, seperti peradangan.
Jika penyebabnya tidak diketahui setelah melewati pemeriksaan dasar, dokter mungkin mengaitkannya dengan sindrom iritasi usus besar (IBS). Sindrom ini dapat menyebabkan gejala diare sekaligus sembelit, mual, kembung, dan mulas.
Diare kronis juga bisa disebabkan oleh penyakit Crohn atau kolitis ulserativa. Selain membuat feses jadi encer, dua kondisi tersebut dapat menimbulkan adanya darah pada feses disertai sakit perut. Diare kronis yang disebabkan oleh penyakit ini dikenal juga dengan diare eksudatif.
Penyebab lain dari diare kronis adalah penggunaan obat golongan NSAID, memiliki penyakit diabetes atau HIV, minum alkohol dan makan makanan gluten berlebihan.
Diare yang berlangsung lebih lama dari diare akut juga bisa disebabkan oleh makanan tertentu yang merangsang proses penyerapan di usus jadi lebih cepat. Contoh makanan yang cenderung menyebabkan diare kronis adalah susu dan makanan yang mengandung sorbitol atau fruktosa.
Diare persisten, jenis diare di antara akut dan kronis

Menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, diare persisten adalah diare yang berlangsung lebih dari 14 hari, namun tidak lebih dari 4 minggu. Jadi, dapat disimpulkan bahwa jenis diare ini berlangsung lebih lama ketimbang diare akut tapi lebih singkat dari yang kronis.
Diare persisten terjadi karena adanya infeksi, baik itu virus, bakteri, maupun parasit. Diare jenis ini menyebabkan feses encer berkepanjangan disertai dengan penurunan berat badan. Pada bayi dan anak, diare ini bisa menyebabkan malnutrisi (kekurangan gizi) bila tidak ditangani dengan tepat.
Menurut laporan jurnal Pediatric Gastroenterology Hepatology & Nutrition, diare yang berlangsung lebih lama dari diare akut ini terbagi lagi menjadi dua, yakni:
Diare osmotik
Tipe diare ini terjadi ketika makanan yang ada di usus tidak dapat diserap dengan baik. Akibatnya, cairan berlebihan terbuang bersama feses dan membuat feses jadi encer.
Diare osmotik dapat terjadi karena jenis makanan tertentu dan obat-obatan. Makanan yang menyebabkan diare persisten ini yaitu yang mengandung laktosa, pemanis buatan, seperti aspartam dan sakarin.
Sementara obat-obatan yang memicu diare osmotik adalah penggunaan antibiotik, obat hipertensi, dan obat pencahar yang mengandung bahan aktif seperti natrium fosfat, magnesium sulfat, atau magnesium fosfat.
Orang dengan tipe diare ini harus menghindari makanan dan obat pemicu. Dokter akan meresepkan obat diare medis untuk mengatasinya.
Diare sekretori
Jenis diare yang lebih lama dari diare akut ini disebabkan oleh gangguan sekresi pada usus kecil atau usus besar dalam menyerap elektrolit.
Saat kadar air cukup banyak dalam tubuh, air akan dibuang ke usus kecil yang terganggu fungsinya. Sekresi air (pembuangan air) pada usus ini akan melebihi kemampuan usus untuk menyerap, sehingga membuat feses jadi encer.
Selain infeksi bakteri E. coli, jenis diare persisten ini juga bisa disebabkan oleh produksi hormon tertentu akibat adanya hormon, penggunaan obat antidepresan, dan keracunan logam atau insektisida.
Ke dokter untuk cari tahu jenis diare yang Anda alami
Mengetahui penyebab diare, baik itu akut, kronis, maupun persisten akan membantu dokter menentukan pengobatan yang tepat untuk Anda.
Oleh karena itu, beberapa dokter mungkin akan merekomendasikan Anda untuk melakukan tes kesehatan, seperti tes darah, pemindaian gambar, serta mengamati sampel feses.
Jika Anda mengalami diare dengan gejala yang mengganggu, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter. Pada kasus parah bisa menyebabkan dehidrasi dan komplikasi parah lainnya.
Maka, diare tidak boleh dipandang sebelah mata. Semakin cepat mengunjungi dokter, semakin mudah pengobatan yang akan dilakukan dan mencegah diare semakin parah.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar