Definisi inflammatory bowel disease (IBD)
Inflammatory bowel disease (IBD) adalah istilah yang merujuk pada dua penyakit, yaitu penyakit Crohn dan kolitis ulseratif. Kedua kondisi tersebut ditandai dengan peradangan kronis pada saluran pencernaan.
Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Inflammatory bowel disease (IBD) adalah istilah yang merujuk pada dua penyakit, yaitu penyakit Crohn dan kolitis ulseratif. Kedua kondisi tersebut ditandai dengan peradangan kronis pada saluran pencernaan.
IBD merupakan penyakit autoimun. Artinya, penderita IBD memiliki sistem imun yang menyerang tubuhnya sendiri dan terjadi di saluran pencernaan. Sama seperti penyakit autoimun lainnya, penyebab utama radang usus belum diketahui secara pasti.
Baik Crohn maupun kolitis ulseratif memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Kolitis ulseratif adalah peradangan kronis pada usus besar, sedangkan penyakit Crohn dapat terjadi pada seluruh sistem pencernaan.
Gejala yang ditimbulkan oleh kedua penyakit ini pun hampir sama, seperti diare, BAB berdarah, hingga berat badan menurun.
Bila salah satu dari jenis IBD ini dibiarkan, gejalanya akan semakin parah dan bisa membahayakan nyawa penderitanya.
Radang usus merupakan penyakit yang dapat menyerang siapa saja. Penyakit inflamasi usus ini bisa menghasilkan sebanyak 396 kasus per 100.000 orang/tahun secara global.
Sementara itu, kasus inflammatory bowel disease di Indonesia masih sulit ditemukan. Umumnya, kasus kolitis ulseratif lebih sering dijumpai dibandingkan penyakit Crohn.
Penderita IBD memang tidak dapat sembuh total. Akan tetapi, Anda bisa mengurangi risiko dengan menghindari faktor-faktor yang berkaitan dengan peradangan usus.
Diskusikan dengan dokter sehubungan dengan IBD untuk mendapatkan solusi yang tepat.
Gejala IBD atau radang usus akan berbeda pada setiap orang, tergantung pada tingkat keparahan dan organ yang mengalami peradangan. Gejala inflamasi usus pun bervariasi, mulai dari yang ringan hingga berat.
Umumnya, penyakit Crohn dan kolitis ulseratif ditandai dengan gejala berupa:
Bila Anda mengalami penyakit diare hebat atau perubahan frekuensi BAB secara terus menerus, segera periksakan diri ke dokter. Hal ini juga berlaku ketika Anda merasa satu atau lebih gejala radang usus.
Walaupun tidak memicu gejala yang parah, IBD dapat menyebabkan komplikasi yang serius ketika tidak mendapatkan penanganan yang tepat.
Sama seperti penyakit autoimun lainnya, penyebab radang usus tidak diketahui dengan pasti. IBD adalah kondisi ketika sistem kekebalan tubuh Anda rusak.
Normalnya, sistem imun akan menyerang zat-zat asing yang masuk ke dalam tubuh sebagai upaya perlindungan, seperti virus dan bakteri.
Pada kasus inflammatory bowel disease, sistem kekebalan salah mengenali zat yang masuk ke dalam tubuh. Akibatnya, peradangan pada saluran pencernaan pun terjadi.
Beberapa kasus menunjukkan kemungkinan adanya faktor genetik yang lebih mungkin mengembangkan respon imun yang tidak tepat ini. Namun, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui dengan pasti apa penyebab IBD.
Radang usus memang dapat terjadi pada siapa saja. Namun, sejumlah faktor di bawah ini diyakini dapat meningkatkan risiko seseorang terhadap penyakit inflamasi usus.
Radang usus dapat terjadi pada usia berapapun. Namun, kebanyakan kasus menunjukkan bahwa penyakit inflamasi usus ini terjadi pada pasien berusia di bawah 30 – 35 tahun.
Para perokok lebih berisiko terhadap inflammatory bowel disease, terutama penyakit Crohn.
Meski rokok dipercaya dapat membantu mencegah kolitis, bahaya dari racun rokok memiliki efek buruk terhadap sistem pencernaan.
Itu sebabnya, berhenti merokok baik untuk kesehatan pencernaan dan memberikan manfaat lainnya.
Kasus peradangan usus memang dapat dialami oleh populasi ras mana saja. Akan tetapi, kelompok etnis Kaukasia lebih berisiko mengalami penyakit inflamasi usus.
Anda akan lebih berisiko bila memiliki orangtua, saudara kandung, atau atau yang mengidap penyakit ini.
Penggunaan obat-obatan seperti ibuprofen, naproxen, dan NSAID lainnya dapat meningkatkan risiko radang usus. Obat-obatan ini juga dapat memperparah kondisi penderita IBD.
Baik kolitis ulseratif maupun penyakit Crohn dapat menimbulkan komplikasi yang sama. Berikut ini sejumlah komplikasi yang muncul bila penyakit radang usus tidak ditangani dengan tepat.
Bagi orang yang mengalami penyakit Crohn atau kolitis ulseratif memiliki kesehatan usus yang buruk hingga dapat meningkatkan risiko kanker usus besar.
Itu sebabnya, Anda perlu melakukan skrining kanker sekitar delapan hingga 10 tahun setelah diagnosis IBD dilakukan.
Peradangan sendi, masalah kulit, dan mata seperti artritis, lesi, dan peradangan mata dapat terjadi ketika Anda mengalami radang usus.
Obat-obatan tertentu untuk mengatasi IBD sering dikaitkan dengan risiko terhadap penyakit tertentu. Sebagai contoh, penggunaan kortikosteroid dapat meningkatkan risiko osteoporosis dan tekanan darah tinggi.
Peradangan pada usus dapat menyebabkan jaringan parut pada saluran empedu. Akibatnya, saluran empedu menyempit dan bisa menyebabkan masalah pada organ hati.
Penderita IBD juga berisiko mengalami penggumpalan darah di vena dan arteri.
Setelah menjalani pemeriksaan fisik dan ditanyai seputar gejala serta riwayat kesehatan keluarga, dokter akan meminta Anda untuk mengikuti pemeriksaan tambahan, yakni:
Radang usus tidak dapat disembuhkan. Maka dari itu, dokter akan memberikan perawatan untuk mengurangi gejala akibat penyakit Crohn dan kolitis ulseratif. Hal ini bertujuan untuk mengurangi peradangan dan kerusakan pada usus.
Berikut ini sejumlah pengobatan yang dilakukan dokter untuk mengatasi gejala yang muncul akibat IBD.
Salah satu cara mengobati gejala yang dialami penderita radang usus adalah menggunakan obat-obatan. Terapi obat ini pun bervariasi tergantung seberapa parah kondisi Anda dan jenis inflammatory bowel disease.
Ada pun pilihan terapi obat IBD meliputi:
Salah satu gejala radang usus adalah kehilangan nafsu makan yang dapat membuat berat badan Anda turun drastis. Kondisi ini tentu bisa memengaruhi kebutuhan nutrisi tubuh yang dapat berdampak pada kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Jika hal tersebut terjadi, dokter mungkin akan menganjurkan diet khusus yang diberikan melalui selang makanan atau nutrisi yang disuntikkan ke pembuluh darah.
Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan nutrisi dan membantu usus beristirahat guna mengurangi peradangan dalam jangka pendek.
Bila Anda mengalami penyempitan usus (stenosis), dokter juga akan merekomendasikan diet rendah residu. Diet rendah residu membantu mengurangi makanan yang tidak tercerna dan bisa tersangkut di bagian usus yang bisa menyebabkan penyumbatan.
Bila terapi obat dan diet khusus tidak kunjung membuahkan hasil, pilihan terakhir dari pengobatan radang usus adalah operasi.
Bagi penderita penyakit kolitis ulseratif mungkin harus menjalani operasi yang membuat seluruh usus besar dan rektumnya diangkat.
Sementara itu, operasi penyakit Crohn membuat bagian saluran pencernaan Anda yang rusak diangkat. Setelah itu, bagian yang sehat dihubungkan kembali.
Penderita penyakit Crohn setidaknya memerlukan satu operasi seumur hidupnya untuk meringankan gejala. Selalu diskusikan dengan dokter terkait perawatan radang usus yang sesuai dengan kondisi Anda.
Selain menjalani perawatan dari dokter, mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat pun bermanfaat bagi kesehatan usus.
Lantas, apa saja yang perlu diubah guna menjalani hidup sehat saat mengalami IBD?
Hingga saat ini belum ada penelitian yang benar-benar membuktikan apa penyebab penyakit inflamasi usus. Namun, makanan dan minuman tertentu dapat memperparah gejala yang dialami.
Ada sejumlah tips menjalani pola makan penderita radang usus yang bisa diikuti, meliputi:
Merokok dapat meningkatkan risiko Anda mengalami radang usus, terutama penyakit Crohn. Bila Anda sudah terserang penyakit ini dan masih merokok, gejalanya mungkin akan lebih parah dan membutuhkan obat serta operasi yang berulang.
Dengan menghentikan kebiasaan merokok, Anda juga mengurangi risiko kerusakan usus lebih parah dan memberikan manfaat yang lain bagi kesehatan tubuh.
Stres, terutama saat mengalami penyakit tentu dapat menurunkan sistem imun dan berisiko memperparah gejala radang usus. Anda bisa mengelola stres selama mengalami IBD dengan cara seperti:
Beberapa orang dengan gangguan pencernaan, termasuk radang usus, mungkin akan mencoba obat dan perawatan alternatif.
Meski begitu, sejumlah obat-obatan herbal yang digunakan mungkin memerlukan penelitian lebih lanjut.
Dilansir dari Mayo Clinic, Anda bisa menambahkan lebih banyak bakteri baik seperti probiotik untuk membantu melawan IBD.
Walaupun studinya cukup terbatas, ada beberapa laporan yang menunjukkan penggunaan probiotik dengan obat lainnya dapat membantu.
Meski begitu, dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk melihat efektivitas dan keamanan dan pengobatan alternatif ini.
Bila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, silakan hubungi dokter untuk mendapatkan solusi yang tepat.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar