backup og meta

Diabetes Melitus

Diabetes Melitus

Diabetes merupakan penyakit kronis yang umum terjadi, terutama tipe 2, dan bisa dialami berbagai usia. Beberapa orang mungkin tidak sadar memiliki penyakit gula ini karena tidak mengalami gejala berarti. Ketahui lebih lanjut seputar diabetes melitus dalam ulasan berikut ini.

Apa itu diabetes melitus?

Diabetes melitus adalah penyakit kronis yang ditandai dengan kadar gula darah (glukosa) yang terlalu tinggi. Kondisi ini juga sering disebut sebagai penyakit gula atau kencing manis.

Normalnya, glukosa diserap oleh sel-sel tubuh untuk diubah menjadi energi dengan bantuan hormon insulin, sehingga kadarnya dalam darah terkendali.

Namun, tubuh orang yang mengalami diabetes tidak mampu menyerap glukosa karena beberapa kondisi, seperti:

  • kurangnya produksi insulin oleh pankreas,
  • gangguan respons tubuh terhadap insulin, dan
  • pengaruh hormon lain yang menghambat kinerja insulin.

Kondisi tersebut akan menyebabkan kadar gula darah naik terlalu tinggi (hiperglikemia).

Dalam waktu lama, tingginya kadar gula darah bisa menimbulkan berbagai komplikasi diabetes, seperti kerusakan pada pembuluh darah, penurunan penglihatan, dan penyakit jantung.

Akan tetapi, diabetes merupakan penyakit yang bisa diatasi dengan baik melalui perubahan gaya hidup dan/atau pengobatan rutin.

Jenis diabetes

diabetes di indonesia

Berdasarkan penyebabnya, terdapat beberapa jenis penyakit diabetes yang umum dialami. Berikut penjelasan lengkapnya.

1. Diabetes tipe 1

Diabetes tipe 1 adalah gangguan autoimun yang menyebabkan kerusakan sel-sel yang memproduksi hormon insulin di dalam pankreas. Akibatnya, tubuh kekurangan insulin.

Kurangnya produksi insulin dapat meningkatkan kadar glukosa darah. Biasanya gejala penyakit gula ini lebih sering terdeteksi pada usia yang lebih muda, terutama pada anak-anak atau remaja.

2. Diabetes tipe 2

Diabetes tipe 2 merupakan jenis yang paling umum terjadi, sering dialami orang dewasa terutama yang berumur di atas 30 tahun.

Penyebab dasarnya berkaitan dengan gaya hidup tidak sehat. Hal ini memicu sejumlah kondisi yang menyebabkan tubuh tidak cukup memproduksi insulin dan/atau tidak mampu merespons insulin dengan baik.

3. Diabetes gestasional

Diabetes gestasional adalah jenis penyakit gula yang terjadi pada masa kehamilan. Dengan penanganan yang tepat, kondisi ini bisa hilang setelah melahirkan.

Namun, seseorang yang mengalami penyakit gula semasa kehamilan berisiko tinggi mengalami diabetes tipe 2 di kemudian hari.

Tanda dan gejala diabetes

Pada awalnya, penyakit kencing manis sering kali tidak menunjukkan gejala apa pun. Itulah mengapa banyak orang tidak cepat menyadari penyakit ini.

Meski begitu, gejala diabetes tipe 1 biasanya muncul lebih cepat dibandingkan dengan tipe 2 yang cenderung memburuk perlahan-lahan.

Berikut beberapa tanda dan gejala khas diabetes melitus yang perlu Anda ketahui.

  • Sering merasa haus atau lapar.
  • Sering buang air kecil, terkadang terjadi setiap jam (poliuria).
  • Lemah, lesu, dan tidak bertenaga.
  • Sering mengalami infeksi, misalnya infeksi kulit, vagina, sariawan, atau saluran kemih.
  • Luka diabetes sulit sembuh.
  • Pandangan kabur.
  • Gatal pada kulit, terutama pada lipatan paha atau daerah vagina.
  • Berat badan turun tiba-tiba.

Ada pula gejala lain dari penyakit kencing manis.

  • Mual atau muntah.
  • Mulut kering.
  • Gusi sering bengkak dan luka.
  • Kaki sering sakit, kesemutan, dan mati rasa.
  • Bercak hitam dan sisik pada kulit.
  • Disfungsi seksual, seperti gangguan ereksi.

Mengetahui gejala lebih awal memudahkan Anda mengendalikan penyakit ini lebih cepat dan mencegah terjadinya komplikasi.

Kapan harus pergi ke dokter?

Jika Anda mengalami gejala di atas atau memiliki kecurigaan tertentu, jangan ragu berkonsultasi dengan dokter dan lakukan pemeriksaan gula darah.

Apa ciri-ciri penyakit gula pada kaki?

Ciri penyakit gula pada kaki antara lain perubahan pada warna kulit dan kuku kaki, pembengkakan, bau busuk, nyeri, keluarnya cairan atau nanah, serta sering mengalami perdarahan.

Penyebab diabetes

Terlepas apa pun jenisnya, penyebab diabetes adalah kadar gula darah yang terlalu tinggi. Namun, kondisi yang membuat gula darah tinggi bisa bervariasi, tergantung dengan jenis yang dialami.

Berikut dua kondisi utama yang menyebabkan gula darah terlalu tinggi.

1. Penyakit autoimun

Diabetes tipe 1 terjadi karena kondisi autoimun yang menghancurkan sel-sel pankreas yang bertugas menghasilkan hormon insulin. Akibatnya, produksi insulin dalam tubuh menurun.

Ketika insulin berkurang, sel-sel tubuh kesulitan menyerap glukosa dalam darah untuk diubah menjadi energi. Hal ini membuat penumpukan gula dalam darah.

2. Resistensi insulin

Kenaikan gula darah pada diabetes tipe 2 utamanya disebabkan oleh resistensi insulin. Resistensi insulin terjadi ketika sel-sel otot, lemak, dan hati tidak mampu merespons hormon insulin dengan baik.

Banyak faktor yang memengaruhi kondisi ini, termasuk obesitas, gaya hidup sedenter (kurang aktif bergerak), pola makan, efek samping pengobatan, genetik, dan ketidakseimbangan hormon.

Faktor risiko diabetes

Ada beberapa kondisi yang meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit gula. Mengutip Mayo Clinic, berikut ini sejumlah faktor risiko yang memicu diabetes.

  • Riwayat penyakit gula dalam keluarga.
  • Infeksi virus tertentu.
  • Adanya kerusakan sel sistem kekebalan tubuh (autoantibodi).
  • Kekurangan vitamin D.
  • Berusia di atas 45 tahun.
  • Obesitas alias kegemukan.
  • Malas gerak.
  • Prediabetes.
  • Memiliki riwayat penyakit PCOS.
  • Pernah mengalami tipe gestasional.
  • Mengidap penyakit gula sebelum masa hamil.
  • Pernah mengalami keguguran atau bayi lahir mati (stillbirth) tanpa diketahui penyebabnya.
  • Obesitas sebelum kehamilan.
  • Hamil di usia lebih dari 30 tahun.

Diagnosis diabetes

Untuk menegakkan diagnosis, dokter perlu melakukan rangkaian pemeriksaan untuk mengetahui kadar gula darah.

Inilah sejumlah tes yang umum dilakukan dalam diagnosis diabetes melitus.

  • Gula darah sewaktu. Tes gula darah yang bisa dilakukan kapan saja.
  • Gula darah puasa. Tes gula darah puasa dilakukan setelah berpuasa selama kurang lebih 8 jam.
  • Tes gula darah oral. Puasa semalaman diperlukan sebelum melakukan pemeriksaan. Tes akan dilakukan 2 jam setelah makan pertama.
  • Tes glikohemoglobin atau HbA1C. Tes HbA1C yang dilakukan untuk mengetahui rata-rata nilai gula darah selama beberapa bulan terakhir.

Pengobatan diabetes

lokasi suntik insulin harus beda

Diabetes melitus tipe 1 dan tipe 2 tidak bisa disembuhkan, tapi bukan berarti penderitanya tidak bisa hidup sehat.

Penyakit ini masih bisa diatasi dan dikendalikan dengan menerapkan gaya hidup yang lebih sehat dan/atau pengobatan diabetes. Inilah pilihan perawatan utama yang bisa dilakukan.

1. Suntik insulin

Dokter akan menyarankan pengobatan dengan suntikan insulin untuk mengatasi kadar gula darah tinggi yang disebabkan kurangnya produksi insulin.

Pengobatan ini bisa diberikan pada pasien tipe 1 ataupun tipe 2, tergantung kondisinya. Berdasarkan cara kerjanya, ada beberapa jenis insulin yang biasa diresepkan dokter.

  • Insulin aksi cepat: bekerja cepat untuk menurunkan gula darah.
  • Insulin aksi lambat: bekerja perlahan-lahan dalam menurunkan kadar gula darah.
  • Insulin aksi intermediate: memberikan efek kerja insulin yang relatif panjang, tapi biasanya dikombinasikan dengan insulin aksi cepat.

2. Obat oral

Pengobatan oral diberikan untuk membantu mengendalikan kadar gula darah pada pasien yang tubuhnya masih memproduksi insulin, biasanya pasien tipe 2 atau prediabetes.

Berikut ini beberapa obat yang sering diresepkan dokter.

  • Metformin.
  • Pioglitazone.
  • Obat golongan sulfonilurea.
  • Agonis.
  • Repaglinide.
  • Acarbose
  • Sitagliptin.
  • Nateglinide.

Sebenarnya, tidak semua pasien memerlukan obat oral. Pengobatan oral diberikan ketika pengelolaan penyakit melalui gaya hidup tidak cukup efektif menurunkan gula darah.

3. Pola hidup sehat

Pengobatan utama yang biasanya dianjurkan dokter adalah mengubah gaya hidup, yang meliputi pola makan sehat dan gaya hidup yang lebih aktif.

Pasien perlu menjalani diet rendah gula dan mengatur asupan karbohidrat harian karena banyaknya karbohidrat memengaruhi kadar gula darah.

Aktivitas dan latihan fisik sendiri berperan dalam peningkatan sensitivitas insulin. Rutin olahraga dan lebih aktif bergerak akan membantu mengendalikan kadar gula darah.

Selain itu, penyandang diabetes perlu rutin memantau kadar gula darah untuk melihat hasil dari pengobatan dan perubahan gaya hidup yang dilakukan.

Anda bisa melakukan cek gula darah harian secara mandiri dengan alat glukometer.

Lakukan juga pemeriksaan gula darah di faskes untuk mendapatkan hasil yang lebih lengkap dan rutinlah berkonsultasi dengan dokter Anda.

Kesimpulan

  • Diabetes adalah penyakit yang ditandai dengan kadar gula darah yang terlalu tinggi. Terdapat beberapa jenis penyakit gula yang umum, yaitu diabetes tipe 1, tipe 2, dan gestasional.
  • Penyebab tingginya gula darah dipengaruhi oleh kondisi autoimun, resistensi insulin, atau faktor-faktor risiko seperti riwayat penyakit dalam keluarga, usia, obesitas, dan gaya hidup tidak aktif.
  • Gejala fisik yang umum dialami berupa sering merasa haus atau lapar, sering buang air kecil, tubuh lemas dan lesu, luka yang sulit sembuh, dan pandangan kabur.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

What is Diabetes?. (2024). Centers for Disease Control and Prevention. Retrieved 07 August 2024, from https://www.cdc.gov/diabetes/basics/diabetes.html

U.S. National Library of Medicine. (2023). Diabetes: MedlinePlus Medical Encyclopedia. Retrieved 07 August 2024, from https://medlineplus.gov/ency/article/001214.htm

Mayo Clinic. (2024). Diabetes – Symptoms and causes. Retrieved 07 August 2024, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/diabetes/symptoms-causes/syc-20371444

National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. (2016). Symptoms & Causes of Diabetes. Retrieved 07 August 2024, from https://www.niddk.nih.gov/health-information/diabetes/overview/symptoms-causes?dkrd=hispt0015

Diabetes-Related Foot Conditions. (2024). Cleveland Clinic. Retrieved 07 August 2024, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/21510-diabetic-feet 

Versi Terbaru

14/08/2024

Ditulis oleh Fajarina Nurin

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

15 Pilihan Makanan dan Minuman untuk Diabetes, Plus Menunya!

8 Obat Alami dan Tanaman Herbal yang Bermanfaat untuk Diabetes


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 14/08/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan