backup og meta

Cara Menghilangkan Dengkuran pada Anak Saat Tidur dan Penyebabnya

Cara Menghilangkan Dengkuran pada Anak Saat Tidur dan Penyebabnya

Kebiasaan mengorok atau mendengkur tidak hanya terjadi pada orang dewasa, tetapi juga anak. Namun, normalkah jika anak mendengkur? Apa penyebab anak mendengkur dan bagaimana cara menghilangkan dengkuran pada anak saat tidur? Simak penjelasannya berikut ini.

Apakah normal bagi anak untuk mendengkur saat tidur?

Pada dasarnya, penyebab mendengkur dan cara menghilangkan dengkuran anak saat tidur bisa berbeda-beda. Bahkan, frekuensi, tingkat keparahan, dan dampak dari kebiasaan ini juga bisa bervariasi.

Ini artinya, normal atau tidaknya seorang anak mengorok perlu dilihat dari faktor-faktor tersebut.

Umumnya, mengorok tidak memberikan dampak negatif terhadap seseorang yang mengalaminya.

Baik bagi orang dewasa atau anak-anak, kebiasaan mengorok masih tergolong normal jika hanya terjadi sesekali dengan tingkat keparahan yang ringan.

Mengorok juga bisa Anda anggap sebagai kebiasaan mendengkur yang tidak terlalu berbahaya jika terjadi lebih dari dua kali dalam seminggu.

Asalkan, anak tidak menunjukkan adanya gejala lain yang berkaitan dengan masalah kesehatan tertentu.

Namun, saat kebiasaan mendengkur ini mulai terjadi cukup sering hingga mengganggu tidur anak, kondisi ini bisa menjadi pertanda dari gangguan pernapasan yang muncul saat tidur.

Ada pula obstructive sleep apnea (OSA) yang dapat menjadi penyebab utama mengorok. Pada kondisi tersebut, sebaiknya segera periksakan kesehatan anak ke dokter.

Dokter dapat melakukan pemeriksaan dan membantu menentukan cara yang tepat untuk menghilangkan dengkuran pada anak saat tidur.

Beragam penyebab anak mendengkur saat tidur

Mengorok atau mendengkur terjadi saat udara tidak bisa mengalir dengan lancar melalui jalan napas pada tenggorokan anak.

Jadi, saat anak menarik atau menghembuskan napas, jaringan yang berada di sekitar jalan napas akan bergetar dan menghasilkan suara.

Untuk mengetahui cara menghilangkan dengkuran pada anak saat tidur, perlu dipahami terlebih dulu bahwa ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan penyumbatan pada jalan napas hingga timbul mengorok.

Berikut adalah faktor risiko penyebab anak mendengkur yang paling umum.

1. Memiliki orangtua yang mendengkur

Percaya atau tidak, ternyata kebiasaan mendengkur pada anak dapat terjadi karena keturunan.

Hal ini terbukti melalui sebuah penelitian dari Chest yang mengulas tentang frekuensi mendengkur dan faktor risiko pada 700 anak yang masih berusia 1 tahun.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa 15% dari anak-anak tersebut mendengkur tiga kali atau lebih setiap minggu dan terjadi karena beberapa faktor berikut.

  • Memiliki kedua atau salah satu orangtua yang mendengkur.
  • Memiliki alergi tertentu sehingga berisiko dua kali lebih besar untuk mendengkur. 

Selain itu, ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa anak-anak yang lebih sering mendengkur rentan terhadap masalah perilaku, memengaruhi kemampuan berpikir, dan penyakit jantung.  

2. Mengalami radang amandel

Radang amandel adalah salah satu masalah kesehatan yang juga cukup sering terjadi pada anak. Kondisi ini dapat terjadi karena adanya infeksi.

Radang amandel dapat menyebabkan tonsil, yang letaknya dekat dengan tenggorokan bagian belakang, membengkak hingga menghambat jalan napas.

Jika sudah demikian, aliran udara dapat terhambat. Hal tersebut memicu anak mendengkur saat tidur pada malam hari jika tak segera diatasi.

3. Mengalami obesitas

Para ahli meyakini bahwa obesitas atau berat badan berlebih merupakan salah satu faktor yang dapat menjadi penyebab anak mendengkur.

Pasalnya, berat badan berlebih dapat mempersempit jalan napas dan meningkatkan risiko anak mengalami gangguan tidur yang berkaitan dengan masalah pernapasan.

Selain itu, obesitas juga memicu terjadinya obstructive sleep apneayaitu kondisi yang juga dapat menjadi penyebab anak mendengkur.

4. Mengalami penyumbatan aliran udara

Biasanya, saat sedang sakit flu, anak akan mengalami pilek yang menyumbat aliran udara. Kondisi ini sangat rentan menyebabkan anak mendengkur saat tidur pada malam hari.

Apalagi, saat mengalami kondisi ini, tenggorokan juga berpotensi mengalami peradangan.

Alhasil, risiko mengalami penyumbatan pada tenggorokan yang menyebabkan anak mendengkur pun akan semakin tinggi.

5. Memiliki alergi tertentu

Alergi pada anak bisa menyebabkan mengorok pada anak.

Jika alergi kambuh, kondisi ini bisa menyebabkan peradangan pada hidung dan tenggorokan, sehingga anak semakin sulit bernapas seperti biasa.

Kondisi inilah yang dapat meningkatkan risiko anak mendengkur saat tidur. Pasalnya, saat itu, anak tidak bisa bernapas seperti biasanya.

6. Menderita asma

Apakah anak Anda memiliki asma? Jika ya, risiko ia mengalami kebiasaan ini semakin tinggi, khususnya saat sedang mengalami serangan asma.

Pasalnya, sama seperti alergi, asma pada anak juga dapat membuat pernapasan si Kecil terganggu.

Oleh sebab itu, saat asma sedang kambuh hingga menyumbat jalan napas, anak bisa saja mengorok saat tidur pada malam hari.

7. Menghirup asap rokok

Jika anak menjadi perokok pasif atau mengisap asap rokok, risiko mendengkur saat tidur pun akan semakin tinggi. Pasalnya, kondisi ini memang berkaitan erat dengan pernapasan.

Oleh sebab itu, jika Anda atau pasangan merokok, cobalah untuk berhenti melakukan kebiasaan tak sehat ini.

Selain tak baik untuk kesehatan Anda sendiri, kebiasaan tersebut juga dapat membahayakan kesehatan orang sekitar.

8. Mengonsumsi ASI dalam durasi waktu yang lebih singkat

Sebuah penelitian pada jurnal Pediatrics berhasil menemukan hubungan antara anak mendengkur dan berkurangnya durasi minum ASI.

Masih belum dapat diketahui alasan pasti dari hubungan keduanya. Akan tetapi, risiko anak mendengkur akan semakin meningkat jika durasi minum ASI berkurang.

Para ahli menduga bahwa minum ASI langsung dari ibu dapat membantu pembentukan jalan napas pada tenggorokan, sehingga mengurangi risiko mengorok saat tidur.

Cara menghilangkan dengkuran pada anak saat tidur

anak tidur sendiri

Sebenarnya, kebiasaan anak mendengkur yang tergolong ringan dan jarang tidak perlu mendapatkan penanganan dari para ahli.

Pasalnya, seiring waktu, kebiasaan ini akan hilang dengan sendirinya. Akan tetapi, ada beberapa kasus anak mendengkur yang perlu mendapatkan perhatian khusus.

Apabila tidak mendapatkan penanganan yang tepat, kondisi tersebut dapat menurunkan kualitas tidur anak hingga menyebabkan gangguan tidur kronis.

Berikut adalah beberapa cara menghilangkan dengkuran pada anak saat tidur.

1. Pastikan suasana tidur nyaman

Sebagai cara menghilangkan dengkuran pada anak saat tidur, Anda perlu memastikan bahwa suasana kamar tidur si Kecil sudah nyaman.

Anak juga perlu dibiasakan untuk melakukan rutinitas sebelum tidur. Sebagai contoh, tidur dengan lampu mati, tidak bermain gadget sebelum tidur, hingga membuat suasana kamar terasa tenang.

Tahapan atau cara ini memang tergolong sebagai perawatan rumah yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi mendengkur saat tidur.

Pasalnya, suasana kamar yang berantakan rupanya juga dapat meningkatkan risiko anak mengalami kondisi ini.

2. Berkonsultasi dengan dokter

Anda bisa berkonsultasi kepada dokter anak mengenai cara menghilangkan dengkuran pada anak saat tidur. Awalnya, dokter akan bertanya mengenai kebiasaan mendengkur yang terjadi pada anak.

Setelah itu, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan dan diagnosis untuk menentukan ada atau tidaknya gangguan yang lebih serius penyebab mendengkur.

Jika hasil diagnosis menyatakan bahwa anak Anda mengalami masalah kesehatan tertentu, dokter akan membantu menentukan pengobatan yang sesuai dengan kondisi anak.

Sebagai contoh, jika anak menunjukkan gejala obesitas, ia mungkin perlu menjalani diet dengan pola makan yang sehat untuk mengontrol berat badannya agar ideal.

3. Jalani prosedur operasi

Jika kondisi atau masalah kesehatan penyebab mendengkur tergolong serius, anak mungkin perlu menjalani prosedur operasi sebagai cara untuk menghilangkan dengkuran saat tidur.

Contohnya, operasi adenotonsilektomi, prosedur untuk mengangkat tonsil dan adenoid yang terdapat di dekat tenggorokan.

Jika tak diangkat, anak bisa saja mengalami gejala sleep apnea berkepanjangan yang menyebabkan anak tidak bisa tidur dengan nyenyak karena mengorok setiap hari.

Menjalani operasi juga dapat membantu mengurangi kebiasaan mendengkur pada anak dan melancarkan pernapasannya saat sedang tidur.

Kapan harus ke dokter?

Penting untuk diingat bahwa dengkuran pada anak saat tidur bisa menjadi tanda masalah kesehatan. Cara menghilangkan kebiasan ini meliputi perubahan gaya hidup dan perhatian ekstra terhadap faktor-faktor yang memengaruhi tidur anak. Jika Anda memiliki kekhawatiran yang lebih serius terkait kebiasaan mendengkur pada anak, konsultasikan kepada dokter anak atau ahli THT untuk saran medis yang tepat.

[embed-health-tool-heart-rate]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Dean W. BeebeJoseph RauschKelly C. ByarsBruce LanphearKimberly Yolton; Persistent Snoring in Preschool Children: Predictors and Behavioral and Developmental Correlates. Pediatrics September 2012; 130 (3): 382–389. https://doi.org/10.1542/peds.2012-0045

Kalra, M., LeMasters, G., Bernstein, D., Wilson, K., Levin, L., Cohen, A., & Amin, R. (2006). Atopy as a risk factor for habitual snoring at age 1 year. Chest, 129(4), 942–946. https://doi.org/10.1378/chest.129.4.942

Children and Sleep. (2023). Retrieved 8 November 2023, from https://www.sleepfoundation.org/children-and-sleep

What Causes Snoring and How to Stop It. (2023). Retrieved 8 November 2023, from https://sleepdoctor.com/snoring/

Snoring in children: When should you be concerned? (n.d.). Retrieved 8 November 2023, from https://www.texaschildrens.org/blog/snoring-children-when-should-you-be-concerned

Snoring in Children: Causes & Treatments. (2023). Retrieved 8 November 2023, from https://www.sleepfoundation.org/snoring/snoring-children

Versi Terbaru

15/11/2023

Ditulis oleh Reikha Pratiwi

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

Inilah Dampak Alergi Susu Sapi pada Anak yang Wajib Orangtua Waspadai

Masalah Tidur Bikin Ganggu, Cek di 7 Klinik Gangguan Tidur Ini


Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 15/11/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan