Sensasi panas di anus saat buang air besar, ternyata bukan hanya dirasakan para penikmat makanan pedas saja. Sejumlah masalah kesehatan terkait sistem pencernaan juga bisa menyebabkan anus panas. Manakah yang perlu Anda waspadai?
Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None
Sensasi panas di anus saat buang air besar, ternyata bukan hanya dirasakan para penikmat makanan pedas saja. Sejumlah masalah kesehatan terkait sistem pencernaan juga bisa menyebabkan anus panas. Manakah yang perlu Anda waspadai?
Pada dasarnya, anus merupakan saluran akhir dari sistem pencernaan manusia sebagai tempat keluarnya feses.
Nyeri dan panas di anus bisa terjadi sebelum, selama, dan setelah buang air besar. Rasa sakit tersebut awalnya terasa ringan, tapi dapat memburuk dari waktu ke waktu.
Kondisi atau masalah kesehatan tertentu dapat menyebabkan anus terasa panas, berikut adalah beberapa di antaranya.
Selain sensasi panas di mulut, mengonsumsi cabai atau makanan pedas bisa menyebabkan sensasi anus panas seperti terbakar saat buang air besar.
Hal ini karena anus memiliki reseptor saraf TRPV1 yang sensitif terhadap senyawa kimia pemicu pedas dari cabai yang bernama capsaicin.
Capsaicin yang Anda konsumsi nyatanya tidak selalu dicerna dengan baik oleh tubuh. Beberapa masih bisa tersisa dalam saluran pencernaan bahkan bisa ikut terbawa sampai anus.
Reseptor TRPV1 ini sebenarnya juga terdapat sepanjang saluran pencernaan. Itu sebabnya, tidak jarang Anda merasa perut kram atau tidak nyaman bila makan makanan pedas.
Anus gatal yang dalam istilah medis disebut pruritus ani dapat Anda rasakan pada bagian kulit sekitar atau lubang anus.
Kondisi ini dapat terjadi saat Anda terlalu kasar menyeka atau mengusap bagian anus. Akibatnya, anus bisa lecet, memperburuk rasa gatal, hingga menimbulkan sensasi terbakar.
Selain itu, penyakit kulit, seperti psoriasis, kutil, dan dermatitis kontak yang memengaruhi kulit sekitar anus juga bisa menyebabkan munculnya sensasi panas.
Robekan atau luka kecil yang terdapat pada jaringan mukosa anus dikenal sebagai fisura ani. Kondisi ini umumnya terjadi saat Anda mengeluarkan feses yang besar dan keras.
Fisura ani dapat menimbulkan rasa sakit tajam, sensasi terbakar, hingga perdarahan selama dan setelah Anda buang air besar.
Gangguan pencernaan pada anus ini bisa sangat menyakitkan, tetapi kebanyakan kasus biasanya dapat sembuh dengan sendirinya dalam 4‒6 minggu.
Namun, kasus kronis mungkin memerlukan perawatan tambahan. Tindakan operasi perlu Anda lakukan untuk membantu penyembuhan fisura dan mencegah kerusakan otot sekitarnya.
Abses anal merupakan penyakit yang terjadi akibat infeksi pada kelenjar anal. Kondisi ini menyebabkan terbentuknya kantung nanah di dekat anus atau rektum.
Pada sebagian kasus, kantung nanah yang pecah dan mengering bisa menimbulkan fistula ani atau saluran kecil yang berkembang antara ujung usus dan kulit di dekat anus.
Dokter akan meresepkan antibiotik bila abses terdeteksi sejak dini. Jika fistula berkembang, Anda mungkin perlu melakukan operasi sebab kondisi ini sulit disembuhkan dengan obat-obatan.
Dalam kebanyakan kasus, sensasi anus panas, nyeri, dan perdarahan selama buang air besar merupakan gejala dari penyakit ambeien (wasir).
Ambeien atau dalam istilah medis disebut hemoroid ini merupakan kondisi peradangan atau pembengkakan pembuluh darah vena di sekitar anus.
External hemorrhoid atau ambeien luar jadi yang paling sering menjadi penyebab anus panas.
Kondisi ini menimbulkan benjolan pada bagian luar anus yang memicu nyeri hingga perdarahan.
Inflammatory bowel disease (IBD) adalah istilah yang menggambarkan penyakit Crohn dan kolitis ulseratif, keduanya memicu peradangan kronis pada saluran pencernaan.
Penyakit Crohn dan kolitis ulseratif biasanya memiliki gejala yang mirip, termasuk diare, buang air besar berdarah, nyeri dan kram perut, kelelahan, dan penurunan berat badan.
Kedua kondisi ini juga termasuk gangguan autoimun. Apabila dibiarkan begitu saja, kondisinya dapat bertambah parah dan memicu komplikasi yang mengancam nyawa.
Sejumlah penyakit infeksi, seperti infeksi jamur atau infeksi menular seksual juga mungkin menimbulkan nyeri dan sensasi terbakar di anus.
Kurang terjaganya kebersihan anus setelah buang air besar dapat mendukung pertumbuhan jamur berlebihan karena anus cenderung lembab dan hangat.
Infeksi menular seksual, seperti gonore, klamidia, sifilis, dan lainnya juga bisa menyerang anus. Beberapa gejalanya, termasuk gatal dan keluarnya cairan atau darah.
Dokter dapat memberikan resep antibiotik, obat antivirus, atau obat antijamur tergantung dari penyebab infeksi yang Anda alami.
Beragam kondisi di atas dapat menyebabkan anus terasa panas sehingga gejala yang Anda rasakan bisa berbeda-beda.
Kondisi anus panas karena makan makanan pedas dan kebersihan yang kurang terjaga umumnya tidak memerlukan penanganan dari dokter.
Namun, segera konsultasikan ke dokter apabila merasakan gejala berikut.
Dokter akan mencari tahu penyebab rasa sakit dan panas untuk menentukan pengobatannya.
Umumnya, dokter akan menanyakan gejala dan riwayat kesehatan Anda terlebih dahulu.
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk merasakan kelainan di anus dan rektum.
Prosedur anoskopi mungkin juga diperlukan untuk melihat kondisi di dalamnya.
Tergantung dari penyebab anus nyeri dan panas, berikut ini adalah beberapa tindakan yang dapat Anda lakukan untuk meredakannya.
Selain itu, dokter mungkin akan melakukan prosedur perawatan pada kondisi lain, termasuk pembedahan untuk memperbaiki fistula atau terapi untuk kanker anus.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar