backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

4

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Operasi Batu Empedu (Kolesistektomi)

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 12/01/2024

Operasi Batu Empedu (Kolesistektomi)

Bila batu empedu sudah parah, operasi harus dilakukan. Seperti apa operasi batu empedu dan apa saja kemungkinan efek samping yang dapat terjadi? Simak selengkapnya di bawah ini.

Apa itu operasi batu empedu?

Operasi batu empedu atau disebut juga dengan kolesistektomi adalah prosedur operasi untuk mengangkat keseluruhan kantong empedu yang bermasalah berikut batu di dalamnya.

Kantong empedu merupakan organ kecil yang terletak di perut kanan atas, tepatnya di bawah organ hati. Normalnya, kantong empedu bertugas untuk menyimpan cairan empedu yang telah diproduksi oleh hati.

Namun, jangan khawatir jika kantong empedu Anda diangkat. Tubuh Anda masih tetap bisa berfungsi baik meski tanpa kantong empedu.

Cairan empedu tetap akan terus diproduksi oleh hati dan dapat berfungsi untuk mencerna makanan dan memecah lemak.

Kondisi seperti apa yang diharuskan operasi batu empedu?

Mengutip Mayo Clinic, pasien diharuskan menjalani operasi ini apabila terjadi:

  • pankreatitis (peradangan pankreas),
  • kolangitis (peradangan saluran empedu), atau
  • ketika kantong empedu tidak berfungsi semestinya hingga menimbulkan rasa sakit.

Hal ini bertujuan untuk menghindari risiko efek samping atau komplikasi peradangan kantong empedu (kolesistitis).

Jika tidak muncul gejala batu empedu yang mengganggu, operasi biasanya tidak diperlukan. Dokter akan meresepkan obat penghancur batu empedu seperti ursodiol atau chenodiol.

Dokter juga akan menyarankan prosedur laser shockwave atau extracorporeal shockwave lithotripsy (ESWL) dengan menembakkan gelombang kejut melalui jaringan lunak tubuh sampai batuan empedu pecah.

Berapa besar ukuran batu empedu yang harus dioperasi?

Tidak ada ukuran baku yang menentukan seberapa besar batu empedu perlu dioperasi. Perlu atau tidaknya operasi bergantung pada tingkat keparahan gejala dan risiko komplikasi.

Pemeriksaan sebelum operasi batu empedu

Sebelum menjalani operasi, pasien harus menjalani beberapa tes berikut guna mengetahui seberapa besar dampak batu empedu terhadap kondisi pasien.

  • Pemeriksaan darah.
  • USG perut.
  • Tes MRI HIDA (iminodiacetic hepatobiliary acid) untuk mengambil gambar saluran yang tersumbat dengan menggunakan bahan kimia radioaktif yang dimasukkan ke dalam tubuh.
  • USG endoskopi dengan memasukkan selang endoskopi ke sepanjang saluran pencernaan untuk membuat gambar rinci dari saluran empedu.

Dokter juga akan menanyakan riwayat terkait alergi obat, ada tidaknya gangguan saraf, aktif merokok atau tidak, dan banyak hal lainnya.

Beri tahu dokter jika masih aktif merokok karena biasanya Anda diharuskan berhenti merokok 1 – 2 minggu sebelum operasi untuk menurunkan risiko masalah pernapasan dan komplikasi luka setelah operasi. 

Selain itu, beri tahu dokter bila Anda mengonsumsi obat-obatan, obat herbal, atau suplemen makanan karena beberapa obat mungkin menghambat kinerja operasi dan meningkatkan risiko perdarahan.

Persiapan pasien sebelum menjalani kolesistektomi

rumah sakit di depok

Mendekati jadwal operasi, Anda akan disarankan untuk opname 1 – 2 hari di rumah sakit.

Selama opname, dokter akan menyarankan Anda untuk membersihkan isi perut dengan minum larutan khusus dan puasa makan 8 – 12 jam sebelum operasi.

Meski begitu, pasien kemungkinan masih boleh minum satu sampai dua teguk air untuk minum obat sebelum operasi.

Prosedur operasi batu empedu

Masuk ruang operasi, Anda akan lebih dulu diberikan anestesi melalui cairan intravena (IV) atau infus. Pada beberapa kasus, mungkin dibutuhkan bius di tulang belakang yang diberikan lewat suntikan.

Berdasarkan kondisi Anda, dokter akan melakukan salah satu di antara dua jenis metode operasi berikut.

1. Operasi kolesistektomi terbuka (open cholecystectomy)

Operasi kolesistektomi terbuka (open cholecystectomy)

Operasi kolesistektomi terbuka dilakukan dengan menyayat lapisan kulit (sekitar 13 – 18 cm) untuk memudahkan pengangkatan kantong empedu.

Dokter akan memotong kantong empedu dari salurannya, mengangkat kantong empedu, dan menjepit semua saluran yang berhubungan dengan empedu.

Operasi ini dilakukan bila Anda memiliki masalah kantong empedu parah, gangguan perdarahan, kelebihan berat badan, sedang hamil tua (trimester dua akhir sampai ketiga), atau pernah memiliki jaringan parut maupun komplikasi lain setelah operasi di area perut.

Waktu pemulihan setelah operasi kolesistektomi terbuka cenderung agak lama karena melibatkan sayatan cukup besar. 

2. Operasi kolesistektomi dengan laparoskopi (laparoscopic cholescystectomy)

Operasi kolesistektomi dengan laparoskopi (laparoscopic cholecystectomy)

Kolesistektomi dengan metode laparoskopi merupakan jenis operasi yang minim sayatan dan biasanya hanya membutuhkan durasi waktu 1 – 2 jam.

Saat operasi, dokter akan membuat empat buah sayatan kecil di perut untuk memasukkan alat panjang yang dilengkapi kamera ke dalam area empedu.

Kamera tersebut akan membantu dokter melihat dan mengarahkan gerak laparoskopi di dalam tubuh. Dokter kemudian akan memotong sisi saluran empedu untuk mengeluarkan batu di dalamnya. 

Pemulihan setelah operasi biasanya membutuhkan rawat inap sekitar 1 – 2 hari dulu guna memantau kondisi dan mencegah timbulnya komplikasi.

Efek samping operasi batu empedu

Operasi kolesistektomi sebenarnya prosedur yang terbilang aman dan efektif untuk menghilangkan batu empedu.

Namun, sama seperti prosedur medis lainnya, kedua jenis operasi ini memiliki risiko efek samping bagi beberapa orang, di antaranya:

  • penggumpalan darah,
  • perdarahan,
  • infeksi,
  • kebocoran empedu,
  • cedera pada organ atau jaringan di dekatnya, seperti hati, saluran empedu, dan usus kecil,
  • pembengkakan,
  • kerusakan pada pembuluh darah di sekitarnya,
  • pneumonia, serta
  • masalah jantung.

Meski risiko efek sampingnya terdengar menyeramkan, dokter pasti menyarankan operasi batu empedu setelah mempertimbangkan manfaatnya yang lebih besar untuk Anda.

Tips pemulihan setelah operasi batu empedu

Setelah operasi, Anda biasanya akan disarankan istirahat sebanyak mungkin untuk memulihkan kondisi tubuh.

Hindari mengangkat barang berat atau makan makanan penyebab batu empedu, misalnya makanan yang berlemak, digoreng, atau makanan instan yang siap saji.

Anda juga harus berhati-hati saat beraktivitas di rumah untuk menghindari luka bekas sayatan operasi jadi terbuka dan berdarah. Umumnya, luka akan mengering dan sembuh dalam 4 – 6 minggu setelah operasi.

Namun, Anda tetap harus berhati-hati saat merawat luka bekas operasi di rumah agar terhindar dari infeksi. Berikut adalah hal yang bisa Anda lakukan.

  • Selalu cuci tangan dengan air dan sabun antibakteri sebelum menyentuh luka atau mengganti perban.
  • Jangan mandi dulu, terutama berendam, sebelum luka di perut Anda dilapisi oleh plastik atau plester anti air.
  • Hindari pakai baju yang terlalu ketat atau bahannya terlalu kasar. Ini bisa membuat luka operasi batu empedu tergores dan lama sembuhnya. 
  • Hindari dulu aktivitas yang membahayakan luka operasi seperti mengangkat benda berat atau berenang. 

Apabila ada cairan bening keluar dari luka yang mengering, itu normal. Namun, bila yang keluar cairan nanah atau darah, segeralah konsultasikan kepada dokter.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 12/01/2024

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan