Sebelum dapat diserap oleh tubuh, setiap makanan berlemak yang Anda konsumsi perlu diuraikan lebih dulu dengan bantuan cairan empedu yang tersimpan di dalam kantong empedu. Simak berbagai fakta seputar bagian dan fungsi empedu dalam sistem pencernaan Anda.
Anatomi sistem empedu
Sistem empedu terdiri dari kantong empedu dan berbagai saluran lainnya yang berhubungan dengannya.
Kantong empedu terletak di dalam rongga perut kanan, tepatnya di antara bagian bawah lobus kanan dan lobus quadratus liver.
Dari tampak depan, bagian atas kantong empedu tertutupi oleh liver. Sementara itu, bagian bawahnya berbatasan langsung dengan bagian awal usus 12 jari.
Kantong empedu memiliki kapasitas penyimpanan sebesar 30 – 50 mililiter.
Mengutip situs MUSC Health, organ berbentuk buah pir ini terbagi menjadi tiga bagian utama, yaitu sebagai berikut.
- Fundus. Bagian ujung kantong yang berbentuk melingkar. Fundus memanjang ke bagian bawah hati dan terlihat dari tampak depan.
- Badan. Ini adalah bagian yang paling besar. Permukaannya berbatasan dengan bagian bawah hati, usus halus, dan usus besar.
- Leher. Bagian leher adalah penghubung antara badan dan percabangan saluran empedu. Pada penderita penyakit batu empedu, biasanya di sinilah tempat berkumpulnya batu.
Cairan empedu yang dihasilkan nantinya akan dialirkan menuju usus melalui saluran yang disebut pohon biller.
Kantong empedu terhubung langsung dengan saluran ini. Selain itu, pohon biler memiliki percabangan lain menuju hati dan pankreas.
Pembentukan dan pengeluaran cairan empedu
Pembentukan cairan empedu terjadi di dalam sel hati (liver). Sel hati pertama-tama membentuk garam empedu dari kolesterol.
Reaksi antara kolesterol dan berbagai zat dalam sel hati menghasilkan air dan senyawa ber-pH netral yang disebut garam empedu.
Garam empedu lalu bercampur dengan air, kolesterol, mineral tembaga, serta bilirubin membentuk cairan empedu.
Bilirubin adalah pigmen (zat pewarna) yang terbentuk setelah hati merombak sel darah merah yang sudah tua.
Hasil pencampuran bahan-bahan tersebut lalu ditampung sementara dalam kantong empedu.
Dalam sehari, organ hati bisa memproduksi sekitar 500 – 1.000 mililiter empedu. Nantinya, cairan ini akan dipekatkan dalam kantong empedu sampai 10 kali lebih padat.
Ketika hasil pencernaan makanan dari lambung memasuki usus, asam dari makanan akan merangsang pelepasan hormon sekretin dan kolesistokinin.
Keduanya memicu reaksi sebagai berikut.
- Sekretin merangsang saluran empedu untuk mengeluarkan bikarbonat dan air. Cairan empedu pun bertambah banyak sehingga mengalir menuju usus.
- Kolesistokinin merangsang gerakan otot kantong dan saluran empedu untuk mengeluarkan lebih banyak cairan menuju usus.
Fungsi cairan empedu
Secara umum, ada dua fungsi empedu bagi manusia, yakni membantu penguraian lemak dan membantu fungsi hati dalam pengeluaran zat sisa metabolisme dari dalam tubuh.
Jika ditelaah lebih lanjut, berikut berbagai fungsi cairan empedu bagi tubuh Anda.
1. Membantu kerja enzim pencernaan
Lambung biasanya sangat asam karena sel-sel lambung memproduksi asam klorida (HCl) untuk membantu pencernaan makanan.
Sementara itu, enzim pencernaan dapat bekerja dengan baik dalam lingkungan dengan PH yang tidak terlalu asam.
Nah, cairan empedu dapat membantu kerja enzim pencernaan dengan menetralkan lingkungan lambung yang terlalu asam.
Ini karena empedu memiliki sifat cenderung basa dengan pH antara 7,5 – 8,05. Cara kerjanya adalah dengan menyerap molekul air dan bikarbonat yang ada di sekitarnya.
Hal ini menurunkan konsentrasi empedu sehingga membuatnya menjadi lebih encer. Namun, pH-nya menjadi lebih basa dibandingkan saat berada dalam kantong empedu.
Begitu empedu memasuki lambung, pH-nya yang tinggi membuat pH lambung naik. Dengan pH yang dimilikinya, empedu membantu kinerja enzim pencernaan dengan cara menetralisir lingkungan lambung yang asam.
Cairan ini juga menciptakan kondisi basa yang membuat kerja enzim pencernaan menjadi lebih optimal.