backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Refluks Empedu

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 01/12/2023

Refluks Empedu

Refluks di organ pencernaan bukan hanya terjadi akibat kenaikan asam lambung, melainkan juga cairan empedu. Hanya saja, refluks empedu berbeda dengan penyakit pada lambung seperti GERD. Simak selengkapnya di sini!

Apa itu refluks empedu?

Refluks empedu adalah kondisi ketika cairan empedu mengalir kembali ke perut. Pada beberapa kasus, cairan pencernaan yang dihasilkan hati ini mengalir kembali ke kerongkongan. 

Penyakit empedu ini dapat disertai dengan kenaikan asam lambung ke kerongkongan yang menyebabkan GERD. Penyakit GERD merupakan masalah pencernaan yang bisa menyebabkan iritasi dan peradangan pada kerongkongan. 

Berbeda dengan refluks asam lambung, gangguan pencernaan ini memerlukan perawatan intensif dari dokter. Bila diperlukan, dokter mungkin akan merekomendasikan operasi. 

Seberapa umum kondisi ini?

Refluks empedu merupakan penyakit yang jarang terjadi pada orang sehat. Kondisi ini biasanya lebih parah pada orang dengan penyakit GERD, terutama yang juga memiliki riwayat Barrett’s esophagus

Tanda-tanda dan gejala refluks empedu

Meski berbeda, refluks empedu memiliki gejala yang mirip dengan refluks asam lambung, sehingga akan sulit untuk membedakan keduanya. 

Ada pun sederet gejala kembalinya cairan empedu ke perut, yaitu: 

  • nyeri perut bagian atas
  • mulas yang disertai sensasi terbakar di tenggorokan, 
  • mulut terasa asam
  • mual, 
  • muntah cairan kuning kehijauan (empedu), 
  • batuk atau suara terdengar serak, dan 
  • penurunan berat badan tiba-tiba. 

Kapan harus periksa ke dokter? 

Bila Anda sering mengalami salah satu atau lebih gejala yang disebutkan, segera periksakan diri ke dokter, terutama ketika berat badan turun tiba-tiba. 

Jika Anda menderita GERD dan tidak menerima penanganan yang tepat, hubungi dokter. Pasalnya, Anda mungkin membutuhkan perawatan tambahan untuk masalah empedu ini. 

Penyebab refluks empedu

Cairan empedu memainkan peranan penting dalam pencernaan lemak dan menghilangkan sel darah merah, serta racun dari tubuh. Cairan ini dihasilkan di hati dan disimpan di kantong empedu Anda. 

Konsumsi makanan berlemak meski hanya sedikit ternyata bisa memicu pelepasan empedu. Cairan ini dapat mengalir melalui tabung kecil ke bagian atas usus kecil Anda (duodenum). 

Ada pun beberapa penyebab kembalinya cairan empedu berdasarkan lokasi tujuannya. 

1. Refluks empedu ke perut

Empedu dan makanan akan bergabung di duodenum dan masuk ke usus kecil Anda. Lalu, katup pilorus, yaitu cincin otot berat pada saluran perut biasanya hanya terbuka sedikit. 

Hal tersebut cukup untuk melepaskan sekitar 3,75 milimeter, tetapi seharusnya cairan pencernaan tidak dapat kembali ke dalam perut. 

Pada kasus refluks empedu, katup tidak dapat menutup dengan benar, sehingga empedu kembali ke perut. Akibatnya, peradangan pada lapisan lambung (gastritis) pun terjadi. 

2. Refluks empedu ke kerongkongan

Tidak hanya ke perut, cairan empedu bisa kembali menuju kerongkongan akibat katup otot sfingter organ esofagus bagian bawah tidak bekerja dengan baik. 

Sfingter esofagus bagian bawah bertugas memisahkan kerongkongan dan lambung. Katup ini harusnya terbuka cukup lama untuk memungkinkan makanan masuk ke perut. 

Namun, kekuatan katup yang melemah dapat menyebabkan empedu mengalir kembali ke kerongkongan. 

Faktor risiko refluks empedu

Meski orang sehat memiliki risiko yang rendah terhadap kembalinya empedu ke kerongkongan atau perut, ada sejumlah kondisi yang dapat meningkatkan risiko tersebut. 

1. Komplikasi pembedahan

Bila Anda pernah menjalani operasi perut, terutama ketika diangkat total atau sebagian lambung, hal ini bisa memicu refluks empedu. 

Bahkan, orang yang pernah menjalani operasi bypass lambung untuk menurunkan berat badan dan operasi kandung empedu pun berisiko mengalami hal yang sama. 

2. Tukak lambung

Selain operasi, tukak lambung dapat memicu kembalinya empedu ke kerongkongan. Pasalnya, ulkus peptikum menyumbat katup pilorus, sehingga tidak membuka atau menutup dengan benar. 

Makanan yang berada di perut nantinya memicu tekanan pada lambung. Akibatnya, empedu dan asam lambung kembali ke kerongkongan. 

Komplikasi refluks empedu

efek samping jamur Lingzhi mual

Meski gejalanya mirip, refluks empedu membutuhkan penanganan yang lebih dari sekadar pola makan daripada refluks asam lambung. Hal ini dikarenakan pengobatan yang tidak tepat bisa memicu sejumlah komplikasi yang serius. 

1. Barrett’s Esophagus

Barrett’s Esophagus merupakan kondisi yang terjadi akibat terkena asam lambung atau asam empedu terlalu lama. Kedua cairan ini bisa merusak jaringan kerongkongan bagian bawah. 

Akibatnya, kerusakan sel-sel kerongkongan meningkatkan risiko kanker. Itu sebabnya, Anda perlu memeriksakan diri ke dokter begitu merasakan salah satu gejala dari refluks empedu. 

2. Kanker kerongkongan

Pada kasus yang parah, kembalinya cairan empedu ke kerongkongan bisa menyebabkan kanker kerongkongan. Kondisi ini mungkin tidak terdiagnosis cukup parah, tetapi ada baiknya untuk tetap berkonsultasi dengan dokter.

3. GERD

GERD termasuk komplikasi refluks lambung yang sering terjadi karena empedu dapat bercampur dengan asam. Sementara itu, empedu sering jadi penyebab pasien GERD tidak merespons dengan baik terhadap obat penekan asam dengan dosis tinggi.

Diagnosis refluks empedu

Pada dasarnya, pemeriksaan kembalinya empedu ke perut diawali dengan menanyakan riwayat kesehatan Anda. Namun, dokter akan memerlukan pemeriksaan lanjutan untuk membedakan antara masalah asam lambung dengan empedu. 

Beberapa tes tambahan yang diperlukan: 

  • endoskopi
  • tes probe pengukur asam, dan 
  • tes untuk mengukur kembalinya gas atau cairan kembali ke kerongkongan. 

Pengobatan refluks empedu

Perubahan gaya hidup dan obat mungkin efektif untuk mengatasi refluks asam lambung. Sayangnya, hal ini tidak berlaku pada refluks empedu.

Tingkat keberhasilan pengobatannya pun cukup rendah, sebagian karena kesulitan mendiagnosis penyebabnya.

Meski begitu, dokter biasanya merekomendasikan sederet perawatan di bawah ini untuk meredakan gejala kembalinya empedu ke perut atau kerongkongan. 

1. Obat-obatan 

Berikut beberapa daftar obat-obatan untuk mengatasi refluks empedu yang dianjurkan dokter. 

  • Asam ursodeoksikolat untuk mengurangi frekuensi dan keparahan gejala. 
  • Sukralfat untuk menebalkan pelindung lapisan lambung dan kerongkongan terhadap cairan empedu. 
  • Sekuestran asam empedu untuk mengganggu sirkulasi empedu, tetapi diklaim kurang efektif dan memicu efek samping yang parah. 

2. Operasi

Bila obat-obatan kurang efektif meredakan gejala yang dialami, dokter akan menganjurkan operasi untuk meredakan risiko kanker. Berikut jenis-jenis operasi yang direkomendasikan. 

  • Terapi pengalihan untuk membuat koneksi baru untuk mengalihkan empedu dari perut, tepatnya lebih jauh ke bawah di usus kecil. 
  • Operasi anti-refluks untuk membungkus bagian lambung yang paling dekat dengan kerongkongan, sehingga katupnya lebih kuat.  

Perlu diingat bahwa tingkat keberhasilan operasi akan berbeda pada setiap orang tergantung kondisi kesehatannya. Jadi, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter terkait manfaat dan risiko dari operasi yang dijalani.

3. Perubahan gaya hidup

Meski dinilai cukup efektif, perubahan gaya hidup berikut ini ternyata penting untuk pasien refluks empedu yang menderita GERD.

  • Berhenti merokok.
  • Makan dalam porsi kecil.
  • Menunggu dua hingga tiga jam setelah makan.
  • Membatasi makanan berlemak.
  • Menghindari minuman berkafein, buah sitrus, dan makanan manis.
  • Membatasi atau menghindari alkohol.
  • Menurunkan berat badan berlebih.
  • Mengelola stres dengan teknik pernapasan, meditasi, atau yoga. 

Bila memiliki pertanyaan lebih lanjut, silakan diskusikan dengan dokter guna memahami solusi yang tepat untuk Anda.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 01/12/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan