backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan

Pilihan Obat untuk Menghancurkan Batu Empedu

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    Pilihan Obat untuk Menghancurkan Batu Empedu

    Batu empedu merupakan satu dari sekian banyak penyakit yang menyerang sistem pencernaan. Batuan ini terbentuk di kantong empedu akibat kolesterol maupun bilirubin yang berlebihan. Bila tidak segera diobati, kondisinya akan semakin bertambah parah. Lantas, apa saja obat yang biasanya diminum sebagai penghancur batu empedu? Yuk, lihat rekomendasinya berikut ini.

    Obat untuk meredakan gejala batu empedu

    Obat batuk rejan antibiotik

    Kantong empedu merupakan wadah berisi cairan empedu. Cairan ini nantinya berfungsi untuk mencerna lemak, salah satunya kolesterol. Ketika jumlah kolesterol lebih banyak dibanding cairan empedu, kolesterol akan tertinggal, mengendap, dan akhirnya menjadi batuan.

    Adanya batu empedu inilah yang nantinya akan menimbulkan berbagai gejala mengganggu, seperti nyeri perut kanan atas hingga menembus ke punggung, disertai dengan mual dan muntah.

    Tanpa pengobatan yang tepat, gejala bisa bertambah parah. Bahkan, menimbulkan komplikasi, seperti kolesistitis (radang kantong empedu) atau pankreatitis (radang pankreatitis). Menurut Winchester Hospital, agar terhindar dari gejala batu empedu yang parah dan komplikasinya, beberapa obat bisa dijadikan andalan, di antaranya:

    1. Obat pereda nyeri

    Obat ini tidak bekerja sebagai penghancur batu empedu, melainkan sebagai pereda gejala rasa sakit di perut dan punggung. Ada banyak obat pereda nyeri yang tersedia di apotek maupun toko baik dan bisa didapat baik dengan atau tanpa resep dokter.

    Jenis obat pereda nyeri akibat batu empedu yang biasanya menjadi pilihan pertama adalah acetaminophen. Jika obat ini tidak cukup ampuh obat jenis NSAID (antiinflamasi nonsteroid) bisa dijadikan sebagai pengganti, seperti aspirin, naproxen (Aleve), ibuprofen (Advil, Motrin), diclofenac, atau ketorolac.

    Bila obat yang disebutkan tidak juga ampuh meredakan rasa nyeri, dokter akan meresepkan obat NSAID dengan dosis yang lebih tinggi.

    Meskipun umumnya bisa didapatkan tanpa resep, obat ini tetap memiliki efek samping, seperti sakit perut, pusing, sakit kepala, dan perdarahan pada lapisan perut.

    2. Sequestrant bile acids

    Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa kolesterol yang berlebihan adalah penyebab dari batu empedu. Oleh karena itu, obat untuk menurunkan kadar kolesterol jahat di dalam tubuh bisa dijadikan perawatan. Salah satunya adalah obat sequestrant bile acids, seperti cholestyramine (Questran, Prevalite), colestipol (Colestid, Flavoured Colestid), dan colesevelam (Welchol).

    Obat batu empedu ini bekerja dengan mengikat asam empedu di usus dan meningkatkan pembuangan asam empedu di feses. Dengan begitu, ini akan mengurangi jumlah asam empedu kembali ke hati dan merangsang hati memproduksi lebih banyak asam empedu pengganti.

    Agar produksi asam empedu meningkat, hati akan menggunakan lebih banyak kolesterol. Itulah sebabnya, kadar kolesterol dalam darah dapat menurun setelah minum obat ini.

    Dosis rendah dari obat batu empedu ini dapat menurunkan kadar kolesterol sebanyak 10 hingga 15 persen. Sementara untuk dosis tinggi, kadar kolesterol dapat berkurang sebesar 25 persen. Seperti obat lain, sequestrant bile acids juga menimbulkan efek samping, seperti sembelit, diare, dan heartburn.

    Bila Anda menggunakan obat warfarin, obat ini harus diminum 1 jam sebelum atau 4 hingga 6 jam setelahnya.

    3. Ursodiol (Ursodeoxycholic acid)

    Obat penghancur batu empedu adalah ursodiol (Ursodeoxycholic acid). Biasanya, obat digunakan jika ukuran batuan empedu tidak lebih dari 20 mm.

    Obat ini dapat dan perlu digunakan selama berbulan-bulan untuk mencegah kekambuhan.

    Obat ini biasanya digunakan secara bersamaan dengan obat sequestrant bile acids karena tidak penyerapannya akan terganggu. Selain itu, ursodiol juga dapat menyebabkan efek samping, seperti diare dan ruam pada kulit.

    4. Chenodiol (Chenodeoxycholic acid)

    Obat ini sangat umum digunakan sebagai penghancur batu empedu. Namun, tidak semua orang bisa menggunakan obat ini, terutama mereka yang punya masalah pada hati. Begitu juga dengan ibu hamil dan ibu menyusui karena dapat menyebabkan cacat lahir dan mengalir ke ASI.

    Bila batuan empedu sudah menyebabkan peradangan pada pankreas, obat ini juga perlu dihindari. Obat ini perlu diminum sampai batu empedu benar hancur, namun tidak lebih dari 2 tahun.

    Efek samping yang mungkin terjadi selama penggunaan chenodiol adalah sakit perut dan sel darah putih rendah. Oleh karena itu, selama masa perawatan chenodiol, Anda perlu melakukan tes darah secara rutin.

    5. Antibiotik

    Antibiotik digunakan sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit akibat infeksi bakteri. Nah, batu empedu memang bukan disebabkan oleh infeksi bakteri, sehingga tidak menggunakan obat ini. Akan tetapi, jika batu empedu sudah menyebabkan komplikasi, dokter biasanya akan meresepkan antibiotik.

    Batuan empedu yang menyebabkan penyumbatan bisa menjadi “markas’ bagi bakteri untuk berkembang biak. Akibatnya, bakteri akan menginfeksi dan menyebabkan peradangan. Kondisi inilah yang perlu diatasi dengan antibiotik. Obat ini juga diberikan setelah Anda menjalani operasi batu empedu.

    Perlu diketahui bahwa batu empedu merupakan penyakit yang butuh penanganan dokter. Oleh karena itu, sebelum menggunakan obat, konsultasikan lebih dahulu pada dokter. Terlebih tidak semua orang cocok menggunakan obat yang sama karena tubuh memberikan reaksi yang berbeda-beda pada pengobatan tertentu.

    Anda juga perlu konsultasi ke dokter jika obat yang diminum menimbulkan efek samping mengganggu. Dokter akan meresepkan obat lain yang lebih aman namun dengan fungsi yang sama.

    Perawatan jika obat batu empedu tidak ampuh

    operasi kanker kulit

    Bila obat-obatan batu empedu yang disebutkan di atas tidak meredakan gejala, dokter akan merekomendasikan perawatan lain, di antaranya:

    • Extrotorporeal shock-wave lithotripsy (ECSWL). Perawatan untuk memecah batu empedu dengan menggunakan gelombang kejut melalui jaringan lunak di tubuh. Biasanya prosedur ini dilakukan ketika batu empedu berdiameter kurang dari 2 cm.
    • MTBE (methyl tertiary-butyl ether). Perawatan dengan menyuntikkan zat pelarut metil tersier-butil eter untuk melarutkan batu empedu. Sayangnya, perawatan ini bisa menimbulkan sensasi terbakar yang parah.
    • Kolesistostomi perkutan (PC). Prosedur ini menggunakan jarum untuk menarik cairan di kantong empedu dan memasukkan kateter melalui kulit untuk mengalirkan cairan. Setelahnya, operasi pengangkatan kantong empedu atau menempatkan stent endoskopik di antara kantong empedu dengan saluran pencernaan.

    Sama seperti menentukan obat batu empedu, pemilihan perawatan yang tepat harus dievaluasi terlebih dahulu. Dokter mungkin akan meminta Anda melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan perawatan yang tepat dengan mempertimbangkan manfaat dan efek samping yang mungkin ditimbulkan.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan