Berbeda dari kemampuan bahasa balita dan anak yang lebih tua, tangisan menjadi satu-satunya cara bayi berkomunikasi di awal kehidupannya. Namun, seiring berjalannya waktu, perkembangan bahasa bayi sudah mulai mengalami kemajuan.
Meski masih cenderung menangis, tangisannya beragam dan mulai bisa dibedakan kapan ia lapar atau merasa bosan. Untuk lebih jelasnya, berikut perkembangan bahasa pada bayi yang perlu diketahui di tahun pertamanya.
Apa itu perkembangan kemampuan bahasa bayi?
Kemampuan bahasa bayi adalah keterampilan yang dimiliki bayi untuk berbicara atau berkomunikasi dengan orang lain. Hal ini sejalan dengan perkembangan bayi sesuai usianya.
Sama seperti perkembangan motorik bayi, kemampuan sensorik, kecerdasan emosional, dan perkembangan kognitif bayi, perkembangan bahasa bayi juga berlangsung secara bertahap.
Usia awal ini memungkinkan otak bayi untuk menyerap bahasa sekaligus melatih kemampuan berkomunikasinya.
Hanya saja, perlu diketahui pula bahwa setiap anak ada kemungkinan akan berkembang dengan waktu yang berbeda-beda.
Itu sebabnya, perhatikan dan latih perkembangan kemampuan bahasa bayi guna memudahkannya dalam berkomunikasi.
Umur berapa bayi bisa mulai bicara?
![bahasa bayi](https://cdn.hellosehat.com/wp-content/uploads/2020/01/Ciri-ciri-Diare-Kronis-pada-Bayi.jpg)
Pada waktu bayi baru lahir, biasanya ia lebih banyak menangis sebagai cara mengekspresikan emosi yang ia rasakan.
Seiring perkembangan serta pertumbuhan bayi, ia akan mulai mengeluarkan ocehan-ocehan seperti ingin menyampaikan sesuatu setelah berusia 2—3 bulan pertama.
Perkembangan bahasa bayi akan terus berlanjut hingga bayi bisa bicara kata pertamanya, misalnya “mama” atau “papa”, yakni sekitar usia 9—12 bulan.
Mulai sejak itulah bayi akan lebih sering mengoceh guna menggambarkan apa yang ia lihat, dengar, rasakan, pikirkan, dan inginkan.
Tahap perkembangan kemampuan bicara bayi
Berikut beberapa tahapan atau fase bicara pada bayi.
1. Tahapan 1: Tangisan
Bayi telah menangis bahkan sejak lahir. Ketika baru lahir, tangisan bayi menandakan bahwa paru-parunya terisi oleh udara.
Ternyata, tangisan merupakan salah satu refleks dari bayi terhadap lingkungan luarnya. Ada berbagai macam pula jenis tangisan bayi, yaitu berikut ini.
- Menangis biasa. Ciri tangisan ini adalah ada pola yang biasanya terdiri dari suara tangis itu sendiri, jeda beberapa saat, dan bunyi siulan pendek. Tangisan biasa juga biasanya terdengar lebih nyaring daripada tangisan lainnya.
- Menangis karena marah. Saat bayi menangis karena marah, suara tangisan akan terdengar seperti saat ada udara yang dipaksa masuk ke tenggorokan.
- Menangis karena sakit. Biasanya suara tangisan bayi terdengar sangat keras dan ada kalanya bayi menahan napas. Oleh karena itu, jangan dibiarkan jika si Kecil mengalami tangisan yang satu ini.
2. Tahapan 2: Ocehan
Mengoceh atau cooing pada bayi biasanya terjadi pada usia sekitar 1—2 bulan.
Tahap perkembangan bahasa bayi yang satu ini memperlihatkan bahwa suara dari ocehannya terbentuk dari suara udara yang diolah di tenggorokan.
Perlu diketahui apabila bayi biasanya mengoceh ketika merasa senang saat berada di sisi orang yang merawatnya.
Menariknya, di masa ini bayi sudah mulai belajar bahasa melalui mengenali kata-kata yang ia dengar dari orang di sekitarnya.
3. Tahapan 3: Celotehan (babbling)
Celoteh merupakan hasil penyempurnaan dari ocehan. Celoteh sendiri adalah hasil penggabungan huruf mati dan huruf hidup, seperti “da”, “ma”, “uh”, dan “na”.
Bayi bisa mulai berceloteh sekitar usia 6 bulan. Seperti di perkembangan usia 4 bulan ke atas, bayi mulai bicara dengan meniru apa yang didengarnya.
Di usia ini juga, si Kecil belajar untuk mengucapkan kata-kata dengan vokal yang sama, seperti “bababa”, atau “yayaya”.
Meski upaya bayi untuk bicara terdengar masih asal dan belum masuk akal, tapi ia akan tetap mengulanginya berkali-kali.
Hal ini karena ia sedang bereksperimen menggunakan lidah, langit-langit mulut, serta pita suaranya.
Fakta menarik
Pada bayi tunarungu yang dilahirkan dari keluarga tunarungu yang menggunakan bahasa isyarat, bayi akan cenderung melakukan celotehan dengan tangan dan jarinya. Perkembangan bahasa bayi ini juga akan muncul dalam waktu yang sama dengan bayi lainnya yang menggunakan suara dalam berceloteh, yaitu sekitar usia 6 bulan.
4. Tahapan 4: Munculnya kata pertama
Sebelum bisa berbicara dengan lancar, bayi sebenarnya telah memahami kata-kata yang belum bisa mereka ucapkan.
Seperti halnya ketika bayi sudah mampu mengetahui namanya sendiri pada perkembangan bayi usia 5 bulan atau 6 bulan.
Di usia 6 bulan juga biasanya bayi mulai tahu namanya sendiri dan merespons atau menengok ketika ada yang memanggilnya.
Memasuki usia 7 bulan, ucapan bayi mulai terdengar masuk akal. Pasalnya, ia sedang berusaha mencoba nada dan pola bicara seperti apa yang diucapkan orang-orang terdekatnya, walaupun masih belum tepat.
Kemampuan bicaranya juga akan semakin baik karena si Kecil tidak sekadar bicara, melainkan berusaha mengaitkan suatu makna dengan dirinya secara bertahap.
Contohnya, Anda akan mendengar kata pertamanya yang mudah diucapkan tapi mengandung makna, yakni “mama” atau “papa”.
Perkembangan bahasa bayi ini kemungkinan akan terjadi pada usia 8 bulan hingga usia 11 bulan.
Selanjutnya, akan terus muncul kata-kata menarik dengan pengucapan yang mudah dari si Kecil.
Proses ini akan berlanjut seterusnya seiring dengan bantuan orang di sekitarnya yang mengajaknya bicara.
Pentingnya orangtua mengajak bayi bicara
![bahasa bayi](https://cdn.hellosehat.com/wp-content/uploads/2019/11/kemampuan-motorik-kasar.jpg)
Selama satu tahun sejak si Kecil lahir, pasti ada banyak sekali hal-hal baru yang ia coba pelajari, salah satunya adalah cara berkomunikasi.
Saat sang buah hati tersenyum, tertawa, atau sekadar mengoceh memanggil Anda dengan sebutan ‘mama’ atau ‘bubu’, itu adalah caranya sendiri untuk mengajak Anda mengobrol.
Melalui baby talk atau bahasa bayi tersebut, si Kecil berharap Anda akan menjawab ocehannya kembali dengan tersenyum, bernyanyi, atau membacakan buku.
Berkomunikasi dengan sang buah hati adalah fase penting pada masa-masa awal ia lahir dan selama tumbuh kembangnya.
Anda sebaiknya memusatkan perhatian pada perkembangan kemampuan berbicara dan berbahasa si Kecil karena hal tersebut berhubungan dengan banyak hal.
Beberapa manfaat cara melatih bayi bicara mulai dari perkembangan kemampuan membaca, menulis, serta ikatan batin dengan si Kecil kelak di kemudian hari.
Bagaimana cara melatih perkembangan bahasa bayi?
Agar tidak terlambat bicara dan kemampuan bahasa bayi bisa semakin optimal, Anda perlu mengasahnya sejak dini. Tak perlu bingung, beberapa tips berikut ini bisa Anda terapkan.
1. Usia 0—6 bulan
Begini tips melatih perkembangan kemampuan bahasa bayi usia 0—6 bulan.
- Bicara dengan bayi. Meski mungkin si Kecil belum sepenuhnya mengerti, tapi cara ini membuatnya paham bahwa Anda sedang mengajaknya berkomunikasi. Dikutip dari Pregnancy Birth & Baby, usahakan untuk menatap mata si Kecil selama Anda berbicara dengannya.
- Jelaskan hal yang dilakukan dengan bayi. Misalnya, saat akan mengajak mandi, Anda dapat mengatakan, “Sudah jam segini, kita mandi dulu ya sayang. Enak nih pakai air hangat.” Lalu bisa dilanjutkan dengan, “Sudah mandi, sudah wangi, sudah cantik (atau ganteng) sekarang kita minum susu ya, Nak.”
2. Usia 7—11 bulan
Sementara untuk bayi usia 7—11 bulan, begini tips melatih kemampuan perkembangan bahasa si Kecil agar ia cepat bicara.
- Bacakan cerita untuk bayi. Karena si kecil belum mampu membaca, Anda bisa menggunakan buku cerita yang didominasi dengan gambar-gambar menarik. Sembari membacakan cerita, jelaskan satu per satu pada si Kecil nama dari setiap gambar di dalam buku ceritanya.
- Lebih sering menyebut “papa” dan “mama”. Agar ia lebih kenal dengan orangtuanya, coba sebutlah diri Anda dan pasangan dengan panggilan tertentu. Setiap kali Anda mengajaknya bicara, Anda bisa mengatakan “Yuk, kakak ganti popok dulu sama Mama.” Mulai biasakan juga untuk memanggil sebutan tersebut pada pasangan Anda saat sedang bersama si Kecil.
- Mengulang kata tertentu. Sering-seringlah tersenyum dan melihat muka bayi saat mengajarkannya suatu kosakata. Misalnya, Anda hendak mengajarinya untuk mengenal kata ‘makan’, maka Anda harus mengulangi kata tersebut sepanjang hari agar cepat diserap oleh otak si Kecil.
Jika ada tanda yang mengkhawatirkan dari perkembangan bahasa bayi Anda, jangan ragu untuk berkonsultasi kepada dokter.
Meskipun perkembangan bahasa pada bayi atau anak berbeda-beda, tapi memeriksakan anak ke dokter sedini mungkin adalah pencegahan terbaik untuk mengetahui apakah si Kecil mengalami kesulitan berbicara.
Kesimpulan
- Perkembangan bahasa pada bayi dimulai sejak baru lahir dan berlangsung secara bertahap seiring bertambahnya usia.
- Bayi mulai mengenali suara, intonasi, dan kata-kata sederhana dari lingkungan sekitar, terutama melalui interaksi dengan orangtua dan pengasuh.
- Pada usia beberapa bulan, mereka mulai mengoceh sebagai bentuk awal komunikasi, yang kemudian berkembang menjadi kata-kata sederhana dan lebih kompleks.
- Stimulasi yang konsisten, seperti berbicara, bernyanyi, dan membacakan cerita, sangat penting untuk mendukung perkembangan bahasa bayi.
- Proses ini tidak hanya membantu bayi belajar berkomunikasi, tetapi juga memperkuat ikatan emosional dengan orangtua.
[embed-health-tool-baby-poop-tool]