backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Waspadai Tetanus Neonatorum yang Menyerang Bayi Baru Lahir

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 29/03/2022

    Waspadai Tetanus Neonatorum yang Menyerang Bayi Baru Lahir

    Beberapa dari Anda mungkin pernah atau sering mendengar istilah penyakit tetanus. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja dari segala usia. Bahkan, penyakit infeksi ini pun bisa terjadi pada bayi baru lahir atau yang kemudian dikenal dengan istilah tetanus neonatorum. Bagaimana tetanus neonatorum bisa terjadi? Ketahui faktanya melalui ulasan berikut.

    Apa itu tetanus neonatorum?

    nitrogen oksida

    Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada bayi baru lahir.

    Tetanus itu sendiri merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani. 

    Bakteri ini menyerang otot dan saraf penderitanya melalui luka yang terbuka.

    Hal ini menyebabkan berbagai gejala yang terkait dengan otot dan motorik tubuh.

    Pada bayi baru lahir, bakteri penyebab tetanus umumnya menginfeksi tubuh melalui tali pusar.

    Biasanya, ini terjadi bila tali pusar dipotong menggunakan alat yang tidak steril saat proses melahirkan.

    Bila ini terjadi, otot dan sistem saraf bayi bisa terganggu. Ini merupakan salah satu penyebab kematian bayi baru lahir, terutama di negara berkembang.

    Meski begitu, tetanus merupakan penyakit yang dapat dicegah.

    Melakukan tindak pencegahan sejak dini dapat membantu mencegah tetanus neonatorum pada bayi Anda.

    Apa gejala tetanus neonatorum pada bayi?

    Gejala tetanus neonatorum umumnya muncul saat bayi berusia 3-14 hari.

    Pada hari-hari pertama setelah dilahirkan, bayi umumnya tetap terlihat sehat dan dapat menyusu seperti biasa.

    Adapun gejala yang muncul umumnya seperti berikut.

    • Otot bayi kaku, terutama pada leher, rahang, dan batang tubuh, hingga menyebabkan punggung bayi melengkung dan menegang dengan posisi kepala tertahan ke belakang atau disebut opisthotonos.
    • Wajah bayi meringis dan gelisah.
    • Bayi menangis terus menerus.
    • Tidak dapat mengisap atau menyusu dengan baik.
    • Bayi kejang yang dipicu oleh rangsangan suara, cahaya, atau sentuhan.

    Apa penyebab tetanus neonatorum?

    sakitnya melahirkan

    Seperti penjelasan sebelumnya, penyakit tetanus disebabkan oleh infeksi bakteri Clostridium tetani yang masuk melalui luka terbuka.

    Bakteri ini sendiri biasanya ditemukan di tanah atau pada kotoran hewan dan manusia.

    Bakteri Clostridium tetani dapat membuat racun yang membahayakan tubuh bila menginfeksi manusia, termasuk bayi.

    Melalui luka yang terbuka, racun bisa masuk ke tubuh dan menyebar melalui aliran darah, saraf, dan sistem limfatik hingga kemudian sampai ke sistem saraf pusat, termasuk otak dan sumsum tulang belakang.

    Di sistem saraf pusat, racun mengganggu pelepasan neurotransmitter dan menghambat impuls inhibitor (yang berfungsi menghentikan reaksi).

    Akibatnya, kontraksi serta kekakuan otot tak bisa terhindari dan kejang pun dapat terjadi.

    Pada bayi baru lahir, penyebab tetanus neonatorum adalah masuknya bakteri Clostridium tetani akibat proses persalinan yang tidak bersih dan higienis.

    Salah satunya terjadi akibat pemotongan tali pusar yang menggunakan alat tidak steril.

    Penyakit ini lebih mungkin terjadi pada ibu hamil dan bayi dengan kondisi-kondisi berikut.

    • Ibu tidak mendapat vaksin tetanus saat hamil.
    • Tempat yang digunakan saat melahirkan tidak bersih.
    • Tangan atau peralatan yang digunakan saat proses melahirkan tidak steril.
    • Memelihara hewan atau ternak di sekitar rumah.
    • Bayi baru lahir terpapar tanah yang kotor.
    • Praktik medis secara tradisional pada bayi baru lahir, seperti sunat bayi.

    Bagi ibu yang belum mendapat vaksin tetanus saat hamil, risiko tetanus tidak hanya pada bayi, tetapi juga pada ibu hamil tersebut.

    Oleh karena itu, penting bagi ibu untuk mendapatkan vaksin ini saat kehamilan.

    Apa bahaya tetanus pada bayi baru lahir?

    European Centres for Disease Prevention and Control (ECDC) menyebut, berbagai penelitian telah menghubungkan tetanus neonatorum dengan kecacatan neurologis (saraf) pada bayi.

    Melalui berbagai penelitian tersebut ditemukan, tetanus pada bayi baru lahir terkait dengan penyakit cerebral palsy, gangguan psikomotor yang parah, hingga kelainan intelektual dan perilaku.

    Selain itu, ketika racun dari bakteri semakin menyebar, kejang bisa semakin sering terjadi dan bayi bisa mengalami gangguan pernapasan.

    Hal yang paling parah, masalah-masalah tersebut bisa menyebabkan kematian.

    Bagaimana cara mengatasi tetanus neonatorum?

    Transient tachypnea of the newborn atau TTN

    Tetanus merupakan penyakit yang lebih baik dicegah daripada disembuhkan.

    Namun, pada bayi yang mengalami kondisi ini, umumnya dokter akan memberikan obat antibiotik untuk membunuh dan menghentikan pertumbuhan bakteri.

    Selain itu, pemberian tetanus immunoglobulin (TIG) mungkin akan dokter lakukan. Obat ini dapat membantu menetralisir racun yang sudah terlanjur menyebar.

    Bayi Anda juga mungkin akan mendapatkan perawatan untuk mengatasi gejala kejang otot atau gangguan pernapasan yang terjadi.

    Untuk informasi lebih lanjut mengenai pengobatan, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter anak Anda.

    Bagaimana mencegah tetanus neonatorum?

    Cara utama untuk mencegah tetanus pada bayi baru lahir adalah dengan mendapatkan vaksin tetanus saat kehamilan.

    Vaksin tetanus merupakan salah satu jenis vaksin atau imunisasi yang aman untuk ibu hamil dan janin.

    Jenis vaksin ini bisa diberikan kapan pun selama kehamilan.

    Namun, CDC merekomendasikan pemberian vaksin tetanus saat hamil pada usia kehamilan 27 minggu hingga 36 minggu.

    Pemberian vaksin pada waktu tersebut dapat memaksimalkan transfer antibodi dari ibu ke bayi sehingga bisa memberi perlindungan optimal untuk bayi saat lahir nantinya.

    Selain menggunakan vaksin, penggunaan antimikroba topikal dalam perawatan tali pusar juga diyakini dapat mengurangi risiko infeksi pada bayi.

    Bukan cuma tetanus, risiko infeksi bakteri lainnya saat pemotongan tali pusar pun bisa dicegah.

    Tak kalah penting, mencegah tetanus neonatorum juga dapat dilakukan dengan melahirkan bayi dalam kondisi bersih, di tempat yang higienis, serta menggunakan peralatan yang steril.

    Pastikan ibu hamil melahirkan dengan prosedur medis di rumah sakit yang sudah diyakini steril serta melakukan penanganan tali pusar dengan tepat.

    Jangan lupa untuk menjaga kebersihan lingkungan dan rumah serta menjauhkan bayi dan ibu dari hewan peliharaan yang mungkin bisa membawa paparan bakteri.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 29/03/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan